(28) | PSH 🌈

7.8K 327 15
                                    

happy reading:)

🌈🌈

Orang tua dari gadis yang belum pulang bahkan hari telah menggelap pun hanya bisa mondar-mandir sambil berpikir dimana dia sekarang.

"Ini udah jam delapan malem, bang! Gimana kalau anak itu kenapa-napa?"

"Tenang Ma, dia pasti pulang ke rumah kok," Zero berusaha untuk menenangkan Mamanya.

Setelah kalimat itu terucap, tak berselang lama orang yang mereka bicarakan memunculkan dirinya ke dalam rumah dengan kondisi yang berantakan.

"Ya allah, Athala!" Sinta segera berlari menuju orang itu lalu memeluknya erat.

"Kamu kemana aja, sayang?" Sinta melepaskan dekapannya kemudian menatap Athala penuh kekhawatiran.

"Maaf, Ma," Gadis itu menunduk.

"Lagian kamu dari mana? Muka kamu pucet banget. Ini baju kamu kenapa kotor begini coba?" Sinta menghujani anaknya dengan berbagai pertanyaan.

"Tadi... Athala main hujan sampai sore Ma. Terus tiba-tiba Athala ngantuk, ketiduran deh di bawah pohon," Athala beralibi.

"Ya ampun. Kamu bikin Mama khawatir aja," Sinta menatap Athala yang masih saja menunduk. "yaudah kamu ganti baju, gih! Kalau udah selesai turun ke bawah lagi, kita makan malam,"

Athala mengangguk patuh lalu berjalan menaiki kamarnya.

___

"Ma, Athala udah selesai makan. Atha ke kamar ya?" ujar Athala.

"Iya, kamu aja istirahat aja," jawab Sinta.

Mendapat persetujuan dari Sinta, Athala lantas berdiri meninggalkan meja makan menuju ruangan khusus untuk dirinya.

"Ma, Zero juga udah selesai makan. Izin ke kamar ya, Ma?"

"Iya-iya sana! Biar Mama aja yang beresin piring-piringnya,"

Setelah mengatakan itu, Sinta membereskan meja makan. Sedangkan Zero menyusul adiknya yang sedang berjalan menuju kamarnya.

"Athala!"

Gadis itu yang hendak masuk ke dalam kamar seketika mengurungkan niatnya ketika mendengar Zero memanggilnya. Dia sengaja tidak membalikan badannya hingga kakaknya itu berada tepat di samping Athala. Kemudian gadis itu menoleh ke samping dengan kerutan di dahinya, bingung.

"Gue mau ngomong sama lo,"

"Bang, gue cape pengin istirahat. Besok aja ya,"

Tak ingin berlama-lama dengannya, Athala bergegas masuk ke dalam kamar. Karena gadis itu tau bahwa dia akan menanyakan perihal Davin. Athala malas jika harus membicarakan tentangnya. Apalagi tentang kejadian tadi siang.

___

Di pagi harinya, Athala mendadak terbangun karena sinar matahari yang mengganggu penglihatannya. Tangan gadis itu refleks memegang kepalanya yang terasa pusing. Lalu tiba-tiba saja Athala merasakan sesuatu di atas keningnya. Dia mengernyit heran kemudian mengambil benda itu. Ternyata sebuah kompresan. Athala meletakan kembali kompresan itu pada jidatnya. Dia sakit?

Mungkin ini efek dari hujan-hujanan kemarin. Dia menjadi demam. Gadis itu juga merasakan tubuhnya menggigil kedinginan padahal tubuhnya sudah terbungkus selimut yang tebal.

Pelangi Setelah HujanWhere stories live. Discover now