42 - tracing the sharp edges of you

1.3K 283 83
                                    

HARI-hari pertama Venom di Tortenia berjalan lancar, selancar yang bisa sekelompok teroris dapatkan pada masa pelarian mereka di negara asing. Situasi setidaknya masih bisa bertambah buruk.

Peran Essence sebagai 'wali' diambil alih oleh Lady Emely setelah ia memutuskan kembali ke Arterierrn untuk mengurus perkara tertentu yang menyangkut pekerjaannya. Kepergian sang informan cenderung terburu-buru, seperti habis menerima kabar buruk yang harus segera dituntaskan. Namun, kesemua anggota Venom sepakat supaya tidak terlalu memikirkannya karena dirasa tidak penting-penting amat. Essence pasti buka suara kalau persoalannya di Arterierrn berkaitan dengan Connor.

Benar, 'kan?

(Tidak juga, tetapi mereka tidak perlu tahu.)

Seiring berjalannya waktu, banyak fakta baru yang Venom temukan mengenai wali baru mereka, yakni Lady Emely, yang senantiasa berpenampilan seperti hendak menghadiri pemakaman sekaligus pesta pernikahan selebriti di waktu bersamaan. Tiap setelan merupakan campuran beragam rona hitam, menguarkan aroma parfum mahal yang ditaksir bakal bertahan selama sebulan. Rias wajah selalu penuh dan sanggul pada rambut merah hatinya hampir tidak pernah diurai, begitu pula dengan kacamata hitam yang, kendati merk dan modelnya seringkali berganti-ganti, tidak pernah absen menduduki pangkal hidung mancungnya.

Essence benar: ekstra merupakan kata yang tepat untuk mendeksripsikan Lady Emely.

Di sisi lain yang tidak mengejutkan, wanita paruh baya itu ternyata memegang kendali utama atas organisasi mafia terbesar di dunia kriminal—Diamond Zero. Betapa nama yang ironis, padahal harta kekayaannya tidak tanggung-tanggung. Kapal pesiar serta helikopter yang ia pinjamkan secara cuma-cuma kepada anggota aliansi hanyalah sebagian kecil. Dia membangun mansion dan safe house di berbagai negara demi kepentingan anak-anak buahnya kalau mereka butuh tempat singgah darurat, bahkan dirumorkan mengoleksi binatang-binatang langka dengan tujuan untuk dikembangbiakkan.

Alpha bertanya-tanya mengapa Lady Emely memilih nama Diamond Zero. Kenapa bukan Diamond Million, misalnya?

Dia sempat menyampaikan isi pikirannya kepada Lady Emely, beberapa hari lalu sewaktu Venom diantar mengarungi jalanan bersalju Distrik Northorn menggunakan limosin.

Sang bos mafia cuma tertawa geli. Kacamata hitamnya berkilauan tertimpa cahaya. "Karena, Sayangku," dia berkata sambil mengusap-usap surai cepak Alpha dengan jemari lentik yang terbungkus sarung tangan, "aku milyarder, bukan jutawan."

Tungkai Alpha keburu disenggol kelewat keras sebelum dia sempat mempertanyakan yang sudah jelas: "Ya sudah. Kenapa bukan Diamond Billion?"

Duduk manis di sebelah Alpha, hadirlah Bellezza si pelaku penyenggolan, yang sedikitpun tidak tampak menyesal dan malah mendapat dukungan dari Andromeda serta Lucille yang mengapit kedua sisinya. Tidak ada alasan untuk mengkritik selera seseorang tentang nama, menurut Bellezza, terlebih kalau orang yang dikomentari merupakan penyambung hidup mereka di negara asing sementara yang berkomentar adalah Alpha (ampun, deh).

Perjalanan dari pelabuhan ke area pinggir kota berakhir di lahan parkir bawah tanah sebuah apartemen mewah. Secara sembunyi-sembunyi, Venom dipandu menuju penthouse di lantai teratas apartemen. Ekspresi terkagum-kagum mereka selagi memasuki penthouse dihiraukan begitu saja oleh Lady Emely, seolah-olah bentuk kemurahan hatinya belum cukup pantas buat dibangga-banggakan, atau barangkali dia bosan karena sudah terlalu sering melihat ekspresi itu di wajah orang-orang yang tidak sekaya raya dirinya. Yang terakhir lebih masuk akal.

Penthouse itu luas dan umumnya nyaman ditempati. Terdapat sepuluh kamar kosong yang fungsi salah satunya sudah paten: home theater. Interiornya bahkan telah didekorasi dan diisi furnitur-furnitur mengilap beserta ornamen-ornamen hiasan. Ditambah, kamar mandinya berjumlah enam alih-alih cuma tiga.

heart of terrorWhere stories live. Discover now