Part 19.2 Berbaikan*

10.1K 955 191
                                    

ANNA menengadah menatap deretan jendela gedung apartemen mewah itu dengan kening berkerut. Ia mencoba memperhitungkan jarak posisi saat James melempar kuncinya ke luar jendela kemarin malam.

"Mungkin di sekitar situ," gumamnya. Langkah Anna berhenti di bawah pohon dekat gedung. Tangannya bergerak mematahkan ranting, lalu berjongkok untuk mengorek tanah yang tertimbun salju.

Seandainya ada jalan lebih mudah, hidupnya penuh masalah sekarang. Tadi pagi Anna langsung kabur begitu mendapatkan kartu kunci dari saku mantel milik James yang tergeletak di sofa. Ia juga sudah menghubungi pemilik apartemennya untuk meminta kunci cadangan, tetapi sang pemilik sedang di luar kota. Terpaksa mencoba membobol pintu apartemennya dan gagal.

Anna menghela napas panjang, lalu meringis pelan saat memikirkan kelakuannya. Ia sudah mirip penjahat. Pertama mencuri kunci apartemen, kedua mencoba membobol pintu apartemennya sendiri, dan sekarang ... mengendap-endap untuk mencari kuncinya di halaman orang.

Anna masih mencari-cari di antara tumpukan salju sambil sesekali menggosokkan dan meniup tangannya yang tidak memakai sarung tangan. "Oh, di mana ya?" desahnya muram. Anna mencondongkan tubuh lebih dalam, sementara matanya memindai tanah dengan bantuan lampu senter dari ponsel.

"Apa yang Anda cari, Nona?"

Kepalanya berputar, menengok kepada si penanya. Seorang pria kurus berusia sekitar 50 tahun, berseragam hitam, lengkap dengan topi, dan pentungannya. Seorang satpam, mungkin penjaga apartemen ini.

"Selamat malam, Nona," sapa pria itu begitu Anna berdiri dan menghadapnya. "Saya Bill, penjaga apartemen ini. Ada yang bisa dibantu?"

"Selamat malam, Bill," balas Anna dengan canggung. "Saya sedang mencari kunci."

"Kunci apa?"

"Mmm ... kunci apartemen, saya tidak bisa masuk tanpa itu," balas Anna. "Kemarin, mungkin jatuh di sekitar sini. Apa Anda melihatnya, Sir?"

"Apa Anda lupa kata sandi kamar Anda? Saya bisa membawakan kunci cadangan," tawar Bill. "Anda bisa membuat laporan kehilangan setelahnya."

"Apakah Anda tinggal di sini?" tanya Bill tiba-tiba. "Saya belum penah melihat Anda."

"Ya, tidak. Saya tidak tinggal di sini, Sir," jawab Anna gelagapan. "Bukan kunci apartemen ini, tapi jenis yang lain. Hanya kunci biasa, tidak berbentuk kartu," jelas Anna lagi.

Bill mengangguk paham. "Saya akan membantu mencarinya."

"Ada gantungan di kunci itu. Berbentuk ... Hamtaro?" Anna mencoba mengingat nama karakter pada gantungan kunci pemberian Alex, "atau Totoro?" Kening Anna berkerut, begitu pun Bill.

"Sejenis Pikachu?" jelas Anna lagi dengan nada tak yakin sementara Bill mengangkat kedua alisnya, menandakan tidak paham maksudnya. Baiklah, Anna lupa dengan nama boneka itu dan sekarang bicaranya melantur.

Anna menggigit bibir bawahnya, dan tersenyum canggung. "Gantungan kuncinya berbentuk boneka berwarna abu-abu seukuran ini," terang Anna dengan jemari membentuk ukuran bonekanya sekitar 5 cm. "Itu akan mempermudah mencarinya."

Bill tersenyum. "Saya akan bantu mencari di sekitar sini," ujarnya dan berjongkok tak jauh dari posisi Anna.

"Terima kasih, Sir. Anda mau menolong saya," ujar Anna yang ikut kembali mencari kuncinya. Bill membalas dengan cengiran ramah.

Mereka mencari kunci itu sambil berbincang ringan. Bill berasal dari Montesano, Washington. Pria itu ramah, sangat sopan, dan juga senang berbagi pengalaman.

"Ketemu!" seru Bill.

"Benarkah?" Anna langsung menoleh. Matanya berbinar senang saat pria tua itu menunjukkan hasil temuannya. "Oh, kunciku," desahnya muram saat melihat kondisi bonekanya yang menghitam dan lepek. Anna mengambil kuncinya dari tangan Bill layaknya binatang yang terluka.

Lavender Blooms (Fated to Love You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang