15[CC]

4.8K 454 42
                                    

Author POV.

Dengan langkah yang ragu, Jimin kembali pulang ke mansion besarnya. Menelan ludahnya tersendat saat rupa Park Bom muncul sambil berkacak pinggang di teras.

"Sudah ingat diri?" Ujaran ketus yang membuat langkah Jimin berhenti di tempat.

"Aku sedang berusaha, Mom." Sahutnya.

"Kau tau Jim? Mommy benar-benar menyesal melahirkan anak sepertimu! Otak dangkalmu lebih memilih laki-laki gay itu!"

"Sudah genap satu tahun kau mengusir mereka dengan tangan ringan dan kini kau baru mencarinya?! Aku selalu berharap Minji bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik di luar sana!"

Jimin tidak menyahuti ocehan nyonya rumah. Ia malah melangkah ke dalam ingin bertemu Appa-nya.

"Dasar anak otak udang!" Teriak Park Bom di belakang Jimin. Nafasnya menggebu kesal, karena diabaikan begitu saja.

Jimin sih tak ambil pusing, diteriaki bukannya sudah seperti makanan sehari-hari?

"Appa-," kalimat Jimin putus disana saat melihat Appa-nya menguarkan aura tak bersahabat.

"Bajingan! Kenapa kembali?!" Sunggut tuan Park, benar-benar tak terima atas kedatangan anaknya.

"Ak-aku ingin pinjam aksesmu, aku sudah lelah mencarinya dengan tangan kosong," Jimin menatap tepat di netra Appa-nya dengan tekad besar.

Namun berbalik dengan sang Appa yang malah memberi senyuman mengejek.

"Aku tidak akan memberikan aksesku kepadamu jika kau tak memutuskan hubunganmu dengan putra tunggal keluarga Jeon! Aku malu menjadi perbincangan rekanku karena hormon anakku berbelok!"

"Sudah! sudah aku putuskan sejak tujuh bulan lalu hubunganku dengan Jungkook, tak ada apa-apa lagi antara kami, dan ia juga sudah di jodohkan oleh orangtuanya."

Appa dan Mommy-nya saling pandang, memastikan tak ada kebohongan dari cara Jimin bicara. Dengan pasti Park Bom mendekati Jimin, lalu mengusap halus keningnya.

"Kami orangtuamu jadi jangan kecewakan kami kedua kalinya, arra?" Jeda. "Pernikahan itu begitu sakral asal kau tau, jangan main-main dengan sumpah pernikahan."

"Baiklah, beri dia akses untuk mencari anak istrinya, yeobo." tuan Park segera melaksanakan perintah nyonya besar untuk menghubungi bawahannya tanpa banyak komentar.

"Terimakasih Mom," bibir Jimin melengkung ke bawah, matanya mulai berkaca-kaca, tapi segera tangan besar Appa-nya menyapu dengan kasar.

"Ingat umur!"

"Apppaaa~"

"Cari istrimu di pesisir pantai Hakdong, dia disana selama ini!"

Jimin membulatkan matanya tak percaya, secepat itu? Setaunya, Appa-nya belum ada lima menit memerintahkan bawahannya.

"Appa-,"

"Apa itu orang tinggi jika kau lupa, tidak seperti dirimu yang tak memiliki jaringan luas!"

"Appa borahe,"

"Ya aku tau," sahut tuan Park, terkekeh rendah saat Jimin benar-benar menangis di bahunya.












°°°







Jimin tiba di pesisir pantai Hakdong sesuai titah Appa-nya sore ini. Dengan percaya diri ia menelusuri tiap arus pantai demi menemukan rumah tua yang dikatakan menjadi tempat tinggal Minji dan Jaebi.

Crazy Ceo [PJM]Where stories live. Discover now