Part 19 - Puncak

40 8 2
                                    

__

"Barang kamu udah siap semua, Shil??" tanya Rani

"Udah kok, Ma." katanya sambil menutup resleting tasnya.

Hari ini adalah, hari yang telah ditentukan oleh Dinda dan Reno bahwa mereka akan berlibur ke Puncak.

"Ma, aku perginya pake mobil yah. Aku mau langsung kerumahnya Dinda." kata Ashila kepada Rani.

"Emangnya Garry gak jemput kamu?" tanya Rani.

"Dia nanti nyusul deh. Lagian juga kasian Garry kalo harus jemput aku dulu."

"Ya udah, kamu hati-hati. Jaga kesehatan kamu."

"Ih Mama... aku pergi juga cuma dua hari. Gak lama kok." ujar Ashila sembari terkekeh kemudian memeluk tubuh Rani erat, Rani mengelus rambut Ashila lembut.

"Aku berangkat yah Ma." Ashila mencium punggung tangan Rani dan berlalu pergi.

"Assalamu'alaikum, Mama sayang."

"Wa'alaikumsalam." Ucap Rani.

***


"Ih Reno mana sih??" kesal Dinda.

"Sabar Din, mungkin mereka masih di jalan." ucap Ashila berusaha menenangkan Dinda.

Tak lama setelah itu sebuah mobil sport merah memasuki pekarangan rumah Dinda.

"Lo kok lama banget, sih!?!" cerca Dinda pada Reno.

"Maaf, tadi macet sayang." sesal Reno.

"Yah udah ayo berangkat, ini udah kesiangan nih." Sambar Garry.

Dinda masuk ke mobil Reno, sedangkan Garry ia mengemudikan mobil Ashila.

Dalam perjalanan Ashila banyak diam. Bahkan sama sekali tak ingin memulai pembicaraan, jika bukan Garry yang memulai.

Tak ada yang tahu apa yang ada dipikiran Ashila. Bahkan sahabatnya Dinda tak tahu masalah yang sedang Ashila alami. Kejadian kemarin benar-benar mengguncang dirinya. Tapi Ashila adalah orang yang pandai menyembunyikan luka dan penderitaannya.

Sungguh miris kehidupan gadis itu, dia hidup tanpa sosok ayah di sampingnya, dan disaat ia menemukan sosok pria yang mampu memahaminya. Ia harus di hadapkan oleh sebuah kenyataan pahit dalam kisah cintanya.

Andai bisa dibandingkan, kisah cinta Ashila lebih miris dari kisah cinta Romeo dan Juliet. Ini bukan tentang derajat yang berbeda, atau sebuah hubungan yang tak bisa direstui. Melainkan sebuah hubungan darah dan juga cinta, yang menghubungkan sebuah kisah yang sangat pahit dan juga menyakitkan.

"Lo kenapa?" tanya Garry, heran melihat Ashila yang diam membisu.

"Gak papa kok." balas Ashila, meyakinkan Garry.

Garry kemudian kembali fokus menyetir, tanpa diketahui Ashila memandang lekat wajah Garry.

Tampan...

Satu kata yang langsung muncul dibenaknya. Wajahnya sangat mirip dengan Papanya.

Ternyata saudara gue ganteng banget, dan kenyataan pahitnya adalah gue pacaran sama kakak kandung gue sendiri.

Ashila tersenyum tipis namun terlihat begitu miris. Satu hal yang sangat menganggu pikirannya, bagaimana Ia dapat terlepas dari hubungan yang salah ini.

Ashila berkutat dengan pikirannya, ia harus membuat sebuah rencana agar bisa terlepas dari hubungan yang salah ini. Ashila harus bisa mengembalikan keutuhan keluarganya.

Only A Dream [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang