Bab 35.1 Pengakuan dan Pesta Dansa

7.9K 851 617
                                    

Sst ... jangan panik.

Siap-siap double update.

V&K berlaku

-----------------------------------------------

SUHU malam hari di Vancouver lebih dingin dibanding Manhattan. Namun, suasana di sini lebih tenang. James terbangun mendengar bunyi langkah kaki yang teredam di sepanjang lorong saat orang-orang meninggalkan kamar mereka dan pergi ke kedai minum mencari makan ke lantai bawah. Tangan James meraih ponselnya di atas nakas, melihat jam, dan menaruhnya kembali.

Ia menghela napas. Sepanjang pengalamannya bermalam dengan seorang wanita, ia tidak pernah hanya tidur- dalam arti sesungguhnya. James sekali lagi mendapati dirinya di ranjang bersama Anna, dan tidak bisa melakukan hal lain selain menatap wanita itu. Anna masih lelap di sisinya dengan telapak tangan menghadap ke atas, bintik hitam kecil di bawah mata tersamar bulu mata yang lebih gelap dibanding warna rambut Anna, bibir wanita itu terbuka sedikit dengan tarikan napas yang teratur. Anna tampak polos, rileks, dan jelas kelelahan.

Tatapan James menjelajahi Anna. Alis James mengernyit saat melihat tanda merah di atas dada wanita itu yang terbuka. Rasa tak nyaman kembali menggeliat membuat tak nyaman. Yah, bisa dibilang semalam ia menelanjangi Anna dan menempatkan dirinya melalui neraka seksual bercampur frustrasi karena tidak bisa memenuhi gairahnya.

James bangun dan mengambil mantelnya. Setidaknya kedai di bawah memiliki hidangan yang layak untuk sarapan mereka. Sebaiknya sopir sewaannya juga memberi kabar bagus tentang kendala mobil mereka karena suasana hatinya benar-benar buruk pagi ini.

Setelah memesan dan meminta pelayan mengantar sarapan mereka, James kembali ke kamar untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Ia memakai kemeja, menggulung bagian lengannya hingga batas siku. James duduk di kursi kayu untuk memakai sepatunya.

Ponselnya bergetar dan tertera pesan masuk dari Philip di layar. James membaca isi pesan itu dan tak mengacuhkannya. "Well, aku tahu dia akan menyusul kemari untuk memantau Anna sebagai bawahan Alex."

Pintu diketuk dari luar. James bergerak membukakan pintu, pelayan mengantarkan sarapan mereka dan ia memberi uang tip. James membawa nampan, meletakkannya di meja kayu, lalu menatap Anna yang baru bangun. Wanita itu berdiri di sisi ranjang dengan pandangan linglung.

"Sarapan atau mandi dulu?" James bertanya santai, berbeda dengan Anna yang buru-buru menjawab dan memelesat ke kamar mandi.

James menuang air hitam pekat ke dalam cangkir yang menguarkan aroma kopi, gerakannya terhenti ketika mendengar jeritan tertahan Anna dari kamar mandi. Ia menatap Anna yang melangkah cepat mendekatinya, masih memakai jubah mandi. Ekspresi wanita itu panik sekaligus kesal, permainan emosi yang membuatnya penasaran.

Kemudian, tanpa diduga Anna menurunkan jubah mandinya, memperlihatkan tanda merah yang ditinggalkan James, tampak kontras di kulitnya yang pucat. Wanita itu mengeluhkan tentang buruknya kamar ini, serangga, dan rasa gatal.

Sementara James berusaha mengendalikan diri. Ia menyesap kopi, menikmati aromanya dan pengaruh kafein yang sangat dibutuhkannya. "Sebelum ke hotel, kita akan mencari obat untuk menghilangkan," James berdeham, "maksudku menyembuhkan gigitan serangga itu," ucapnya dengan gigi terkatup.

"Duduklah." James menarik kursi di sebelahnya, menyodorkan sepiring sarapan untuk Anna. Semangkuk poutine, kentang goreng khas Kanada dengan campuran irisan keju segar dan saus, lalu ada sepiring kecil roti bagel-bagel panggang yang berbentuk seperti donat beraroma manis. James juga menyodorkan segelas susu hangat di samping piring Anna.

Lavender Blooms (Fated to Love You)Where stories live. Discover now