Part 4 Sang Penggoda

12.5K 931 55
                                    

MOBIL hitam mewah Maybach Exelero berhenti di depan pintu masuk gedung hotel. Petugas hotel segera membukakan pintu dan keluarlah sang pemilik mobil mengenakan setelan jas berwarna hitam bersama seorang wanita yang begitu memukau.

Gaun panjang berbahan sutra berkilau berwarna merah darah dengan desain elegan. Meskipun gaun bagian dadanya dibuat dengan gaya tertutup, tetapi bagian belakang gaun itu sengaja dibuat terbuka untuk menampilkan punggung putihnya yang mulus. Menggoda pria untuk mengelus dan menciumnya. Setengah paha hingga kaki jenjangnya yang hanya tertutupi bahan Lace transparan, terlihat sungguh seksi yang akan membuat pria berfantasi liar dan membuat para wanita iri pada lekuk tubuhnya. Secara keseluruhan, dandanannya sungguh sempurna mulai dari riasan make up, gaun, dan sepatu mahal yang limited edition, hingga perhiasan dengan harga fantastis.

"Malam ini kau penggoda paling rupawan yang akan membuat seluruh wanita iri," komentar pria di sampingnya.

"Kau juga sangat tampan sebagai bintang utama malam ini, Mr. Zelinski," balas wanita itu dengan senyum menggoda.

James tersenyum menanggapi perkataan wanita itu kemudian mengulurkan lengannya untuk digenggam oleh wanita itu. Wanita itu menggaet lengan pria di sebelahnya dengan mesra. Merasa bangga bahwa ia satu-satunya wanita yang mendapat kesempatan berdiri di samping pria itu malam ini. Keduanya berjalan memasuki ruangan yang sudah dihias semewah mungkin.

***

Anna dan ketiga teman kuliahnya mulai memasuki hotel yang sudah disulap menjadi club mewah. Semua mata tertuju pada mereka. Namun, Anna merasa menjadi pusat perhatian di club ini. Pakaiannya sungguh tidak sesuai, saat yang lain mengenakan gaun seksi, sementara ia lengkap mengenakan blus berwarna kuning pucat, celana pantalon dilengkapi mantel tebal dan syal lusuh.

Belum lagi kacamata besar yang tebal menghiasi matanya, membuatnya tampak seperti lalat? Astaga! Anna merasa seperti parasit di sini, bahkan ada yang tidak menutupi kernyitan jijik saat memandangnya. Seorang pelayan saja sepertinya memakai pakaian berkelas.

Anna dengan gugup mengedarkan pandangannya, memperhatikan ruangan mewah itu. Ada tiga orang bartender yang sedang membuat minuman dengan gaya seperti sedang atraksi, entahlah, Anna tidak mengerti.

Anna mengerutkan kening ketika melihat ada kolam kecil di tengah ruang dansa. Kolam itu tidak permanen dan memang sengaja dibuat. Untuk apa? Anna bertanya dalam hati.

Ini memang pertama kalinya Anna datang ke tempat seperti ini, dan yang terpenting menghindari minuman apa pun, itu yang dikatakan Tania.

Anna menghela napas dengan gugup, lalu menggigit bibirnya secara tidak sadar.

Ruang club ini sudah disesaki para tamu yang mulai berpesta di lantai dansa. Anna mulai mencari celah untuk kabur atau paling tidak lepas dari tiga rubah betina yang memaksanya masuk ke hotel ini, lalu kabur dan pulang dengan cepat.

Tanpa disadari seorang pelayan menghampirinya membuat Anna terkejut. "Permisi, Nona. Bolehkah Anda menitipkan mantel Anda?"

"Oh, ya, terima kasih ... aku akan mengambilnya saat pulang." Anna dengan berat hati melepas mantel dan syalnya, kemudian memberikan kepada pelayan itu.

***

Seorang pria tampan datang menyapa Emmy dan kawan-kawan, "Hai, Ladies! Kenapa kalian datang terlambat?"

"Hai, Anthony!" jawab ketiga wanita itu bersamaan dengan semangat dan riang yang berlebihan.

"Tidak, jika Jessi tidak mengganti seluruh pilihan gaunnya," jawab Emmy dengan kesal.

Lavender Blooms (Fated to Love You)Where stories live. Discover now