03[CC]

6.1K 569 51
                                    

Author POV.

Jimin sedang duduk santai di sofa sambil meminum teh hijau without suger kesukaannya tak lupa dengan ditemani laptop di paha kokohnya. Ia sedang sibuk membuka situs web di internet untuk mencari link yang berisi video-video separuh jiwanya. Sudah ia kususkan jika laptop yang satu ini akan ia gunakan untuk menyimpan video kesayangannya, tak peduli apa bila virus menyebar dimana-mana.

Terkikik senang saat ia mendapatkan updatean terbaru dari pemain yang ia gemari. Dan cepat-cepat ia mendownload versi baru video tersebut dengan mengandalkan jaringan WiFi di rumah.

"Ya! Anak sialan!" Jimin terkejut dan menatap sang Mommy yang mendobrak pintu kamarnya dengan nafas menggebu-gebu tak karuan, Jimin jadi merasa sedikit bergidik melihat pemandangan di depannya. Padahal jika di pikir-pikir pintu itu bisa di buka dengan perlahan bukannya dengan cara mendobrak seperti ini, kan?

"Apa lagi sekarang, Mommy?" sahut Jimin kalem. Mulutnya masih menyeruput hot greentea sambil memasang senyum semanis mungkin. Berpura-pura seakan lupa dengan suatu janji yang akan di tagih oleh Mommy-nya sekarang.

Park Bom atau kita kenal sebagai Mommy-nya Jimin. Ia melepas sendal beludru rumahannya lalu menepak kepala Jimin tanpa belas kasihan hingga greentea di mulutnya keluar lagi. Park Bom sangat terkenal kesadisannya di kalangan manapun.

"Kau sudah kuberi waktu seminggu dan kini kau bilang ada apa lagi sekarang?!" Jeda. "Mau kusilet penis kecilmu, hah?!" bentak Bom tak terima, karena seperti di beri harapan palsu oleh anak bungsunya.

"Oh Ayolah! Mom mengatai penisku kecil? Jika kecil buktinya Jungkook bisa berteriak tak waras di bawahku.." ejeknya sambil mengeringkan matanya nakal. Sedikit berusaha mengalihkan topik.

Park Bom benar-benar kehabisan kata-kata di buat oleh putra bungsunya ini. Sebenarnya otak Jimin itu sebesar biji jagung atau sebesar biji zakar nya?!

"Chanie!!!" Bom memanggil nama Chanyeol dengan menggelegar dari kamar Jimin.

"Yes, Nyonya?" Chanyeol datang dengan berbondong-bondong sambil memasukan susshi ke mulutnya saat tau namanya di panggil oleh sang Mommya dengan nada tidak nyelow.

"Nyonya? Tidak buruk juga!" Chanyeol meringis saat melihat sandal tepak beludru di tangan Mommy-nya. Biasanya ia dan Jimin always tak pernah absen mendapatkan pukul cinta dari sandal itu jika memiliki masalah dengan Mommy mereka.

"Bisa jujur pada Mommy?" Chanyeol langsung menganggukkan kepalanya. Ia sudah trauma karena keseringan berciuman dengan sandal dengan alasan membantah sang Mommy.

"Heheh-t-tentu!" Jimin juga sudah was-was di belakang Mommy-nya. Duh, pasti pertanyaan lagi.

"Berapa kali Jimin main sexs dengan pria gila itu?!" Chanyeol gigit bibir bawahnya resah. Ia mana tau berapa kali adiknya ini sexs dengan Jungkook. Dikira dirinya ini apaan? Sampai-sampai hal intim seperti itu harus ia perhatikan dengan detail.

"Emmm-tiga atau emp-aduhh Mom sakitt!"

"Jangan bohong! Mana ada tiga atau empat, hah?! Jimin itu tampangnya serampangan jadi tiga atau empat itu mustahil!"

Satu tepakan sandal mengenai wajah tampan Chanyeol tadi sedangakan Jimin cekikikan di belakang Mommy-nya tanpa menimbulkan suara.

Chanyeol mendengus kesal jadinya. "Aku mana tau tentang hal itu, Mommy~"

"Kau sudah Mommy suruh menjadi penguntit handal seperti ajaran Mommy, tapi malah tidak becus hasilnya!" Bom berbalik ke belakang saat merasa ada yang kurang beres-dan benar dugaannya. Ia melihat dengan polos Jimin tengah salto ria dengan gaya bodohnya di sofa.

Crazy Ceo [PJM]Where stories live. Discover now