part 3

4.9K 501 61
                                    

Author POV

Hari demi hari , Risa dan juga Jay semakin dekat. mereka sering jalan bersama jika ada waktu luang atau bahkan sekedar berchat ria di salah satu aplikasi saat Risa terpaksa harus begadang demi menyelesaikan beberapa laporan pekerjaannya. 

kedekatannya dengan Risa tanpa disadari olehnya membuat beberapa perubahan yang sangat positif. 

sudah beberapa kali sang Ibunda memergokinya saat sedang sholat. bisa di bilang, anak laki-lakinya itu sudah sangat lama sekali tidak menyentuh sajadah yang tersimpan rapi di dalam lemarinya.  bahkan mbak Tri juga sempat bilang padanya jika di kamar Jay sudah tidak pernah ia temukan puntung rokok ataupun abu rokok. 

seperti malam-malam sebelumnya, keduanya kembali bertemu di salah satu kedai nasi goreng di pinggir jalan. Ya, Risa yang meminta untuk bertemu di tempat seperti ini. 

"wajah lo kusut amat". ledek Jay begitu Risa datang dan duduk di sampingnya.

"aku tuh kesel mas. di kasih tugas kelompok tapi yang ngerjain cuma dua orang padahal anggotanya ada lima. sementara pas mau di kumpulin, tiga orang itu dengan entengnya bilang 'tugas udah selesai semua kan? nama gue udah di tuliskan?'". ujar Risa dengan menirukan gaya bicara salah satu temannya.

Jay yang melihat sikap Risa sontak saja menahan tawanya agar tidak pecah. percayalah, tertawa di depan orang yang sedang kesal akan berdampak sangat buruk ke depannya.

"trus akhirnya lo tulis nama mereka bertiga?". 

"ya ngga lah mas, biarin aja mereka mau marah sama aku. yang capek dua orang tapi yang bahagia lima orang, itu ngga adil". 

"good". dengan gemas Jay mengacak-acak rambut Risa dengan refleks. hal itu tentu saja membuat Risa terdiam sejenak. 

"makasih ya pak". ujar Risa setelah bapak penjual nasi goreng meletakkan segelas es teh manis ke hadapan mereka berdua, "oh iya, hubungan mas Jay sama adiknya udah membaik?". 

kepala Jay menggeleng pelan, "belum sa. dia masih sinis ke gue". 

"aku juga kurang paham sih sebenernya. apalagi posisinya aku anak tunggal hehehe". 

"mungkin karna beberapa tahun lalu gak pernah ngehubungin dia atau sering lupa saat ada moment special di hari-harinya dia, makanya sikap dia ke gue sinis. tau gak sa? rasanya itu kaya lo berada di satu ruangan sama adik kandung tp ya cuma diem-dieman. berasa orang asing yang mau ngobrol tapi terkendala di bahasa". 

"tapi aku percaya, meski keadaanya sedingin itu, pasti ada sesuatu yang bisa bikin hangat di antara kalian. yang penting Mas mulai sekarang udah nyoba memperbaiki semuanya. untuk hasilnya kan kita gak akan tahu seperti apa nantinya".

keduanya mulai menyantap nasi goreng yang telah tersaji di depan mereka. 

ada satu kebiasaan Risa yang sudah di hafal oleh Jay. gadis itu akan membiarkan uap panas makanannya menguar terlebih dahulu. bahkan ketika ia menyendokkannya, ia segera meniup-niupnya cukup lama sampai benar-benar dingin. 

ada perasaan yang sulit untuk di ungkapkan jika ia sedang berdekatan dengan Risa. gadis itu memang selalu ramah pada semua orang tapi seperti ada tembok yang sangat tinggi untuk siapapun yang ingin masuk lebih dalam lagi. 

itulah yang ia rasakan saat ini. ada beberapa sisi yang masih belum bisa ia tembus. rekornya saat ini hanya menemaninya makan,saling bertukar pesan satu sama lain, mengantarnya sampai benar-benar masuk ke dalam rumah.

**

Bima Setya Nugraha 

siang ini, pemilik nama itu sedang menjadi pusat perhatian beberapa gadis yang berada di area kantin. baik kakak tingkat, adik tingkat atau teman satu angkatannya.

Someday - DAY6 Where stories live. Discover now