05[CC]

5.3K 557 46
                                    

Author POV.

"Sakit hati saya mendengar hinaan Eomma anda, Sir." sindir Minji sambil memegang dadanya dramatis. Memang benar sih sakit, Omongan Mommy-nya Jimin itu judes dan pedas, pintar memblokade jalan pikiran orang.

Sedangkan Jimin menghirup nafasnya gusar, ia tahu Mommy-nya itu sangat pemilih. Jika Minji saja sudah termasuk dalam rangka ditolak apalagi ia ingin menikahi Jungkook yang notabenenya sesama jenis.

"Jadi apa next step dari sekenario ini?" Minji bertanya sambil melihat pemandangan luasnya kota dari gedung atas.

"Coba kau ambil hati Mommy-ku, kalau bisa, caranya kau pikirkan saja dulu sendiri. Aku sudah lelah sekali berpikir ini-itu," Jimin bersandar pada kursi kebesarannya dengan kakinya yang selonjoran dan ikut melihat pemandangan kota.
Ia merasa penat akan kekangan Mommy-nya yang minta apa harus gas dituruti, kalau tidak dituruti ya sandal teplek keramat yang akan menjawab semuanya.

Sedangkan hyung-nya, alias Park Chanyeol juga pasti sedang ruwet-ruwetnya berpikir untuk memenuhi kriteria Mommy-nya saat ini.

Sedangakan gadis Choi itu sedari tadi sedang memutar otak untuk mencari langkah selanjutnya yang akan ia garap. Tapi, jika lama-lama seperti ini lengah juga berpikir sendiri yang tak juga menemukan titik terang.

Minji ingin berbalik melangkahkan kakinya pada kursi miliknya. Ia butuh penyegaran sekarang. Seperti melihat abs para oppa yang ia idol, kan mungkin? Sungguh, para abs-abs sobek itu sangat ia agungkan sebagai penyegar disaat hidrasi melanda seperti saat ini contohnya. Tapi belum benar-benar kakinya melangkah ia tersandung kaki Jimin yang selonjoran di samping kursi.

Dan dengan tidak elitnya Minji jatuh di atas pangkuan sekal Jimin. Diam saling pandang, tak ada yang membuka suara. Tangan Minji otomatis berpegang pada bisep kekar milik Jimin.

Lalu tangan nakal milik Jimin yang sialnya kurang ajar itu juga tak sengaja merambat pelan pada dua gumpalan daging yang kenyal dan empuk di belakang sana, lalu meremasnya pelan hingga membuat gadis Choi itu memekik terkejut.

"Park! Apa-apaan kau meremas privasiku, hah?!"

Kekehan ringan Jimin sebagai balasan atas bentakan gadis itu. Bahkan tak begitu memusingkan karena si gadis Choi yang menyebut marganya dengan nada santun...

Efek Jimin jika lelah itu berbahaya juga.

'Sial! berani sekali si brengsek ini meremas bokongku! Untung kau Ceo, coba kalau karyawan biasa sudah kupenggal kemaluannya!' batin Minji merenggut kesal.

Minji masih dalam mode kesal yang membuncah jadi lupa segalanya jika ia masih dipangkuan si bos muda. Jimin mah santai saja, bahkan tangannya masih bertengger apik pada bokong gadis itu, tapi tidak terlalu merabanya seperti tadi.

"Bukannya aku harus belajar menyukai lawan jenis? Tapi ini tidak buruk juga. Besar, berisi depan belakang dan aku bisa merasakan saat ini." Jimin berujar secara gamblang, lalu menurunkan sekretaris-nya dari pangkuan. Dan Minji baru sadar akan dunianya.

Minji langsung lari terbirit-birit dengan wajah menahan malu yang luar biasa ke meja miliknya.

"Dasar bos otak selangkangan!" makinya.

Sampai di meja, Minji segera memunggungi bosnya dengan rasa kesal, malu, gengsi, marah yang menjadi satu.

Sedangkan Jimin tak mau ambil pusing, ia malah menyibukkan dirinya dengan berkas untuk meeting yang akan diadakan di Gwangju pukul satu setelah istirahat siang.

°°°

Akhirnya dengan menghadalkan pesawat jet pribadi, Jimin dan Minji beserta beberapa ajudannya sampai dengan jarak waktu tempuh yang sangat singkat di Gwangju. Turun dari Jet, Jimin menjadi tontonan perdana orang -orang sekitar, tak begitu memusingkan, bukankah sudah biasa menjadi tontonan untuk seukuran anak seorang pejabat pemegang saham.

Crazy Ceo [PJM]Where stories live. Discover now