40 - HELL YEAH HE IS

Comincia dall'inizio
                                    

Sang dokter memajukan diri. Kedua tangannya bertaut di atas meja yang memisahkan dirinya dan Charles. "Apakah kau ingat penyakit apa yang diidap adikmu?"

Pertanyaan itu mau tak mau sedikit mengejutkan Charles. Dia tidak mengira Dokter Cabrera akan mengawali percakapan mereka tanpa basa-basi berarti. Berdeham pelan, Charles pun menjawab lugas, "Dissociative Identity Disorder. Kondisi mental yang membuat Connor ... kehilangan jati diri."

"Oh, apakah aku pernah menggunakan istilah itu? Kehilangan jati diri?" Dokter Cabrera menjeda sejenak, atensinya beralih ke arah lain seperti sedang menerawang. Dia tidak melihat Charles mengangguk. "Kasus yang sekarang agak berbeda. Aku takkan menyebutnya kehilangan jati diri," ujarnya. "Justru sebaliknya."

Menambah jati diri? Charles menggeleng-geleng. "Aku tidak mengerti."

"Baiklah, tidak perlu buru-buru. Kita mulai dari yang paling sederhana," Dokter Cabrera berucap sabar, "Dissociative Identity Disorder sama halnya dengan kepribadian ganda. Adikmu mempunyai identitas lain selain Connor Kale."

Yang satu itu Charles sudah tahu. Dia menunggu sang dokter melanjutkan.

"Dulu Connor beberapa kali menjelma menjadi orang lain. Kita semua pernah menyaksikannya hilang ingatan, tidak sadar atas apa yang pernah dilakukannya, merasa bahwa memori-memori tertentu bukanlah miliknya. Tindak-tanduk Connor mencerminkan seseorang yang sama sekali lain. Dua orang yang sama sekali lain."

Terdapat dua jiwa asing yang mencoba mengambil alih Connor, itulah yang Dokter Cabrera coba sampaikan. Charles masih bungkam karena dia juga telah memahaminya.

"Setelah menjalani berbagai proses terapi selama kurang lebih dua tahun, Connor lebih bersikap seperti sedia kala." Sebersit keprihatinan terbit di wajah Dokter Cabrera. "Aku takut penyebab utamanya bukan gara-gara terapi itu sendiri, melainkan karena Connor belajar bagaimana caranya mengendalikan dua identitas lain di dalam dirinya."

Napas Charles tercekat, kemungkinan itu mengerikan bukan main. "Dia bisa melakukan itu?" tanyanya setengah tidak percaya. "Menaklukkan diri sendiri?"

"Memang kedengaran mustahil. Namun, yang kita bahas di sini adalah adikmu. One Man Army. Dia sudah cukup kuat dan pintar tanpa bantuan jiwa-jiwa itu, baik secara fisik maupun emosional, sehingga mendominasi mereka bukanlah perkara tidak mungkin. Terapi mungkin membantu sedikit, melemahkan dua jiwa itu atau apalah."

"Jadi ini yang kau maksud dengan 'sebaliknya'," gumam Charles, "DID tidak menghilangkan jati diri Connor; Connor yang menjadikan DID sebagai identitas barunya."

Mengangguk singkat, Dokter Cabrera lantas bersandar ke kursinya. "Seram, ya? Tetapi itu baru spekulasi. Kebenaran di balik semuanya akan terungkap nanti saat kita melakukan proses interogasi. Termasuk peran Venom di hidup Connor."

"Soal itu, apakah kau punya gambaran mengenai hubungan mereka?" Menanyakannya saja berhasil mengembalikan denyut menyakitkan yang belum lama ini melanda hati Charles. Namun, mengingat bahwa kebenaran terburuk telah terungkap, apa lagi yang perlu ia takutkan?

"Sedekat nadi," sahut Dokter Cabrera setelah sejenak berselang. "Mereka sedekat nadi, Letnan."

oOo

Tim kepolisian Petrova yang berada di Ranzes Asylum harus menunggu hingga malam tiba, bahkan hampir terpaksa menginap, guna memastikan apakah kondisi Connor sudah memungkinkan untuk diinterogasi.

Persiapan Connor takkan membutuhkan waktu lama. Itu menurut Dokter Cabrera, yang mana telah disampaikannya kepada Charles, juga kepada para polisi sesudah itu. Connor Kale yang dulu mungkin bakalan mengamuk sambil menangis sekaligus tertawa, tetapi Connor yang sekarang jauh lebih ahli menangani gangguan mentalnya sendiri. Dua jiwa yang saling serang di dalam kepalanya tidak mempunyai pengaruh sebesar dulu. Sejak pada suatu masa beberapa tahun lalu dan seterusnya, Connor selalu memegang kendali.

heart of terrorDove le storie prendono vita. Scoprilo ora