(18) | PSH 🌈

11.8K 581 11
                                    

happy reading:)

🌈🌈

Seorang gadis cantik tengah menyesapi hot chocolate di sebuah kafetaria. Matanya terpejam menikmati aroma cokelat yang melumer di dalam mulutnya. Kenikmatan Athala harus terhenti kala mendengar suara notif dari ponsel rose gold miliknya.

Davin: lo kemana? Kok nggak ada di rumah?

Tangan Athala bergerak ingin mengetik balasan untuk Davin, namun tiba-tiba saja ponselnya mati.

"Aduh, ini kenapa pake mati segala, sih?" Athala menggoyang-goyangkan benda pipih itu berharap akan segera menyala kembali.

"Kenapa, Tha? Kok hpnya digoyang-goyang gitu?"

Athala tersentak kaget melihat siapa yang duduk di hadapannya. "Ini Drew, hp gue mati padahal mau bales chat dari Davin."

"Pake hp gue aja kalau gitu." Andrew menyodorkan ponselnya.

Athala menatap ponsel Andrew dengan ragu. "Boleh?"

"Boleh lah, nih ambil!"

Athala lantas mengambil ponsel yang disodorkan Andrew lalu mengetik sesuatu di room chat Davin, tentu saja mengatasnamakan Athala. Deringan panggilan masuk dari Davin datang setelah Athala menekan tombol send. Athala menggeser tombol hijau, lalu mendekatkan ponsel Andrew ke telinganya.

"Lo lagi sama siapa?"

Athala mengigit bibir bawahnya kuat-kuat. Didengar dari nada bicaranya, jelas sekali bahwa cowok itu sedang menahan amarahnya

"Sama Andrew."l jawabnya dengan nada bergetar.

"Dimana?"

"Kafetaria."

Tut tut tut

Hancur. Davin pasti akan menyusulnya ke sini. Setelah selesai dengan urusannya, Athala mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya.

"Davin ngomong apa tadi? Kok lo jadi gelisah gitu?" tanya Andrew yang melihat perubahan di raut wajah Athala.

"Davin kayaknya marah deh sama gue." Athala menggigiti kukunya.

"Marah kenapa emangnya?"

"Gue bel----"

"Ayo pulang!" tangan seseorang menarik pergelangan tangan Athala.

Athala nampak kaget tapi itu hanya sekejap, selanjutnya ia berdiri sambil meringis. Melihat Athala meringis kesakitan seperti itu, Andrew mencegat Davin.

"Heh, lo bisa baik-baik gak sama cewek? Liat pacar lo tangannya kesakitan!" Andrew mulai terpancing emosinya.

"Bukan urusan lo, minggir!"

Davin menabrak bahu Andrew dengan keras kemudian menyeret Athala menuju mobilnya.

"Davin sakit!" protes Athala ketika sudah duduk di samping kursi kemudi.

Pelangi Setelah HujanHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin