07[CC]

5K 562 24
                                    

Author POV.

Tibanya di Korea, Jimin dan calon keluarga kecilnya benar-benar menjadi sorotan di mata media yang meliput mereka. Senang? Jimin sih biasa saja, Minji? Agak malu karena mulai tenar dari sekarang, Jaebi? Jangan tanya, ia ketakutan dipelukan Jimin.

"Daddy-takut," rengek Jaebi. Ia dimana-mana melihat jepretan kamera yang mengitari, dan para bodyguard Jimin mencoba menghalangi beberapa pertanyaan dan membuka jalan untuk tuan besarnya.

"Iya, sabar, oke? Nanti kita akan cepat sampa rumah." lirih Jimin, sambil mengusap punggung kecil di gendongannya dan merangkul pinggang kecil Minji dari samping.
Menatap jepretan kamera wartawan dengan eyes smile handalannya.

"Tuan Park, berapa lamakah anda menjalin hubungan dengan sekretaris anda?"

"Tuan muda Park, bagaimana bisa anda memiliki anak laki-laki sedangkan anda belum menikah?"

"Tuan muda, coba sedikit ceritakan tentang kasmaran anda di Gwangju.."

"Tuan, ayo ceritakan sedikit saja!!"

"Tuan-tuan, tuan." dan masih banyak lagi.

"Nanti akan kuumumkan lebih jelasnya untuk kalian."satu kalimat singkat meluncur begitu saja dari bibir bervolume Jimin.

Selebihnya hanya tersenyum samar untuk membalas pertanyaan wartawan yang tak begitu penting menurutnya. Minji mengikuti langkah kaki atasannya, karena ini juga pertama kalinya ia dipliput secara langsung seperti ini. Senang+malu+gugup+-intinya plus-plusnya banyak.

"Tuan Park, silahkan masuk ke dalam mobil." Interupsi dari salah satu bodyguard-nya.

"Huh-benar-benar butuh perjuangan untuk menghindari para awak media.." celetuk Minji, ia melihat lengan bajunya yang sedikit sobek akibat tertarik tadi mungkin. Baju dari Jimin, bermerek mahal pula.

"Mommy, kita akan kemana?" Jaebi pindah duduk ke pangkuan Minji sambil tiduran.

"Kita akan ke rumah Daddy. Rumahnya itu sangat besar dan Jaebi pasti menyukainya," sahut Minji, lalu mencium rambut tebal Jaebi. Tangannya masih mengusap bajunya yang robek, tidak iklas-baju malahl soalnya, dibelikannya hanya satu.

Dan omongan Minji di balas anggukan ringan oleh si laki-laki kecil, ia sudah tak sabar juga memberi rumah untuk para mainanya. Sedangkan Jimin, ia sebisa mungkin memejamkan matanya lelah.


°°°




"Jelaskan!"

Jimin agak meneguk ludah kasar, saat ini ia dan Minji sedang disidang oleh Mommy-nya di ruang keluarga karena membuat seluruh stasiun televisi gempar dengan beritanya. Jaebi hanya duduk anteng di pangkuan Appa Jimin, karena sudah disogok oleh coklat dan kawan-kawannya.

Chanyeol tersenyum senang melihat wajah keruh Jimin. Sekarang giliran yang kena amukan, duh senang sekali rasanya setelah sekian lama. Pikir Chanyeol sambil cekikikan.

Dan Chanyeol sekarang juga sudah memiliki calon pendamping pilihan Mommy-nya, tidak buruk tapi cukup manis dan elegan.

"Mommy-mu menyeramkan juga, Chan." bisik gadis di sampingnya, calon istrinya, Shin Bora.

"Ini baru permulaan, sayang."

Minji meremat tangan besar Jimin dari balik meja, meminta izin ingin memperjelas semua. Tapi Jimin menggeleng tanda tak setuju, ia hanya takut Minji terkena semprotan omongan kasar sang Mommy dan berujung dengan sakit hati. Kalau dia sih sudah biasa bahkan menyerempet kebal, tapi berbeda dengan Minji yang orang baru dan tak tau apa-apa soal menghadapi si induk singa ini.

Crazy Ceo [PJM]Where stories live. Discover now