part 4

3.8K 466 49
                                    

Author POV

Kepalanya menunduk, menatap satu tumpuk kertas yang telah tersusun rapih di dalam sebuah map berwarna biru.

Ia menelan salivanya dengan susah payah. Sungguh menyesal karna ia memilih keluar terakhir dari kelas ini.

"Kamu bisa kan bantuin saya?".

Risa tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya, "iya pak. Kalau gitu saya ke gedung sebelah dulu ya. Sekalian pulang juga".

"Oke, terimakasih banyak ya".

Ia segera mengambil tumpukkan kertas itu dan segera pergi meninggalkan kelasnya.

Segala pemikiran yang akan terjadi memenuhi kepalanya. Bagaimana tidak, gedung B itu adalah fakultas Jay. Dirinya belum siap bertemu dengan pria itu. Hatinya masih terasa sakit jika mengingat ucapan terakhir pria itu.

Sepanjang jalan, dirinya sesekali bertegur sapa pada beberapa teman yang menyapanya. Dan kini, langkah kakinya semakin membawa dirinya menapaki lantai koridor.

Dengan cepat ia berjalan ke arah lift, langkah kakinya semakin cepat ketika kedua matanya menangkap lift itu akan segera tertutup.

Bibirnya tersenyum ketika ia berhasil masuk ke dalam lift saat detik-detik terakhir.

Begitu lift berhenti di lantai 1 , beberapa orang keluar membuat keadaan lift tidak begitu penuh seperti tadi. Begitu pun saat di lantai 2 dan 3, hingga menyisakan dirinya dan seorang pria yang sedari tadi hanya berdiri di pojok.

Ia mencoba memberanikan dirinya untuk menatap pria itu dari pantulan dinding lift. Wajah pria itu tidak begitu jelas karna terhalang sebuah topi yang di kenakannya, di tambah ia menunduk karna memainkan ponsel.

DEG....

tatapan keduanya bertemu melalui pantulan dinding lift.

Pria itu............Nicholas Jeffrey. Namun Risa memanggilnya dengan nama Jay.

Risa maju satu langkah. ia memeluk barang yang di bawanya lebih erat lagi.

Suasana di dalam lift begitu terasa panas meski hanya dua orang yang berada di dalamnya. Detak jantungnya berpacu.

Lantai 6. Dan pintu Lift segera terbuka. Dengan cepat ia melangkahkan kakinya untuk segera pergi dari lift. Ah~ lebih tepatnya pergi dari sisi Jay.

Tapi tanpa ia ketahui, Jay juga keluar dari lift tersebut. Langkah kakinya yang panjang membuat dirinya begitu cepat menyusul Risa.

Ia melewatinya. Benar-benar melewatinya tanpa menyapanya atau bahkan melirik Risa sedikit pun.

Mau tak mau, Risa hanya bisa diam. Kedua matanya menatap punggung Jay yang berjalan di depannya. Ingin sekali ia membuang pandangannya ke arah lain, tapi tidak bisa.

Seperti ada sebuah magnet yang tertempel di belakang punggung pria jangkung itu.

"Kamu Risa? Mahasiswi Pak.Adrian?". Ujar seorang wanita yang bisa di prediksi berumur 40tahunan.

"Iya Bu". Ujarnya dengan tersenyum ramah, "Bu.ananta??".

"iya saya. Makasih banget lho ini udah di anterin sampai kesini".

Risa segera memberikan tumpukkan kertas itu pada Bu.Ananta. Ia pun segera berpamitan. Tidak ingin lebih lama lagi di area ini lebih tepatnya.

Langkah kakinya kembali berjalan dengan cepat menuju lift.
Semoga tidak bertemu lagi dengan mas Jay—doanya di dalam hati.

Ia segera masuk ke dalam lift begitu pintunya terbuka.

Namun, tanpa ia sadari. Sedari tadi ada seseorang yang terus memperhatikannya sejak berbicara dengan Ibu.Ananta. pria yang sama saat di lift. Pria yang sama yang berada di depannya saat berjalan. Pria itu tak lain adalah Jay.

Someday - DAY6 Where stories live. Discover now