16[CC]

4.5K 455 85
                                    

Author POV.

Hingga pada akhirnya malam ini Jimin menginap di rumah sederhana Minji, hari semakin gelap dan jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam.

"Lelap sekali tidurnya anak Daddy," Jimin tengah menemani Jaebi tidur sambil mengusap punggung kecil Jaebi yang tadi gatal katanya.

Di lain sisi, Minji sedang bingung akan tidur dimana. Ia tidak mau harus berbagi kasur dengan Jimin, tapi ia mengantuk.

"Begitu saja terus sampai pagi!" Sindir Jimin.

Minji buang muka tidak mau bicara, memang sudah baikan tapi masih canggung.

"Cepat tidur."

"Kasurnya tidak cukup, sialan!"

"Siapa yang kau sebut sialan?"

"Orang gila!"

"Bicara seperti itu lagi kuperkosa kau di sini!

Minji memutar matanya jengah, bersidekap dada masih tak mau tidur. Jimin itu selalu mainnya mengancam! Kesalnya.

Jimin menggeser sedikit badannya agar muat untuk bertiga, ia melirik ke arah Minji yang matanya mulai ngantuk, tapi gengsi untuk tidur bersamanya.

"Sini Ji, sebelum aku yang memaksamu!"

Minji menyeret kakinya paksa, lalu tidur di belakang Jimin. Sedangkan Jimin tersenyum senang bisa diapit oleh dua kesayangannya.

"Besok pagi mau masak apa?" Jimin membalikkan badannya lalu memeluk pinggang kecil Minji.

"Memasak dirimu!" Ketus Minji, berusaha menutup matanya saat tangan Jimin mulai menggambar pola di perutnya.

"Pintar sekali menggombal,"

"Jim, aku mengantuk." Minji menggenggam tangan nakal Jimin yang tak bisa diam.

"Kau tidur saja, aku ingin bergadang."

Minji benar-benar merapatkan matanya meski nyatanya tak bisa, tangan brengsek Jimin terus mengelus perutnya dengan lembut dan sesekali mencium tengkuknya hingga bulu kuduknya berdiri semua.

"J-jim,"

"Apa sayang? Basah?"

Dan seketika Minji membalikkan badannya menghadap Jimin, lalu mencubit bibir tebal Jimin dengan kesal.

"Tolong mulut di kontrol!"

"Coba aku rasakan, sayang." Tangan Jimin masuk ke sela paha sang istri dengan jahil.

Dan Minji dengan gerak cepat menahan tangan usil Jimin, memelototi Jimin yang kini malah terkekeh serak.

"Jangan coba-coba!"

"Why? Aku hanya memastikan, babe..."

Minji mengigit bisep Jimin saat tangannya mulai bereaksi kembali.

"Tidur! Atau kutendang untuk tidur di luar?!"

"Iya-ya, Mom!"



🍃🍃🍃








Pagi-pagi sekali setelah sarapan dan mengepak barang, Jimin dan keluarga kecilnya kembali ke mansion keluarga Park. Jimin tidak henti-hentinya mengulas senyuman di ruang tamu, tak menyangka ia akan dipertemukan lagi setelah satu tahun pencarian. Berharap kepada tuhan agar rumah tangganya kini baik-baik saja.

Dan Jaebi terus merenggut kesal karena sang Mommy lebih sibuk dengan Daddy-nya, tertawa terbahak dan melupakan keberadaan Jaebi. Mendengus kecil merasa bosan, grandpa dan grandma-nya sedang berlibur ke Brisbane jadi rumah besar ini sepi.

"Terserah!"

"Sayang, hey kenapa?" Minji telat menyadari jika putranya merajuk sedari tadi, menarik tubuh kecil itu ke pelukannya.

"Cengeng!" sindir Jimin.

"Daddy diam!" Sunggutnya tak terima, bibir kecilnya mencebik ke bawah, mata dan hidungnya memerah. Jimin jadi tambah ingin menggodanya.

"Edisi terbaru Ironman akan keluar." Jaebi menatap Daddy-nya sinis, lalu kembali memeluk Minji. "Mom, kita harus hemat, kan?"

"A-hh nde, kita harus hemat,"

Hemat katanya??

Jimin langsung menggendong putarnya dan duduk di sofa, mengecup seluruh wajah kecil itu dengan rasa gemas. Umur masih balita tapi pemikirannya orang dewasa.

"Jim," panggil Minji.

"Coba biasakan panggil aku Daddy." sahut Jimin, kemudian kepalanya ia tenggelamkan pada perut putranya.

"Dasar otak pasir!"

"Babe, apa salahnya kau memanggilku dengan sebutan Daddy? Jaebi juga memanggilku begitu." Minji membuang asal pandangannya tak mau menatap wajah Jimin.

Sedangkan Jimin kembali melanjutkan aksinya menggoda sang putra. Minji duduk manis di samping Jimin, tangannya memilin ujung baju hingga terlihat kusut, menarik nafas dengan pelan lalu menoleh ke arah Jimin.

"Dad, skincareku habis dari seminggu," cicit Minji malu, menunduk tak berani menegakkan kepalanya, dan entah kenapa ingin sekali ia menenggelamkan dirinya ke rawa-rawa sekarang saat mendengar jawaban suaminya.

"But give me a hot kiss later,"







A.N

So, gaes maaf bgt aku jarang up, padahal udh dikasi support dari kalian, tapi apa daya otak dan tangan tidak mau sependapat 😄

Intinya maapin ya! Borahe All🍓

Crazy Ceo [PJM]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora