39 - IS THIS YOUR KING?!

1.1K 278 76
                                    

ZAMAN itu di Negara Arterierrn, masyarakat sudah tidak lagi percaya ramalan. Setidaknya, orang-orang yang intelektual takkan buang-buang waktu untuk mengkhawatirkan hal-hal gaib semacam itu, meski tidak sedikit di antara mereka yang masih suka paranoid usai mendengar cerita horor tentang hantu di kolong ranjang. Dasar manusia.

Seperti kebanyakan orang di zamannya, Laysee Hudson McCarter pun mewarisi sifat yang kurang lebih sama. Dia takut hantu, dia tidak percaya ramalan, dan tidak tertarik pula mengetahui sifat serta peruntungan nasibnya menurut tanggal lahir apalagi golongan darah.

Namun, Laysee bersumpah seseorang tidak perlu menjadi peramal buat menebak isi hati Letnan Charles Kale, sebab terkadang (lebih sering iya ketimbang tidak, asal tahu saja) atasannya itu sangat mudah dibaca.

Letnan Charles adalah pribadi yang kalem, tetapi dia sering menyalurkan emosi lewat latihan tembak di lapangan, sendirian, dan petugas lain tahu ada aturan tak tertulis yang menyatakan supaya mereka tidak mengganggu sang letnan. Letnan Charles boleh saja bilang kalau dia tidak peduli terhadap penampilan, padahal tatanan surai cokelat tuanya yang tersisir rapi ke samping, serta ketiadaan rambut halus di rahangnya, selalu berkata sebaliknya. Laysee juga yakin Letnan Charles takkan mengaku kalau dia suka berhenti di setiap cermin yang ia temui hanya demi mengecek kebersihan seragamnya, terutama saat ia sedang memakai seragam berwarna putih.

Kebiasaan-kebiasaan Charles menempel lekat di benak Laysee sejak pertama kali mereka dipasangkan sebagai rekan kerja. Kemudian secara alami, mereka tanpa sadar menjalin hubungan yang lebih berarti ketimbang rekan kerja belaka, yakni sebagai sepasang sahabat.

Laysee seratus persen yakin ia adalah satu dari sedikitnya insan yang pernah melihat Letnan Charles Kale mengoceh panjang lebar mengenai seekor anjing liar yang ia temui di jalan; sesekali diiringi cegukan, sedangkan wajahnya bersemu merah akibat pengaruh alkohol yang katanya masih belum cukup kuat untuk standar Kale. Dia juga tidak yakin banyak orang pernah melihat Charles marah—bukan amarah dingin yang biasa ia jadikan topeng ketika sedang kecewa, melainkan amarah seseorang yang sudah terlalu lelah. Laysee menemani Charles mengarungi masa-masa berat itu, mendengarkan isakannya yang berusaha ditenggelamkan dalam lipatan lengan.

Ya, layaknya manusia normal, Letnan Charles menangis.

Sebanyak apa pun pelatihan mental yang pernah diterima seseorang, sekuat apa pun mereka berusaha menyembunyikan perasaan, semua itu takkan mengubah sifat kemanusiaan mereka yang paling sejati.

Letnan Charles Kale menangis; ketika berduka, sesekali terharu, dan terutama ketika dia marah, walau hal itu sesungguhnya jarang terjadi. Apa yang Laysee tidak ketahui adalah kepada siapa dia menyalahkan perasaan tersebut: situasi, diri sendiri, atau orang lain?

Entah kapan terakhir kali Laysee melihat Charles marah sedemikian besar hingga meneteskan air mata (mungkin sebelum dan selepas sidang Kasus Retorra), yang jelas ia tidak menduga untuk menyaksikannya kembali dalam waktu dekat.

Waktu dekat yang dimaksud ialah kemarin malam di Markas Besar Kepolisian Petrova. Saat itu, Laysee hendak masuk ke ruangan Letnan Charles guna menyerahkan berkas yang tengah ditentengnya, dan serta-merta dikejutkan oleh kemunculan sosok yang dicari-cari tatkala pintu terbuka sebelum Laysee sempat bersuara.

Jejak tangis tampak jelas di kedua netra Charles yang memerah. Tangisan yang sangat parah; kantung matanya dijamin membengkak keesokan hari.

"Laysee." Letnan Charles menggosok hidungnya, hampir-hampir menolak menemui manik biru Laysee yang menatap penasaran dari balik kacamata.

"Ada apa, Letnan?" tanya Laysee, sepelan dan setenang yang sanggup diucapkannya.

Letnan Charles bergeming sejenak. Keheningan panjang membentang di antara mereka, tetapi Laysee tak kuasa untuk merusaknya karena ia menyadari betapa kuat perjuangan Charles agar bendungan air matanya tidak bocor kembali. Sulit menerka-nerka apakah ia marah atau sedih, Laysee tidak bisa menentukan. Barangkali keduanya.

heart of terrorWhere stories live. Discover now