42 - tracing the sharp edges of you

Start from the beginning
                                    

Aspek terakhir tak ayal memancing rasa penasaran Max perihal nasib mansion lama mereka yang kekurangan kamar mandi. Sudah meledakkah? Jika demikian, berapa banyak polisi yang terbunuh dalam ledakan tersebut? Atau jangan-jangan mereka berhasil mengakali bom yang ditanam Alpha dan kini mansion itu dikarantina?

Di sisi lain yang tidak mengejutkan (lagi), bukan cuma penthouse yang dimiliki Lady Emely melainkan seluruh bangunan apartemen tempat penthouse itu sendiri berada. Markas lain Diamond Zero, katanya, alhasil tidak heran apabila banyak anggota mafia yang menyamar menjadi tamu maupun pekerja di sana, berbaur demikian mudah di antara publik nan awam, melaksanakan entah tugas-tugas macam apa yang dititahkan kepada mereka.

Bagi Venom yang telah mengetahui kedok palsu apartemen sekaligus identitas asli para penghuninya, pengalaman menetap di sana menyediakan bermacam-macam kejutan menarik. Semisal kenyataan bahwa semua penembak jitu Diamond Zero menyamar menjadi petugas kebersihan di siang hari, dan ujung tongkat pel mereka sesungguhnya menyembunyikan moncong pistol. Atau wanita di meja resepsionis ternyata merupakan agen yang ditugaskan mengawasi tamu-tamu mencurigakan. Keduanya pun berbagi korelasi: andaikan tamu-tamu mencurigakan itu berpotensi menimbulkan bahaya, sang resepsionis tinggal menghubungi salah satu petugas kebersihan untuk 'membersihkan' mereka.

Diamond Zero memilih bersembunyi di pelupuk mata orang-orang. Namun, dengan segala kekayaan dan berbagai hal mencolok yang mereka miliki, entah bagaimana teknik itu justru berhasil.

Hari demi hari datang dan berlalu secepat angin. Nyaris sebulan telah Venom lewati dan habiskan dengan beragam kegiatan berguna. Mula-mula, operasi Valor—yang dilakukan tak sampai sehari setelah mereka tiba di penthouse dan dokternya didatangkan langsung dari Rheondus, negara tetangga Tortenia, yang juga berlokasi di Benua Beku.

"Jahitan yang sama," Bellezza tersenyum tipis saat menyampaikannya kepada Valor, kaki diangkat guna menunjukkan parut bekas jahitan di lututnya. "Dokter yang sama, juga."

Di atas ranjang tempatnya diwajibkan beristirahat, Valor mendelik tidak puas ke arah jahitan operasi yang masih basah di lengan kanannya, di mana sebuah mesin medis berjudul IMD (Independent Medical Device—Peranti Medis Mandiri) tertanam di balik kulitnya; memperbaiki tulang-tulangnya bagaikan sihir. Meskipun banyak membantu, IMD bukannya tidak datang tanpa membawa dampak. Sensasi digerogoti dari dalam dan pegal berkepanjangan adalah dua contoh paling nyata. Serta, tentu saja, kesakitan luar biasa saat tulang-tulang akhirnya tersambung kembali.

Bellezza mengerti kebungkaman yang ia terima. Tak pelak, senyumnya tetap bertahan ketika dia menaiki ranjang dan duduk bersila di samping Valor; mendapati ketiadaan penolakan dan bersyukur karenanya.

"Proses penyembuhan tak memakan waktu lama," Bellezza berujar santai, mengetes suasana. "Maksudku, kita membicarakan Negara Rheondus. Teknologi mereka berkali-kali lipat di atas Distrik Calyxtian dan Hydra."

"Aku tahu, Ratu Kong. Kau buktinya."

Balasan itu niscaya terdengar cukup hangat jika tidak menghitung hinaan yang terselip di dalamnya. Bellezza melanjutkan, "Setelah kau sembuh nanti, beri tahu aku kalau kau mau bertarung."

Air muka Valor berubah terkejut, dia jelas tidak mengira Bellezza akan menyadari hasrat terpendam yang menggelora di hatinya. Apa memang sekeras itu sampai-sampai terdengar oleh orang lain?

Namun, Bellezza hanya mengibaskan tangan. "Aku pernah di posisimu, ingat? Kita berdua sama-sama petarung keras kepala."

"Fucking hell. Kukira Andromeda belajar berubah wujud."

Bellezza terkekeh. Lalu, ketika hening kembali menyelimuti, dia bertanya, "Jadi? Kau janji bakal memberitahuku?"

Cemberut, Valor tidak langsung menyetujui. "Kenapa pula kau ingin aku memberitahumu?"

heart of terrorWhere stories live. Discover now