22. Bertemu

13.3K 1.1K 48
                                    

Semua sudah direncanakan oleh Allah. Yang perlu kita lakukan hanyalah; berusaha dan berdoa agar kita mampu melewati rencana yang telah Allah tetapkan.


~•~

Nurul hanya diam. Dia tidak ingin membuka suara. Dia lebih membiarkan keheningan menyelubungi mereka. Entahlah, dia hanya takut saja. Takut kalau ternyata orang yang dia kasih masih mengasihi sahabatnya.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan?" tanya Nurul setelah cukup lama terdiam, "atau apa yang sebenarnya kamu mau?" sambungnya.

Orang di hadapannya hanya menatapnya sebentar, sebelum akhirnya tatapannya beralih ke luar. Menatap rinai gerimis yang membasahi kota.

"Aku mohon, pertemukanlah aku dengannya," serunya kemudian, tanpa mengalihkan tatapannya dari luar.

Nurul menahan gejolak dalam dadanya. Dia sebisa mungkin menahan air mata yang hendak mengucur deras dari kedua bola matanya. Ada sakit yang menghimpit dalam rongga dada.

"Tolong! Aku hanya ingin bertemu dengannya untuk memohon maaf, selama ini rasa sesal itu selalu menghantuiku." Orang itu akhirnya menatap Nurul dengan tatapan memohon. "Kamu tidak pernah tahu bagaimana tersiksanya aku karena kesalahan yang pernah aku perbuat dulu," lanjutnya kemudian.

Nurul menatap tepat ke manik mata orang itu. Dia memang menemukan penyesalan dalam tatapannya. Tapi, egonya seakan tidak mau mengerti, dia hanya takut kehilangan orang di hadapannya. Dia hanya takut, kalau saja ternyata orang di hadapannya masih saja mencintai sahabatnya sebesar dulu.

"Nurul, percayalah padaku! Aku hanya ingin memohon maaf, tidak lebih. Entah dia akan memaafkanku atau tidak, yang pasti aku hanya ingin mengungkapkan penyesalanku selama ini."

Nurul menghela napas. Selama ini dia berusaha menyembunyikan hubungannya dari sahabatnya. Tetapi, sekarang dia malah diminta untuk mempertemukan kekasihnya dengan sahabatnya itu.

"Kamu tidak perlu khawatir, semua rasaku sekarang milikmu. Sungguh!" Orang itu menggenggam tangan Nurul, meyakinkan Nurul bahwa Nurul adalah satu-satunya orang yang saat itu tengah menggenggam seluruh hatinya.

"Baiklah."

Orang itu tersenyum. Dia mengucapkan rasa terima kasih kepada Nurul.

~•~

Aprillyana mengernyitkan keningnya samar saat dia menerima pesan melalui salah satu media chatting dari sahabatnya. Nurul meminta bertemu dengannya. Dan Nurul memohon kepada Aprillyana untuk datang.

"Pesan dari siapa?"

Aprillyana menyerahkan ponselnya kepada Aliandra, memberitahu Aliandra bahwa Nurul, sahabatnya itu meminta bertemu dengannya.

"Nurul? Nurul yang kamu kira ada apa-apa dengan Mas itu?" Aliandra bertanya dengan nada setengah menggoda. Membuat Aprillyana menahan rasa malu karena sempat salah sangka.

"Jangan bahas itu lagi, Mas!"

Aliandra hanya terkekeh kecil.

"Mas antar, ya?"

Aprillyana mengangguk. Akhirnya mereka mulai menyiapkan mobil dan hendak mulai melaju meninggalkan rumah, namun ponsel Aprillyana berbunyi lagi, menandakan ada pesan masuk lagi.

Aprillyana dengan segera membuka layar ponselnya. Dan langsung terdiam saat membaca sederet kalimat yang tertera di layar ponselnya.

"Kenapa lagi?" Aliandra yang sudah berada dalam mobil harus kembali turun saat mendapati Aprillyana masih diam saja, belum juga masuk ke dalam mobil.

Dear Imamku, Aliandra [✓]Where stories live. Discover now