Part 35

2.3K 284 14
                                    

Author POV

Keresahan melingkupi diri Willy semenjak ia sampai di rumahnya beberapa jam yang lalu.

Ia masih ingat dengan baik bagaimana ekspresi Bima mengatakan hal itu. Satu hal yang sanggup membuat dirinya resah.

Di gigit bibir bagian dalamnya ketika menatap ponselnya yang tergeletak di atas meja. Ia harus menghubungi Risa. sekarang juga.

Dengan meyakinkan dirinya, ia mencari kontak Risa dan segera menekan tombol hijau pada bagian bawah layar.

"NGAPAIN LO NELPONIN ISTRI GUE TENGAH MALEM GINI?".

ia harus menjauhkan ponselnya beberapa saat sebelum mendekatkannya kembali. Teriakkan Jay membuat dirinya kaget, "sabar bang,sabar.... Gue ada perlu sama risa. Pentiiiing banget, serius, gak bohong".

Di lain sisi...

Risa hanya mengerutkan keningnya ketika melihat Jay mengambil alih ponselnya yang berdering. Dirinya bertanya-tanya ketika Jay berbicara dengan nada yang cukup keras. Siapa yang menghubunginya tengah malam begini?.

Pertanyaan itu terjawab saat Jay menyerahkan ponselnya. Dilihatnya nama Willy, ia pun segera menekan tombol loudspeaker, "Ada apa mas? Kayanya penting banget sampai nelpon jam segini". Ucapnya sambil menatap Jay yang perlahan naik ke atas ranjang.

"Sa, lo tau kalau Bima sama Karina pacaran?".

Hening.....

Risa dan Jay saling memandang.

"Kata siapa mas?".

"Bima sendiri yang bilang ke gue kalau mereka pacaran. Lo jawab jujur aja,Sa".

"Mas Bima emang pernah bilang ke aku, katanya dia naksir cewek. Cuma belum ngasih tau siapa cewek itu. Kalau emang Karina, aku sih ngga masalah. Tapi, bukannya Karina itu calonnya Mas Willy?".

"Jadi beneran kalau mereka pacaran,Sa?".

"Nanti aku tanyain lagi ke Mas Bima. Tapi, Mas Willy gak apa-apa kan kalau mereka jadian? Soalnya yang aku liat, Mas Willy juga semacam cuek aja sama Karina. Mungkin Karina lelah ngejar-ngejar Mas".

Sambungan telepon itu terputus secara sepihak.

"Songong bener tuh bocah". Sungut Jay, "tapi, beneran si Bima sama Karina?".

"Yaaaa ngga mungkin lah Mas". Sahut Risa, ia segera menaruh ponselnya pada nakas. Kembali merebahkan dirinya di samping Jay, "Meski Karina itu tipenya Mas Bima, tapi Mas Bima ngga mungkin ambil sesuatu yang udah jadi milik temannya sendiri. Dia lebih ngebiarin dirinya tersakiti dari pada menyakiti temannya".

"Terus kenapa lo bilang kaya tadi ke Willy?".

"Ya biar Mas Willy sadar. Sadar sama perasaannya sendiri. Jadi cowok kok gengsian".

"Seharusnya Willy nyontohin gue ya?".

Wajah Risa kembali merona. Ia pun membalikkan tubuhnya memunggungi Jay. Di rasakannya sebuah tangan yang melingkari pinggangnya.

"Ngga usah malu-malu gitu dong". Ledek Jay dengan mengecupi tengkuk Risa secara lembut.

"Aku malu sama teteh, dia lagi ngeliatin kita".

"mulai kan horornya".

sangat mudah sekali bagi Risa untuk mengendalikan rasa malunya pada Jay meski mereka sudah sah.

Jay masih takut dengan teteh. Padahal, teteh tidak akan pernah menampakkan dirinya dengan mudah. Hanya hal-hal tertentu saja ia akan menampakkan wujudnya.

Someday - DAY6 Where stories live. Discover now