44 - i'm here to ruin your day

1.3K 292 164
                                    

"CONNOR Kale, tersangka utama yang bertanggung jawab atas kasus teror bom Arterierrn, siang ini dibawa ke Markas Besar Kepolisian Petrova untuk diadili. Sesuai keputusan hakim Pengadilan Tinggi lima hari lalu, hukuman yang akan dijatuhkan kepadanya adalah hukuman tembak mati."

oOo

Lima hari lalu, selain ada pengadilan, terjadi pula perdebatan.

Venom duduk mengelilingi meja makan bundar, tidak berbagi canda tawa seperti biasa, atau bahkan makanan. Suasana hati mereka waktu itu tak ubahnya cuaca buruk. Tidak ada senyum. Ketegangan pekat menggantung di udara.

"Tidakkah kalian sadar kalau kita hanyalah bidak sialan dalam permainan otak bos?" Andromeda masih kukuh mempertahankan poinnya, tidak peduli sudah sebanyak apa protes yang ia terima.

"Kita berusaha membalas budi karena dia menyelamatkan nyawa kita," Lucille bersikeras. Nada suaranya meninggi, ekspresi kian lama kian mendung, mengindikasikan kedatangan badai. "Inikah caramu berterima kasih? Aku mulai berpikir ada beberapa di antara kita yang tidak lagi menyayangi Bos."

"Aku menyayanginya," tukas Andromeda tenang. Pandangan netra toskanya kemudian dilayangkan ke sekeliling meja makan, menatap satu per satu kawan mereka, yang balas menatap tanpa mengurangi intensitas. Andromeda tak pernah merasa sebegini terpojok. "Namun, kenyataannya, kita semua lebih takut ketimbang sayang kepada Connor."

Berpasang-pasang mata sontak membelalak terkejut. Lucille kelihatan luar biasa tersinggung tetapi bungkam sepenuhnya. Ketika Andromeda tidak langsung mendapat respons, detik itulah dia tahu bahwa bukan cuma dirinya yang menyetujui pernyataan kontroversial barusan.

Dehaman canggung memecah keheningan singkat. Max menggeser bangkunya ke belakang, hendak berdiri. "Mari kita tidak usah membicarakan ini sekarang."

Tangan Valor seketika bertumpu di bahunya. "Fuck off. Bos tidak di sini dan sekaranglah saat yang tepat buat membicarakan ... apa pun yang sedang kita bicarakan tentangnya."

Lucille menoleh sambil merengut, seolah-olah menuduh, Kau juga?

Sebaliknya, Andromeda justru memberi anggukan, diam-diam bersyukur atas pembelaan pertama yang didapatkannya, terutama karena pembelaan itu berasal dari Valor.

"Dan kenapa baru sekarang topik ini dibahas?" tanya Jasper tiba-tiba.

"Karena tak pernah terpikirkan oleh kita untuk mendiskusikannya di mansion, atau di mana pun di dekat-dekat Connor, ketika dia sendiri berada dalam jangkauan dan berpotensi datang kapan saja. Sudah kubilang, kita semua takut—"

"Andromeda." Giliran Bellezza yang mencoba. "Connor menyelamatkan kita."

Gelengan. "Dia menyelamatkan lalu meminta kalian balas budi. Kasusku berbeda. Aku tidak perlu membalas budi karena aku tidak pernah butuh bantuan," tandas Andromeda. "Begitu pula Valor, bocah perajin besi dari Metalyon yang hidupnya normal-normal saja. Serta Alpha, yang bakal tetap menjadi kriminal dengan atau tanpa Venom. Kami tak bertemu Connor dalam keadaan sekarat. Kami bergabung sebab kami mau."

Valor tidak menyahut, tetapi semua tahu bahwa diamnya berarti persetujuan. Sementara Alpha tutup mulut karena alasan yang sama sekali lain: dia tidak mau terlibat.

"Sebenarnya," ucap Atlas pelan, "aku juga."

Anak miskin dari Vioren yang diajak menaklukkan negara—masih berkesempatan hidup sekalipun menolak. Tentu saja kau juga, batin Andromeda. Jelas-jelas cuma kita bertiga yang mampu berpikir jernih saat ini.

Jasper menghela napas panjang. "Beruntunglah kalian, kalau begitu," katanya. "Bagi kami yang ditemui Connor dalam keadaan sekarat dan patah arang, inilah satu-satunya pilihan kami untuk berterima kasih."

heart of terrorWhere stories live. Discover now