Part 26- pindah sekolah

30 7 0
                                    

__

"Tante, kapan Vio bisa pulang?" tanya Viola.

"Hari ini kamu sudah bisa pulang. Tapi kamu harus tinggal bareng Tante sama Om Hendra, Tante gak mau penolakan lagi." ucap Kirana, Viola akhirnya terpaksa mengangguk dan menyetujui permintaan Kirana.

"Tante mau ngurus administrasi dulu baru kita pulang." Viola mengangguk lagi.

Kirana keluar dari kamar rawat Viola dan berpapasan dengan Jhonas dan juga Rani yang datang menjemput Garry.

"Garry udah boleh pulang yah?" tanya Kirana.

Rani tersenyum, lalu mengangguk.
"Viola sendiri pulangnya kapan?" tanya Rani balik.

"Ini udah mau pulang kok, tapi ngurus administrasi dulu nih." jawab Kirana.

"Oh, ya udah kita duluan pulang yah." pamit Rani, lalu melanjutkan perjalanan mereka yang terhenti.

***

"Sekarang kamu istirahat. Kalo kamu butuh sesuatu, panggil aja." ucap Rani, lalu di berbalik hendak keluar dari kamar Garry.

"Ma..." panggil Garry pelan.

Entah kenapa Rani malah meneteskan air mata saat mendengar Garry memanggilnya.

"Alan kangen sama mama." ungkap Garry. Rani menatap manik mata Garry, semakin lama membuat ia tambah menangis, air mata bahagia tepatnya.

Rani mendekati putranya, lantas duduk di dekat Garry.

"Maaf karena Alan sama Ashila dulu pacaran. Alan gak tahu kalo Shila itu adek kandung aku. Seandainya aku tahu, aku gak bakal ngelakuin itu. Maaf, Ma."

Rani menggeleng, "kamu gak salah apa-apa sayang, mama sama papa yang salah yang udah buat kalian terpisah. Kamu gak perlu minta maaf karena ini bukan salah kamu." Garry memeluk Rani erat, sebenarnya yang membuat Rani menangis adalah, karena setelah sekian lama putranya memanggilnya mama lagi.

Tanpa disadari oleh keduanya, seseorang sedang berdiri di balik celah pintu dan melihat kejadian itu, lantas gadis itu mengusap matanya yang berair.

***

"Tante udah ngurus surat kepindahan kamu ke SMA Pertiwi." ujar Kirana

"Secepat itu, Tante?"

"Iya, kan supaya kamu juga dekat sekolahnya." kata Kirana lagi. "Kamu mulai masuk hari Senin nanti ditahun ajaran baru, sebagai siswi kelas 11." lanjutnya lagi. Viola hanya diam menanggapi.

"Sekolah gue juga gak kalah seru kok sama sekolah lo. Jadi tenang aja, kan ada gue juga." ucap Dinda yang baru saja muncul menyambut kedatangan sepupu satu-satunya.

"Hmm, awas aja kalo gak seru!!" cecar Viola.

Sekarang adalah hari senin, satu minggu lagi ia akan mulai masuk di sekolah barunya, seragam yang sering ia gunakan saat bersekolah di  galaxy high shcool akan berbeda saat ia masuk di sekolah SMA, Seragam dengan corak biru kotak pada roknya akan berganti menjadi putih abu-abu polos.

Akankah menyenangkan menjadi seorang murid SMA? Viola berharap ia akan melanjutkan hidupnya dengan lebih baik lagi.

~Flashback

Saat Viola pertama kali membuka matanya, yang pertama kali ia jumpai adalah sosok seorang cowok yang tak ia kenali siapa? Untuk apa dia disini? Dan berada dimana Viola saat ini? Ia baru sadar saat ia melihat kursi roda dan pakaian yang dipakai oleh cowok itu dan juga dirinya sama, terlebih lagi selang infus yang menancap pada punggung tangannya dan juga selang oksigen di hidungnya. Pikirannya membawanya pada hari dimana ia ditabrak dengan sadis oleh sebuah mobil.

"Lo udah siuman?" tanya Garry.

"Lo gak buta kan? Gak perlu nanya juga lo udah tahu." ucap Viola tak acuh. "Lo siapa?" tanya Viola akhirnya.

"Gue? Tetangga kamar lo." jawab Garry.

Sepertinya Garry harus mengubah premis Ashila tentang Viola, yang ia katakan bahwa Viola gadis baik hati. Dari yang Garry lihat Viola termasuk orang yang tajam mulut.

Viola diam tak menanggapi lagi. Ia sangat lelah untuk berbicara, entah kenapa pria ini ada di kamarnya, lalu dimana keluarganya?

Ah!! Viola lupa bukankah ia sudah tak punya keluarga lagi, orang tuanya telah lama meninggal sedangkan Omanya beberapa bulan lalu menyusul kedua orang tuanya. Viola melupakan, satu-satunya keluarga yang ia masih memiliki. Ya, saudara dari ayahnya, om Hendra.

Apakah om Hendra sudah tahu tentang kondisi Viola sekarang?

"Nama lo Viola Alexandria kan?" tanya Garry, "lo sepupunya Dinda kan?" Garry lantas bertanya seakan tahu apa yang ada dibenak Viola saat ini.

"Tau dari mana?" Heran Viola.

"Adek gue sahabatnya Dinda. Kemaren, gue sama adek gue sempat datang kesini jengukin lo. Lo tenang aja, kata Ashila, Dinda sering kok jengukin lo. Yah meski gue juga gak tahu pasti kebenarannya karena gue dalam kondisi yang sama kayak lo." jelas Garry panjang lebar.

"Sekarang tanggal berapa?" tanya Viola tidak jelas.

"Hah!?! sekarang tanggal 5." jawab Garry kebingungan.

"Cuma sehari lo bilang gue koma?" Viola mengejek, padahal ia mungkin saja hanya pingsan atau tertidur dalam kurung waktu 24 jam. Itu hal biasa kan?

"Sekarang tanggal 5 Juli." Viola membelalakkan matanya. Terakhir kali yang ia ingat adalah tanggal 4 juni disaat ia sedang menjalankan ulangan semester akhirnya di kelas sepuluh.

"Kita koma selama satu bulan. Gue baru sadar kemarin." jelas Garry berusaha mengusir kebingungan pada Viola.

"Kita?" beo Viola, Garry mengangguk.

"Oh... Gue tahu lo pasti gak ingat kejadian sebelum kecelakaan itu terjadi kan?" Viola mengangguk. "Mobil yang nabrak lo, lebih dulu nabrak gue sebelum nabrak lo, kecelakaannya sadis sih! Badan gue aja terpental jauh dari motor gue. Tapi sebelum gue benar-benar pingsan gue masih sempat liat lo. Dan kondisi Lo lebih parah dari gue.  Sekarang gue yakin waktu itu lo gak sadarkan diri." jelas Garry lagi.

Sepertinya Garry sampai tak sadar diri kalo dia sudah berbicara banyak saat ini. Sedangkan Viola hanya berbicara singkat, yang bahkan mungkin saja bisa dihitung dengan jari.

"Kayaknya gue udah banyak bicara deh. Maaf kalo gue ganggu ketenangan lo. Gue bakal keluar." ucap Garry lalu mendorong kursi rodanya sendiri menuju pintu keluar.

Viola menatap punggung Garry dalam diam. Benaknya masih menari-nari tak jelas disana. Benarkah ia koma selama satu bulan? Selama itukah? Tapi Viola sedikit lega saat ia mengecek tanggal yang berada dimeja samping tempat tidurnya, masih ditahun yang sama. Setidaknya ia tidak koma selama bertahun-tahun seperti yang ada di sinetron yang sering ditayangkan di TV swasta.

~

Viola membuyarkan lamunannya, memorinya memutar kilas balik kejadian beberapa hari lalu. Saat ia baru sadarkan diri, yang pertama ia lihat adalah seorang cowok yang tak ia kenali tapi sudah terlalu banyak bicara, padahal Viola sangat tidak suka berbicara apalagi jika itu tidak penting baginya.

Viola menarik selimut sampai menutupi sebagian badannya, lalu mematikan lampu utama. Viola tidak bisa tidur ditempat yang diterangi cahaya lampu, Ia lebih tenang jika hanya disinari dengan cahaya remang-remang.

***

Bersambung...

Publish, 31 Mei 2019

Only A Dream [Completed]Kde žijí příběhy. Začni objevovat