part 2

5.9K 576 43
                                    

Author POV

sedari tadi Risa tak henti-hentinya tertawa akibat celotehan yang terus di keluarkan oleh Ibunda Laras. 

Ya, sudah dua jam dia di rumah ini. mereka bertiga sedang membuat menu makan siang rumahan pada umumnya. sayur sup makaroni dengan ayam goreng. Ah, tidak lupa mereka juga membuat sambal kentang dengan tambahan ati ampela ayam kesukaan Laras.

"Kamu udah punya cowo sa?".

mendengar pertanyaan itu, Laras semakin tertawa. bahkan ia memegangi perutnya yang di rasa cukup sakit akibat tawanya, "Risa ga berani pacaran bun, takut di........".

belum sempat Laras menyelesaikan omongannya, Risa lebih dulu menginjak kaki kiri Laras.

"belum ketemu jodohnya bun. nanti kalau udah ketemu, Risa pasti minta restu ke Bunda". 

"halah, gaya". ledek Laras masih dengan cengirannya.

"sudah sudah, anak perawan pamali ketawa seperti itu". lerai sang Ibunda

"tuh denger".

"kenapa ga bumali aja bun? kenapa harus pamali?". Laras memberikan cengirannya pada Risa dan di balas dengan sebuah jitakan sayang tepat di puncak kepalanya.

Risa kembali pada kerjaannya. ia segera mengambil sebuah mangkuk besar untuk memindahkan sambal kentang yang telah matang.

"Bun, habis ini aku sama Risa mau langsung ke Mall ya?". 

"kalian ngga makan dulu?".

"Risa puasa Bun, nanti dia makin khilaf lagi kalo liat Laras makan". 

"astaga, Bunda jadi ngga enak sa nyuruh kamu masak segala macam tapi kamunya puasa".

"gapapa Bun, Risa kan tahan segala macam masakan kalo lagi puasa begini".

"kalau gitu, Bunda pisahin yang buat kamu buka puasa nanti". Bunda segera mengambil stok tempat makan yang menjadi merk andalan para ibu rumah tangga.

Selesai memindahkan semua makanan ke tempat makan, Bunda memberikannya pada Risa.

"Bunda siang ini juga mau pergi arisan, paling ya mas mu nanti yang makan pertama. Kalian pergi aja, biar Bunda yang selesai-in semuanya".

"Serius nih Bun?". Tanya Laras. paling anti mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan perabotan kotor di dapur.

"Risa bantuin ya Bun, banyak lho ini".

"Nanti sama mbak Tri aja yang bantuin Bunda".

Dengan terpaksa, Risa berpamitan. Sebenarnya tak tega meninggalkan Bunda dengan dapur yang seperti kapal pecah ini, tapi mau bagaimana lagi? Laras kelihatannya lebih bahagia jika harus pergi sekarang.

"Sa, bawa motor lo aja ya, biar nanti gue pulangnya pakai taksi aja".

"Gitu? Tapi, aku cuma bawa helm satu lho".

Laras langsung berlari menuju garasi. Mengambil salah satu helm yang ada.

"Lo tenang aja sa, helm banyak tuh di lemari hahaha". ujar Laras setelah berhasil membawa satu helm berwarna hitam.

"Ke mall biasa kan?".

"Iya, ayo berangkat, sebelum itu demit pulang ke rumah".

"What? Demit? Siapa?".

"Udaaahh nanti aja di mall gue ceritanya". Ujar Laras setelah duduk di jok belakang motor.

Risa segera menyalakan motornya dan pergi meninggalkan rumah Laras tanpa bertanya lebih lanjut lagi. Karna ia lebih senang jika Laras yang menceritakannya secara suka rela bukan karna paksaan darinya.

Someday - DAY6 Where stories live. Discover now