Chapter 01

11.3K 444 34
                                    



Tee adalah orang yang rendah hati dan hidup dengan sederhana bersama dua adik lelakinya. Bbas dan Copter. Mereka bertiga adalah yatim piatu dan tumbuh bersama di panti asuhan yang sama.Mereka bukan saudara kandung, tapi mereka saling mencintai lebih dari itu.

Tee adalah yang paling tua, 24 tahun. Bbas berusia 19 dan Copter 21 tahun. Keduanya masih kuliah dan Tee merasa lega karena ia sudah lulus tahun ini. Sekarang dia bekerja sangat keras untuk menghidupi keluarganya.Datang dari panti asuhan, itu berarti mereka tidak hidup dalam kehidupan yang sangat baik, mereka hanya bisa hidup sesederhana orang miskin. Tapi mereka tidak pernah merasa kekurangan, mereka selalu bersyukur dengan apa yang mereka miliki selama mereka saling memiliki satu sama lain.

"P'Tee, aku butuh uang hari ini. Aku harus membeli bahan-bahan untuk keperluan belajarku. Bisakah?" Bbas meminta dengan suara pelan. Ia tidak ingin meminta, tapi dia tidak tahu di mana lagi dia bisa mendapatkan uang. Bbas ingin bekerja tapi Tee tidak pernah mengijinkannya.

"Berapa?" Tee bertanya dengan senyum di wajahnya, tidak ingin adiknya tahu situasi keuangan mereka. Ini tidak seperti mereka miskin sampai tidak memiliki uang untuk makan, hanya saja mereka tidak memiliki uang lebih.

Bbas tahu jika P'nya mencoba menyembunyikan sesuatu dan uang adalah masalah utama dalam keluarga mereka. Dia tidak ingin meminta, tapi ia harus. Dia ingin bekerja tapi Tee tidak mengijinkannya. Tee sudah banyak berkorban untuknya dan Copter.

Tee memberikan uang untuk Bbas, diam-diam merasa bersyukur karena jumlahnya tidak banyak dan masih bisa memberikannya kepada Bbas.

"Bagaimana denganmu, Copter? Apa kau butuh uang juga?" Tee bertanya karena Copter hanya diam.

"Tidak P'. Aku masih punya uang." Copter tersenyum lembut kepada Tee. Dia juga tidak ingin membebani Tee lagi.

Tee mengantar kedua adiknya ke pintu depan dengan kotak bekal makan siang mereka, melambai pada mereka seperti mereka berusia 5 tahun. Dia benar-benar jiwa yang energetik. Tee menutup pintu dan mulai membersihkan rumah sebelum berangkat kerja.

******

Tee berjalan ke tempat kerjanya, syukurlah jaraknya bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Tee tersenyum kepada beberapa orang yang dia kenal. Beberapa adalah tetangganya, dan beberapa hanya orang asing sopan yang cukup murah hati untuk berbagi senyum mereka.

"TeeTee !!!" Teriak riang seseorang dan itu adalah Ray, rekan kerja dan juga teman terbaik Tee.

"TeeTee!!" Sekarang Tee dalam pelukan erat.Tee hanya tertawa dan membiarkan sahabatnya memeluknya seperti biasa.

"Apa yang kau inginkan hari ini, Tuan Ray?" Tee bertanya seperti biasa karena Tee tahu bagaimana membaca gerak tubuh Ray. Dan yang satu ini, ia menginginkan sesuatu.

"Aku memelukmu karena aku merindukanmu." Lalu dia cemberut dan pura-pura marah. Tee tidak mempedulikan Ray dan berjalan ke lokernya untuk mengganti kemejanya. Dia harus mulai bekerja atau dia akan dipecat. Dia butuh uang.

"TeeTee.. kau mencintaiku, bukan?" Tanya Ray sambil mengikuti Tee seperti anak anjing yang hilang. Dia membutuhkan sesuatu dari Tee dan Tee tahu ia pasti akan mengabulkan permintaan Ray. Tee tertawa kecil sebelum menyuruh Ray memalingkan muka, dia harus mengganti pakaiannya dan dia malu melakukannya di depan orang lain.

"Katakan saja padaku, Ray."

"Tee, bisakah kau menggantikanku malam ini?" Ray memohon pada Tee. Tee menunjukkan wajah tidak senang.

"Lagi? Kemana kau akan pergi?"

"Erm ... Ke suatu tempat." Jawab Ray pelan. Tee sudah tahu itu pasti kencan. Tee tertawa dan memegang bahu Ray.

"Baiklah. Pergi dan temui teman kencanmu. Jangan terlambat besok. Kau harus mengganti shiftku."

"Oke! Terima kasih TeeTee. Kau benar-benar malaikat." Tee mengabaikan Ray sambil tersenyum.

Jangan menyalahkan Ray, ia hanya bisa berkencan sebulan sekali karena kekasihnya adalah orang yang sibuk dan tinggal di negara lain. Ray mulai melakukan pekerjaannya dengan wajah bahagia. Tee bersedia melakukan apa saja untuk melihat senyum itu. Dia ingin semua orang di sekitarnya bahagia.

Tee membersihkan semua peralatan gym sebelum mereka membukanya jam 9 pagi. Tee akan menyelesaikan pekerjaannya jam 4 sore dan pergi ke tempat kerja paruh waktunya jam 4-7 malam sebelum mengganti shift Ray jam 8-11 malam. Jadwalnya penuh untuk hari ini .

Pekerjaan di gym tidak banyak, terutama jika hanya sedikit pelanggan yang datang. Terutama hari kerja. Tee bisa mengingat beberapa pelanggan tetap, dan mereka juga tampaknya mengenal Tee. Tapi mereka hanya saling tersenyum.

"Tee, bisakah kau mencuci kamar mandi? Pelanggan bilang lantainya licin." Perintah manajer dan Tee bergegas mengerjakannya. Dia tidak ingin pelanggan terluka dan komplain.

Tee tiba kamar mandi, tapi dia rasa itu terlihat normal dan tidak licin sama sekali.Dia menggaruk kepalanya tapi tetap mengambil alat pembersih untuk mencuci kamar mandi.

Tanpa Tee ketahui, seorang pria diam-diam masuk ke kamar mandi meski Tee sudah menaruh tanda bahwa kamar mandi sedang dibersihkan. Tee tampaknya tidak menyadari jika orang itu mengintai dan mengawasinya seperti elang.

Tee sekarang berada di salah satu bilik shower dan berbahaya jika dia terjebak di sana. Dia tidak bisa melarikan diri dan juga tidak cukup kuat untuk melawan orang yang terlihat lebih besar dan berotot darinya.

Sepasang tangan mencoba merangkul pinggang Tee dari belakang.

"Tuan, kami sedang membersihkan kamar mandi. Bisakah Anda mandi setelah kami selesai?" Sebuah suara mengejutkan Tee dan pria itu. Tee menoleh dan tersenyum kepada pelanggan yang tampak sangat terkejut dan berjalan pergi dengan terburu-buru. Tee bingung dan tidak tahu apa-apa.

"Tee, apa kau menyadari situasimu?" Tanya manajer.

"Hm? Menyadari apa P'?" Manajer hanya bisa menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.

"Berhati-hatilah. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu." Manajer itu meninggalkan Tee dalam kebingungan.

"P' First aneh sekali." Tee terkekeh dan melanjutkan pekerjaannya.


_____________________________________

Thanks to Azsan6 for letting me to translate this beautiful story. Big hug for u dear 😘😘

Dan sekali lagi, ketika ada komen 'next, lanjut, cepet update, kapan update' dan sebangsanya, gue malah bakal males buat update dan kemungkinan bakal hiatus

Happy reading ❤❤


Love Is Here (bahasa translate)Where stories live. Discover now