9 - here comes the big boss *dramatic explosion in the background*

1.8K 389 173
                                    

PERTEMUAN dengan Chief Carroll dan pihak kepolisian Geldorie berjalan jauh lebih cepat ketimbang saat Tim Charles berhadapan dengan Chief Ferrano. Lega rasanya, sebab sebagian besar rekan Charles masih pusing dan ingin buru-buru pulang ke kasur masing-masing.

"Semoga kita bisa bekerja sama ke depannya tanpa perlu melibatkan, kau tahu, pasukan khusus pemerintah atau bahkan INESFE sekalipun." Chief Carroll tergelak ketika ia menjabat tangan Charles. "Pasti memalukan."

Charles mengulum senyum sopan. "Kalau keadaannya memburuk, bisa saja."

Setelah melalui beberapa obrolan ringan bersama anggota kepolisian lain, Charles dan timnya diminta menunggu untuk jamuan makan siang. Ramah sekali. Ia berpikir apakah Geldorie, surganya seks bebas dan prostitusi ini, justru berkesempatan paling besar dalam mengibarkan bendera perdamaian selain Distrik Petrova.

Semua berjalan mulus dari pagi hingga siang menjelang. Tidak ada hambatan, penduduk Petrova dan Geldorie berbaur tanpa memandang perbedaan, atau mengungkit-ungkit soal kesembilan distrik yang sedang 'putus hubungan'. Charles lega, mereka mampu mengatur tempo perbincangan cukup baik.

Pada suatu detik yang tak dibutuhkan, Connor menyenggol Charles. "Charles, coba lihat di sana." Ia menunjuk seorang wanita dengan dagunya. "Kenal?"

Detik yang benar-benat tak dibutuhkan, sungguh. Charles harap ia bisa mengabaikan Connor saja, tetapi pandangannya terlanjur bertemu dengan wajah familiar yang ditemuinya semalam di Kasino Benitoite. Itu wanita yang mengajaknya menikah lewat photobooth! Apa yang sedang dilakukannya di sini, duduk bersama Kepolisian Geldorie, dan bertingkah seolah ia mengenal mereka semua? Siapa dia selain ... selain seorang pemabuk patah hati?

Anggota kepolisian? Charles tak habis pikir. Ia harap indra penglihatannya sedang melontarkan lelucon garing alih-alih kenyataan sekarang. "Kalau kau sudah mengenalnya lebih dulu dan masih menyuruhku menghiburnya waktu di pub, Connor, aku bersumpah—"

"Aku tidak mengenalnya," jawab Connor cepat diiringi nada protes. "Lagi pula, sejak kapan menghibur seseorang menjadi sesuatu yang buruk? Jangan bercanda, Kak."

Karena Connor sama sekali tidak membantu, Charles memilih untuk bertindak mengikuti refleksnya: bersembunyi di balik saputangan. "Apa dia ada saat rapat tadi?" bisik Charles.

"Hm, seingatku tidak. Ia baru datang di perjamuan makan siang bersama beberapa polisi lain," sahut Connor.

Charles tahu Chief Carroll tidak sembarang mengundang bawahan untuk makan malam bersama tamu penting seperti ia dan timnya ini. Kalau tidak salah, Chief Carroll hanya akan mengundang para perwira, termasuk lima anggota perwakilan distrik yang akan tergabung dalam pasukan elit Charles. Ia tak tahu harus memilih kejutan yang mana: si wanita berpangkat setara atau lebih tinggi darinya, atau si wanita merupakan calon anggota kelompok khususnya.

"Kau tahu namanya?" Charles kembali berbisik. Namun, ia buru-buru menyesali pertanyaan itu melihat air muka Connor perlahan berubah.

Sang adik menaikturunkan alis. Gayanya yang menyebalkan mengundang tangan Charles untuk meraih garpu dan menodongnya diam-diam. Ancaman kosong itu ditanggapi sebatas kekehan oleh Connor. "Sudah kubilang, aku tak mengenalnya." Ia menjawab seraya mencelupkan kentang tumbuknya ke dalam saus jamur. "Kenapa tidak tanya langsung saja ke orangnya?"

Meja wanita itu berjarak tak terlalu jauh dari meja utama tempat Charles menikmati makan siang. Mungkin, tak ada salahnya menegur, tapi gagasan pura-pura bego dan melupakan hal semalam terdengar lebih menggiurkan.

"Tunggu apa lagi? Sapa dia, ajak mengobrol tentang kejadian semalam dan biarkan itu jadi bahan tertawaan." Connor memberi saran. "Kecuali kalian punya rahasia kecil yang tak mau dibahas, aku tak mau ikut campur."

heart of terrorWhere stories live. Discover now