Part 6

3.7K 456 20
                                    

Author POV

Senyumnya begitu merekah saat Laras menatap kalender kecil yang tergeletak di atas meja belajarnya. Sebuah bentuk hati tersemat manis di angka 25.

Ya, 3 hari lagi ia akan merayakan hari lahirnya. Segudang rencana yang akan ia lakukan sudah tersusun rapih di dalam otaknya.

Dilirik ponselnya yang menyala. Tertera nama Alanis yang mengiriminya sebuah pesan yang bertanya untuk rencana pertemuan mereka sore ini. dengan terpaksa Laras harus membatalkan rencana mereka terkait sang kekasih yang tiba-tiba memintanya untuk bertemu.

ia segera bersiap untuk mengganti pakaiannya. pasalnya satu jam lagi ia akan menuju salah satu tempat makan yang ada di pinggir ibukota. memang agak jauh dari hiruk pikuk keramaian. 

setelah semuanya selesai , ia segera memesan taksi online untuk mengantarnya ke tempat tersebut di karenakan Hendri yang tidak bisa menjemputnya.

butuh waktu satu jam untuknya sampai di salah satu tempat makan yang terbilang sederhana namun sangat bagus sekali dekorasi tempatnya. ada begitu banyak tanaman hias di sekitar meja yang memberikan kesan sejuk pada wilayah yang terbilang panas ini..

langkah kakinya membawanya menuju meja dimana Hendri telah duduk disana. ia melihat ada yang berbeda dari penampilan kekasihnya. seperti orang yang sedang menanggung beban yang sangat berat.

"kamu baik-baik aja?". tanya Laras begitu duduk di hadapan Hendri.

"iya, kamu mau pesan makan dulu?". 

"nanti aja, aku masih kenyang. tadi Bunda buatin bubur kacang hijau". Laras tersenyum menjawabnya.

"aku pesenin minum ya". 

tangan kanan Hendri terangkat untuk memanggil salah satu pelayan yang ada. ia segera memesan jus jeruk, salah satu minuman yang paling di sukai Laras.

beruntung bagi Laras karna Hendri memilih meja yang tidak begitu ramai posisinya. aura menegangkan mulai ia rasakan ketika kedua matanya semakin menangkap ekspresi Hendri yang semakin gelisah. ia ingin bertanya tapi ada rasa takut, mulutnya terasa kelu dan sangat sulit untuk mengeluarkan satu kata pun.

setelah pelayan membawakan minuman untuknya, Hendri meraih tangan kanannya. memegangnya dengan sangat lembut dan hati-hati seakan ia takut akan menyakitinya.

"aku mau ngomong sesuatu sama kamu".

degub jantung Laras semakin kencang. ia hanya menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya saja.

"aku cinta sama kamu tapi.......".

"tapi apa? ".

"aku udah ngehamilin gadis lain,Ras". Suara itu terdengar begitu lirih nyaris seperti sebuah bisikan pada telinga Laras.

Laras merasakan genggaman tangan Hendri semakin kuat, ia berusaha menetralkan semua perasaan yang saat ini bercampur aduk menjadi satu, "gak lucu ih, ulang tahun ku masih 3 hari lagi lho, masa ngasih pranknya sekarang".

"itu bukan prank,Ras......semua cara udah aku lakuin buat gugurin janin itu, tapi selalu gagal Ras".

ia langsung melepaskan genggaman tangan Hendri. dengan sekuat tenaga ia menahan air matanya agar tidak jatuh. Kedua matanya menatap lekat wajah Hendri, menatap tepat pada kedua bola mata hitam miliknya. ia mencari kebohongan disana namun tak ia temukan di dalam sorot matanya.

"itu tandanya, kamu harus tanggung jawab. kamu udah ngelakuin dosa besar, jangan di tambah lagi dengan cara kalian ngegugurin anak yang sama sekali gak bersalah". 

"tapi aku cintanya sama kamu,Ras".

"kalau kamu cinta sama aku, kamu gak akan khilaf sampai sejauh itu. saat ini, cuma wanita itu yang lebih berhak atas diri kamu. akan ada anak yang harus kamu tanggung , bukan dalam arti hanya materi, tapi seluruh hidup kamu udah jadi milik anak itu". 

Someday - DAY6 Where stories live. Discover now