Part 29 Resin Lavendel

12K 971 300
                                    

ANNA mundur selangkah. Terkejut akan kecupan lembut di dahinya, ia bertanya gugup, "Apa yang kau lakukan?"

Pertanyaan itu juga membuat James terkejut. Mereka saling bertatapan sejenak. Tanpa tahu apa sebabnya, ia melakukan itu tanpa berpikir. James menatap bayi dalam gendongan Anna yang mulai tertidur, lalu pandangannya kembali kepada Anna yang berdiri kaku.

"Aku terbawa suasana," jawab James pada akhirnya, sedikit terkejut karena suaranya serak.

James berdeham, merasa tidak nyaman dengan mata Anna yang berani menatapnnya langsung. "Sebaiknya aku menunggu di ruang depan sampai Mr. Miller datang."

Anna berdiri kaku menatap pintu yang terbuka lebar, langsung mengembuskan napas yang tanpa sadar ditahannya sejak tadi. Perlahan Anna membaringkan bayi yang sudah tertidur pulas, lalu tangannya menyentuh dada yang bergemuruh oleh detak liar jantungnya. Satu detik mengejutkan yang langsung membuatnya bergerak menghindar.

Kenapa pria itu menciumnya?

***

Perjalanan kembali ke panti asuhan dari rumah keluarga Miller hanya berjarak tiga rumah, tetapi jalanan sepi dan gelap membuat Anna merasa dorongan untuk berlari. Anna melangkah cepat, berusaha berjalan di depan James.

"Apa ada sesuatu yang mendesak?" tanya James yang dengan mudah menyusul langkah Anna.

Anna melirik James, bergidik pelan ketika terlintas pikiran bahwa James akan menariknya ke salah satu tempat yang gelap, dan .... "Tidak," jawab Anna tersekat.

"Hati-hati," ujar James di belakang Anna. "Kau bisa terpeleset," tambahnya dengan nada tenang.

Mengabaikan peringatan pria itu, Anna berjalan semakin cepat ketika merasakan James sudah berjalan dekat sekali dengannya. Anna memekik ketika tersandung dan tubuhnya hampir tersungkur jika James tidak menahannya.

"Mr. Zelinski," panggil Anna terengah, napasnya mengepulkan uap akibat udara dingin. Anna langsung menarik diri dari lengan James yang menahannya. "Kau baru saja menjegalku?" tanyanya tidak percaya.

"Aku baru saja menyelamatkanmu," balas James tersinggung. "Sudah kuperingatkan untuk berhati-hati."

Anna membenarkan letak kacamatanya yang miring, lalu menghadap James. "Aku yakin sekali kakimu menghadangku. Kau sengaja melakukannya," tuduh Anna.

James berdecak. "Aku yakin kakimu tersandung batu atau batang pohon."

"Oh, ya?" tanya Anna skeptis, alisnya melengkung naik. "Hari ini aku sudah beberapa kali melewati jalan ini. Dan tidak ada batang pohon."

James menahan diri agar tidak memeriksa sekeliling. Tempat mereka berdiri tidak ada pohon atau batu yang mencuat, hanya tanah yang tertutup salju. "Semua bisa berubah kapan saja. Kita tidak bisa memprediksi atau terkadang tanpa disadari."

"Ke mana sebenarnya arah pembicaraanmu, Sir?" tanya Anna bingung.

James mengangkat bahu tak acuh. "Kau salah tentang menuduhku."

Anna menyipitkan mata ketika menangkap sekilas bibir James menyeringai. Tidak mau melanjutkan perdebatan, Anna berjalan lagi ke panti asuhan. James, dengan senyum simpul di bibirnya, berjalan di belakang Anna.

***

Anna mengetuk pintu depan dan Christina yang membukakan pintu. "Nenek, kau belum tidur?"

"Bagaimana keadaannya?"

"Mrs. Miller belum bisa berjalan," jawab Anna sedih. "Aku takut keadaannya semakin buruk."

Lavender Blooms (Fated to Love You)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant