Part 9 Mendengar Suaramu

11K 1K 65
                                    

1 vote dari para pembaca menambah semangat untuk penulis :)

-------------------

AMITYVILLE- Suffolk Country

Hari beranjak siang, Anna menghela napas panjang dan turun dari bus dengan langkah ragu. Pagi-pagi ia memang diantar oleh sopir Mrs. Zelinski, tetapi meminta berhenti dan turun di pinggir kota untuk menunggu bus yang datang agak siang.

Christina menoleh ke belakang ketika mendengar suara bus melintasi jalanan desa yang sepi dan berhenti di depan panti asuhannya. Kebetulan ia baru pulang membeli bahan pokok untuk makan mereka hari ini.

Panti asuhan yang dikelolanya berada di desa Amityville. Desa ini termasuk ke dalam Suffolk Country terletak di pinggiran kota Long Island dan daerah paling timur kota New York. Bangunan rumah pedesaan masih sederhana, tetapi tetap layak. Nuansa yang diberikan desa ini masih tampak asri, rumah-rumah sekitar masih banyak yang menggunakan perapian sebagai penghangat ruangan dan akan terlihat asap yang mengepul saat musim dingin tiba seperti saat ini.

Senyum Christina langsung mengembang ketika melihat Anna turun dari bus dan berjalan mendekatinya dengan senyum lebar yang sama. "Anna? Cucuku?"

Melihat neneknya membuat Anna hilang kendali, dengan air mata yang mulai mengalir, ia mempercepat langkahnya menghambur ke arah neneknya yang sudah berdiri tegak sembari membuka tangannya lebar-lebar untuk menerima pelukan.

"Kenapa kau menangis seperti ini?" tanya neneknya yang balas memeluk cucunya dalam pelukan hangat. "Apa yang terjadi?"

Anna tertawa sambil mengusap matanya. "Ah ... bukan apa-apa." Masih berusaha meredakan suaranya yang terisak-isak. "Aku sangat senang melihat Nenek."

"Kau ini, Nenek kira kau dicampakkan. Jika ada yang berani melakukannya, Nenek akan menghajarnya." Chirstina mengepalkan tangan membentuk tinju dan mengacungkannya ke udara.

Anna hanya menggeleng dan tertawa melihat sikap neneknya yang selalu protektif.

Christina mengusap lembut rambut Anna dengan sayang. "Kenapa kau tidak memberitahuku jika ingin datang? Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Aku mengambil cuti, dan ingin memberi kejutan pada Nenek." Anna mulai mengambil keranjang belanja neneknya yang diletakkan di tanah.

"Senang sekali kau berada di sini," ujar Chirstina sambil menepuk-nepuk punggung Anna. "Kau tampak lebih kurus. Sudah Nenek bilang jangan bekerja terlalu keras."

Anna hanya balas tersenyum, menyembunyikan rasa getir di hatinya.

"Baiklah, hari ini kita akan memasak makanan enak. Anak-anak pasti senang kau datang," ujar Chirstina sambil menuntun Anna masuk.

"Masakan Nenek memang selalu enak," goda Anna, lalu mengecup pipi neneknya.

"Tangan ini memang dibuat untuk memasak," ujar Christina sambil mengangkat tangannya dengan bangga.

***

"Selamat datang, Sir."

Bagian resepsionis langsung membungkuk hormat dan beberapa karyawan yang berlalu lalang di lobi ikut membungkuk hormat ketika melihat CEO mereka.

James berjalan memasuki perusahaannya bersama dewan direksi termasuk asisten pribadinya. Ia berjalan dengan langkah tegas dan langsung masuk ke dalam lift khusus untuknya dan orang-orang berkedudukkan tinggi di perusahaan.

Para karyawan mulai bergosip ketika sang CEO sudah memasuki lift. "Oh ... Pangeranku sudah datang," kata salah satu karyawan wanita dengan nada manja.

Lavender Blooms (Fated to Love You)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ