(38) | PSH 🌈

4.3K 224 17
                                    


Langit tak akan selamanya mendung
Bunga tak akan selamanya layu
Begitu juga dengan aku...
Kesedihan pasti akan hilang dan berganti dengan kebahagiaan.
Mungkin ini waktu yang tepat untuk melupakan semuanya.
Melupakan yang hanya untuk dikenang
Dan memulai kehidupan yang lebih berwarna seperti pelangi.
Terimakasih luka, kini aku berhak bahagia.

___

Seperti pelangi yang datang setelah hujan, kebahagiaan pun akan hadir selepas kepedihan. Dunia seakan mendukung keputusan untuk berbahagia. Burung-burung berkicauan memberikan semangat yang bergelora. Seulas senyuman seolah tak lepas dari bibir seorang gadis yang saat ini sedang berjalan menuju ruangan kelasnya. Aura ceria terpancar dari mimik mukanya. Sapaan hangat sesekali terlontar dari bibir mungilnya. Dia menapakkan kaki ke dalam kelas, pandangannya berhenti pada sosok yang tengah menelungkupkan parasnya pada lipatan tangan. Gadis itu tersenyum senang lalu mendekatinya.

"Pagi, Chandra!"

Seperti tersengat listrik, tubuh lelaki itu terlihat kaku. Pelan-pelan, dia mengangkat wajah lalu menemukan seorang gadis yang kini tersenyum ke arahnya.

Deg.

Seperti baru menemukan sesuatu yang hilang, Chandra merasakan jantungnya bergetar tak karuan. Dia masih setia menatap sosok itu yang sedang berjalan ke belakang, lebih tepatnya ke arah meja para sahabatnya.

Ara dan Ica memandang orang dihadapannya dengan sorot wajah terkejut. Melihat reaksi sahabatnya yang begitu tercengang melihat dirinya, ia terkekeh pelan.

"Kalian gak kangen sama gue?"

Gadis itu merentangkan kedua tangannya. Ara dan Ica bersitatap lalu beberapa detik selanjutnya mereka berhamburan ke pelukan Athala.

"Gue kangen banget sama lo!" ucap Ara yang kini menitikkan air matanya.

"Apalagi gue!"

Athala melonggarkan dekapannya lalu menatap Ara dan Ica dengan kekehan yang terdengar lembut di telinga.

"Kenapa kalian nangis? Gak usah cengeng deh!"

Ara memukul pundak Athala pelan, "Lo masih aja nyebelin!"

"Tapi ngangenin, 'kan?"

"Jijik!" Ica bergidig geli.

Tapi tak urung mereka lantas tertawa, tawa yang sempat hilang terdengar. Beberapa teman sekelasnya tersenyum senang ketika Athalanya telah kembali seperti dulu. Ini yang mereka harapkan dan ternyata hari ini adalah hari kebahagiaan seluruh dunia.

"Pokoknya pulang sekolah nanti kita harus hangout. Udah lama banget 'kan kita gak kumpul bareng lagi?"

Saran Ica disetujui anggukan antusias oleh Ara dan Athala. Tanpa mereka sadari, sosok laki-laki tengah memandang Athala dengan perasaan senang. Dia tak mampu mengungkapkan kebahagiaannya lewat kata-kata. Yang bisa dia lakukan hanyalah diam. Namun diam bukan berarti tidak memperhatikan, dia masih memantau gadis itu dari kejauhan. Sudah cukup dirinya menjadi pengganggu dalam kehidupannya. Dia ingin melupakan gadis itu dan mencoba untuk membuka hatinya untuk Ica; sahabat Athala. Lain halnya dengan Andrew, Chandra menatap wajah gadis yang kini terlihat ceria itu dengan terang-terangan. Bahkan dia belum melakukan apa-apa untuk Athala. Tapi ada satu misi yang belum dia selesaikan; membantu Athala menyembuhkan lukanya.

___

"Hewan apa yang namanya 2 huruf?"

Mereka saling pandang satu sama lain. Memutar otak untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan Fikri.

Pelangi Setelah HujanWhere stories live. Discover now