Kampung Halaman.

850 66 1
                                    

After few years later

“Aku kembali, abi.
Aku kembali untuk menjumpaimu,
Dengan hasil yang sudah aku capai.
Dengan kebanggaan untuk dirimu, wahai abi.
Tidakkah engkau merindukan-ku, abi?
Tidakkah engkau rindu akan kehadiranku?
Karena aku, benar-benar merasakan hal itu.
Dari aku, anakmu.. Yang merindukanmu.”

Aku memijakkan kaki-ku di tanah kelahiranku, Indonesia.
Dan di kampung halamanku tercinta.
Aku datang membawa kerinduan mendalam untuk seseorang yang kini satu-satunya aku miliki,
Seseorang yang merupakan hartaku,
Dan seseorang yang tentunya berperan segalanya dalam hidupku,
Ialah ayahku, abiku.

Tok! Tok! Tok!

Suara pintu rumah yang diketuk pun terdengar dengan jelas di salah satu rumah yang tidak terlalu mewah namun cukup besar tersebut, yang tak lain tak bukan adalah rumahku sendiri.

"Assalamu'alaikum" ucapku cukup lantang sambil mengetuk pintu rumah.

Selang beberapa detik kemudian, suara lelaki paruh baya pun terdengar sambil suara decik pintu terbuka.

"Wa'alaikumsalam..."

"D-dzakir?"

Aku tersenyum lebar kemudian meraih tangan abi dan menggenggamnya juga mencium tangan beliau dengan penuh hormat serta kasih sayang.

"Abi..." ucapku lirih dengan keadaan masih mencium tangan beliau.

Tak lama, aku merasakan sentuhan lembut pada kepalaku.
Sebuah usapan penuh kasih sayang dari seorang ayah yang beliau berikan pada sang anak.

"Anakku..." Abi pun memelukku begitu erat dan menepuk punggungku beberapa kali, dan akupun membalasnya.

"Abi, ini Dzakir" ucapku pelan tepat ditelinga beliau dengan mata terpejam menikmati sambutan hangat yang beliau berikan padaku.

Namun abi tidak berkata selama memelukku, beliau hanya tersendu sambil terus mengusap dan menepuk punggungku.

"Dzakir rindu abi" ucapku seraya sesenggukan karena tak dapat menahan kerinduanku padanya.

"Abi juga rindu kamu, nak.. Ya Allah" ucap beliau dengan sendu.

"Terimakasih ya Allah, Engkau telah membawa kembali anakku dengan selamat" sambung beliau kemudian melepas pelukannya dan mengangkat kedua tangan beliau keatas lalu bersujud menghadap kiblat.

Aku yang melihat abi melakukan hal tersebut pun berjongkok lalu meraih tangan beliau dan mengajak beliau masuk kedalam.

"Alhamdulillah abi, sekarang bagaimana jika kita masuk? Huh, sepertinya Dzakir butuh istirahat bi, dan butuh sedikit pijitan mungkin? Haha" Ucapku lelah sambil mengusap bahuku sendiri, lalu merangkul dan meledek beliau.

"Eish anak abi, ayo masuk nak.. Biar abi buatkan kamu teh hangat dan pijitan spesial abi. Hahaha" balas guraunya padaku sambil mengacak rambutku.

Setelah selesai aku membersihkan diri, aku pun duduk diruang tengah bersama dengan ayah sambil memegang album fotoku dari tempatku menimba ilmu disana, juga sertifikat yang aku dapatkan.

Aku duduk disebelah abi dengan senyuman diwajahku dan merangkulnya.

"Abi, mau lihat album foto dari kegiatan Dzakir selama disana?" Beliau mengangguk lalu memasang kacamatanya.

Aku pun membuka halaman pertama di albumku dengan perlahan.
Kami saling tertawa dan tersenyum, terlebih saat aku menjelaskan beberapa foto kejadian lucuku disana bersama sahabat-sahabatku.

Abi berkata "Melihat kalian begini, abi jadi teringat masa muda abi bersama kawan-kawan."

Akaupun tertawa seraya mengangkat kedua alisku "Benarkah abi? Pantas saja, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Dzakir ini gambaran abi semasa ayah muda kan? Hahaha"

Abi mengangguk sambil tertawa dan menepuk pundakku.

Hari ini berlalu begitu cepat, dan tiada nikmat lebih indah untuk hari ini selain melihat senyuman, canda tawa dari seorang abi yang selama ini aku rindukan.

Terimakasih ya Allah,
Engkau masih mengizinkanku dan memberikanku waktu untuk dapat tetap bersama dengan abi.

Alhamdulillah...

***

Assalamu'alaikum,
Alhamdulillah aku balik lagi!
Maaf baru kembali aktif
Setelah sekian lama
Doakan aku ya, semoga aku cepat lulus hahaha.
Oh ya, terimakasih banyak untuk
Kalian semua yang selalu mendukung aku dan ceritaku, dan menunggu hampir setahun untuk kelanjutan cerita ini.
Bagaimanapun juga, cerita ini akan aku selesaikan.
Syukron ya ukhti, akhi~
Jangan lupa Vomment dan Sarannya ya
☺️

A Religious BoyWhere stories live. Discover now