Part 23

2.8K 308 14
                                    

Author POV

Keempat pasang mata itu terus menatap pada sesosok pria yang tengah berjalan ke arah mereka.

Kedua alis milik Sonny saling bertaut. Ia begitu mencermati keadaan sahabatnya yang sangat berbeda pagi ini.

Rambut yang masih basah, sebuah kemeja tanpa adanya kaos yang di pamerkan seperti biasanya. Bahkan kancing-kancing kemeja itu terkancing dengan sangat rapi, hanya menyisakan satu kancing teratasnya saja.

Berbeda dengan Sonny.
Bima bergidik ngeri menatap senyum yang tak pernah lepas dari wajah Jay. Bagaimana bisa adiknya merubah total penampilan Jay dalam waktu satu malam?.

"Semalam abis berapa ronde ,Bang?".

Kepala Denny segera menoleh pada Willy yang duduk di sampingnya ketika mendengar pertanyaan yang telah di lontarkan oleh Sahabatnya yang setahun lebih tua.

"Hah?". Dahi Jay mengkerut, ia segera duduk, melepas ransel dan menaruhnya di atas meja panjang.

"Lo ngga demam kan?". Tangan kanan Sonny terulur, mengecek suhu tubuh Jay melalui dahi.

"Sejak kapan lo suka ngancingin kemeja kaya gitu,Bang?". Tanya Denny.

Jay menundukkan kepalanya. ia tertawa pelan ketika menyadari penampilannya saat ini. "Gue juga ngga sadar udah kaya begini". Jari-jemarinya dengan lincah melepaskan kancing kemejanya satu-persatu.

"Jadi, semalam lo sama Risa sampai jam berapa?".

"Hah?".

Bima memutar kedua bola matanya ketika mendengar pertanyaan itu lagi dari mulut Willy.

"Gue tidur. Jangan mikir yang macem-macem lo pada". Sungut Jay.

"Bohong banget lo berdua langsung tidur". Sela Sonny.

"Kita liat aja Bang, Risa rambutnya basah apa ngga". Ujar Willy dengan mengangkat sudut bibirnya sedikit. Kedua matanya tak lepas memandang Jay yang duduk di hadapannya.

"Lo ke kelas gih Denn, pantau kondisi rambutnya Risa". Perintah Sonny.

"Mumet gue kalau ke kelas jam segini,Bang. Berasa di kejar-kejar sama tugas".

"Percuma lo liatin rambutnya Risa. Dia tiap abis mandi langsung di keringin rambutnya". Ujar Jay.

"Oooohhhhhhhhhhh". Keempatnya langsung berkoor ria.

"jadi, ada yang udah hafal sama kebiasaan istri. Gue aja yang abangnya ngga tahu soal itu".

"Ya,Lo kan ngga sekamar sama Risa,Bang". ucap Willy pada Bima.

Hanya tawa kecil yang terdengar dari Bima.

"Bisa sinting gue kalau disini". Jay segera beranjak dari tempatnya duduk, mengambil ranselnya dan berjalan menuju gedung fakultasnya.

"gue bisa tebak, pasti semalem itu Risa mati-matian pertahanin keperawanannya biar ngga di renggut".

Bima menggeleng-gelengkan kepalanya, ia pun melakukan hal yang sama seperti yang telah dilakukan oleh Jay. Sepertinya Willy masih penasaran dengan kedua pasangan baru itu.

"Kok pada ninggalin gue sih?". Sungut Willy ketika ia telah sendirian di meja kantin ini.

~

langkah kaki Bima terus melangkah menuju gedung fakultasnya. Disampingnya sudah ada Sonny.

Senyum tipis tak lepas dari bibirnya. Beberapa kali ia membalas sapaan teman-teman wanitanya saat berpapasan. Dan dampak yang terjadi dari kejadian itu adalah adanya sebuah euforia baru pagi ini.

Someday - DAY6 Where stories live. Discover now