(50) | PSH 🌈

2.2K 173 37
                                    

Selamat Membaca!

Sinar matahari menerobos masuk melalui celah-celah jendela membuat seorang gadis yang tengah tertidur pulas terbangun dari tidurnya. Dia menyipitkan mata karena cahaya yang menyilaukan indera penglihatannya, lalu menggeliat pelan.

Begitu nyawanya sudah terkumpul dengan sempurna, gadis itu mengukir seulas senyuman. Mengingat kejadian tadi malam di pantai bersama Chandra. Sungguh itu diluar dugaannya.

Hari ini dia akan membuka lembaran baru dengan Chandra. Meskipun hatinya diliputi keraguan namun, dia akan berusaha untuk meyakinkan bahwa dirinya memilih orang yang tepat untuk memulai suatu hubungan.

Ketika sedang asyik melamun tiba-tiba terdengar ketukan di pintu, lalu tak lama kemudian sosok yang tak sangka-sangka pun muncul dari balik pintu.

"Hei, kamu udah bangun?"

Suara itu... gak mungkin!

Athala mencubit pipinya beberapa kali guna menyadarkan dirinya bahwa apa yang dilihatnya sekarang adalah sebuah khayalan bukan kenyataan yang mustahil adanya.

"Enggak! Gak mungkin! Ini pasti mimpi, iya ini pasti mimpi!"

Athala masih sibuk dengan kegiatannya sementara sosok itu semakin mendekatinya. Dia duduk di tepi ranjang dengan senyuman yang tak pernah luntur dari bibirnya.

Gadis itu diam terpaku ketika merasakan dia bergerak menyelinapkan rambutnya ke belakang telinga.

"Hi, do you miss me?"

Tubuh Athala bergetar hebat ketika mendengar suara itu lagi. Perlahan dia beringsut mundur menjauhi sosok itu. Ketika dia hendak mencapai tubuhnya, Athala berteriak sangat kencang.

"Pergi! Pergi lo dari sini! Jangan gangguin gue lagi!"

Athala menjerit seperti orang kesetanan, tetapi sosok itu terus berusaha menggapai tubuh Athala. Dia naik ke atas kasur membuat Athala semakin histeris. Dia memberontak ketika tangan kecilnya berhasil diraih olehnya.

"Tha, jangan takut, ini gue!" sosok itu menahan lengan Athala yang terus meronta.

"Ini gue, Davin!"

Secara spontan Athala berhenti melawan, dia menatap laki-laki yang mengaku menjadi Davin itu.

"Davin?" lirih Athala seraya mengangkat tangannya, menelusuri setiap bagian di wajah cowok itu.

Semuanya tampak nyata!

"Ini beneran Davin?"

Dia menahan satu tangan Athala yang berada di sisi wajahnya lalu dibawa ke bibir, mengecupnya penuh dengan kerinduan.

"Iya, ini aku Davin, Athala,"

Spontan Athala melingkarkan tangannya di leher Davin. Aroma tubuh Davin yang tidak berubah itu sontak membuat Athala mengeluarkan air matanya. Dia begitu merindukan Davin sampai-sampai betah memeluknya selama beberapa menit.

Pelukan tersebut melonggar, Davin menghapus air mata Athala lalu tersenyum lembut ke arahnya.

"Jangan menangis, sayang. Aku ada di sini buat kamu,"

"Ta-tapi, kamu kemana aja? Kenapa kamu masih hidup? Bukannya wak----"

Ucapan Athala terputus karena tiba-tiba saja Davin menempelkan jari telunjuk di depan bibirnya.

"Aku akan jelasin semuanya, tapi gak di sini. Kamu mandi dulu ya, aku tunggu di bawah,"

___

Taman kota menjadi tempat persinggahan mereka kali ini. Ternyata sudah ada banyak orang yang berkunjung ke sana selain keduanya.

Pelangi Setelah HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang