Part 13 - Pulang

42 10 0
                                    


Garry mendapat kabar bahwa Ashila pergi dari rumahnya, Garry jadi khawatir. Dia juga sudah berusaha menghubunginya sejak tadi tapi tak ada jawaban sekalipun dari Ashila. Garry mencoba menghubungi Dinda, mungkin saja Dinda tahu dimana Ashila sekarang? Dan kenyataannya Dinda tak tahu apa-apa bahkan sebelum Garry yang memberi tahunya.

"Lo beneran gak tahu Shila dimana??"

"Astaga, Garry buat apa gue boong!? Kalo gue tahu gue bakal langsung jemput dia sekarang juga. Tapi sayang banget gue gak tau apa-apa, kalo aja lo itu gak ngomong ke gue bisa-bisa gue gak bakal tahu soal ini." Dinda mulai emosi. Karena Garry sudah menanyakan hal ini lebih dari tiga kali.

"Gimana kalo kita nyari Ashila barengan." usulnya.

"Itu dia. Masalahnya itu Ashila jarang keluar rumah apalagi kalo sendirian. Jadi gue mana tahu Ashila kemana?" ujar Dinda, "Emang lo tahu dia kemana?" tanya Dinda Lagi.

"Yah. Gue gak tahulah. Gue kan baru kenal Ashila beberapa bulan dan gue pacaran sama Shila belum setahun."

"Iya juga sih. Yah kali aja lo punya indra ke enam? Jadi lo bisa tahu Shila dimana!?" canda Dinda diselingi kekehan.

"Kalo gitu udah dulu yah. Ah, nyesel gue nelpon lo. Gak dapat info juga."

"Garry, ngeselin lo!!!"

Gary hanya tertawa mendengar teriakan itu dan langsung memutuskan sambungan telpon.

***


Ashila menggeliat dari tidurnya hampir empat jam ia tertidur. Hal yang pertama kali Ashila lihat adalah ponselnya. Ashila membelalakkan matanya saat melihat layar ponselnya.

Wow...

10 miss called from Mama
50 miss called from Garry
15 miss called from Dinda
5 Chat Whatsapp

"Kenapa sama mereka?" guman Ashila.

Ashila mulai membuka WhatsApp.

Garry
Shil lo dimana? Gue khawatir nih, sama lo.

Garry
Shila lo dimana? Biar gue jemput lo deh!?

Dinda Kampret
Eh tai lo, yah!! Kemana lo? Nyokap lo khawatir sama lo pea'.

Mama
Mama tahu kamu pasti marah. Kamu berhak marah kok. Tapi kamu pulang yah.

Mama
Mama takut kamu kenapa-napa.

Mata Ashila sudah berkaca-kaca, mereka semua peduli padanya.

Ashila keluar dari kamar menemui Laras di ruang keluarga yang terduduk seorang diri, karena Ashila tahu Bakas sudah istirahat sejak tadi.

"Nek?" Panggil Ashila.

"Hmm?" Laras hanya berguman belum menatapnya karena sibuk dengan buku yang sedang ia baca. Sekarang, Shila tahu dari mana hobbynya menurun, ternyata dari Laras, neneknya.

"Aku mau ngomong sesuatu!" ujar Ashila kembali memandanginya.

Laras mulai menutup buku yang tengah dibacanya tadi. Lalu meletakkannya di meja tepat yang ada di depannya.

Laras memandang dengan tatapan bertanya 'apa?'

"Apa nenek punya foto papa?" Pertanyaan itu langsung terlontar dari mulut Ashila.

"Nenek tidak tahu, tapi mungkin masih ada." Mendengar itu Ashila tersenyum senang.

"Ikut nenek!" Perintah itu langsung diturutinya.

Only A Dream [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang