part 1

15.5K 745 46
                                    

Author POV

Hujan rintik dengan setia menemani perjalan Risa malam ini saat ia hendak pulang ke rumahnya. matanya terus memandangi jalanan yang nampak lengang saat meninggalkan tempatnya bekerja.

laju motornya pun tidak begitu kencang,mengingat ia masih trauma dengan kejadian beberapa bulan yang lalu, dimana ia menerobos hujan demi cepat sampai di rumah. motornya nyaris menerjang sebuah kubangan air yang cukup dalam jika saja tidak ada petugas keamanan yang memberikan peringatan padanya.

samar-samar ia melihat seorang pria yang sedang mendorong motor sportnya. dahinya mengernyit ketika ia telah melewati pria itu. ingin menolongnya tapi ia takut jika pria itu adalah komplotan begal yang sekarang makin marak di jalan. tapi kalau ia tidak menolongnya, sungguh kasihan bukan? malam-malam seperti ini harus mendorong motor sebesar itu, terlebih badannya yang terbilang kurus di mata Risa. 

bibirnya tersenyum tipis ketika ia melihat sebuah warung yang berada di depannya. ia menepikan motornya tepat di depan warung itu, menunggu pemotor tadi lewat sini.

butuh waktu yang cukup lama baginya hingga pemotor itu menunjukkan batang hidungnya.

"motornya mogok mas?". tanya Risa setelah ia membuka kaca helmnya.

pemotor itu berhenti sejenak dan menurunkan standar motornya, "kehabisan bensin, Lo tau dimana yang jual bensin di daerah sini?". 

Risa menggigit bibir bagian dalamnya. satu dari sekian kebiasaannya jika sedang berpikir, "ada sih spbu disini, tapi lumayan jauh. saya juga ngga punya selang, jadi ngga bisa ngasih bensin ke motornya mas". ia berpikir sejenak, "gimana kalau masnya tunggu disini, saya yang ke spbu buat beliin bensinnya". 

pria itu memandang Risa dalam diam namun tidak lama, "gimana kalau gue yang cari spbu-nya? lo bisa pegang kunci motor gue". 

"oh boleh mas, ini kunci motor saya". ujarnya seraya menunjukkan kunci motornya yang masih tersangkut pada pria itu.

setelah kepergian pria itu, Risa membeli satu botol minuman di warung. ia pun di berikan sebuah kursi oleh penjaga warung tersebut.

"itu tadi pacarnya mba?".

"bukan pak".

"temennya?".

"bukan juga, tadi saya liat dia lagi dorong motornya. jadi ya bantuin deh. kasihan udah malam gini dorong motor gitu".

"hati-hati mba, zaman sekarang jangan terlalu baik sama orang yang ngga di kenal. apalagi motor mbanya di bawa sama dia, emang ngga takut kalau di bawa kabur?".

"hehehehe". Risa tertawa pelan, "ngga mungkin pak, motornya dia 10 kali lipat jauh lebih mahal dari motor saya malah. ini kuncinya ada sama saya. lagi pula, saya nunggunya juga di warung bapak, sempet takut juga sih kalau dia itu begal tapi kayanya ngga mungkin komplotan begal deh pak kalau tampangnya aja kaya gitu, ngga ada serem-seremnya". canda Risa.

bapak penjaga warung itu sontak tertawa mendengar guyonan Risa.

tak berselang lama, sorot lampu motor datang dari seberang arah. ia tersenyum tipis saat melihat pria itu kembali dengan membawa sebotol air mineral besar yang sudah berganti isinya dengan bensin yang bisa di pastikan paling mahal harganya di antara yang lain.

"makasih banget lho, udah minjemin gue motor buat nyari bensin". ujarnya dengan menyodorkan kunci motor milik Risa.

"sama-sama. kalau gitu, saya duluan ya mas". 

"eh tunggu". cegah pria itu dengan memegang pegangan belakang motor Risa.

"terimakasih aja ngga cukup, gue minta kontak lo. biar kapan-kapan bisa traktir lo makan di warteg depan".

Someday - DAY6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang