Panggilan Kembali.

2K 136 10
                                    

Kring! Kring!

Aku mendengar bunyi telfon rumah yang berdering dan hendak mengangkatnya.

"Biar abi saja nak," tahan abi saat aku beranjak dari kursi.

"Tidak perlu bi, biar Dzakir yang angkat. Abi lanjutkan saja makan nya." ucap ku tak lupa dengan senyuman ku.

Abi mengangguk lalu aku mengangkat telfon itu, "Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam ya Dzakir,"

Suara itu tak asing, dan benar penelfon itu adalah guru ku semasa di Mesir, Guru yang mengurusku semasa di pondok dan mengajarkan segala hal padaku hingga aku menjadi seperti ini.

Kami cukup lama berbincang, namun aku terdiam saat Syekh Abu Ghani mengatakan ingin mengambil ku kembali ke Mesir untuk melanjutkan pendidikan ku agar mencapai sesuatu yang selama ini di idam-idamkan nya dan juga diriku sendiri,

Apa itu?

Memperdalam ilmu agama hingga mendapat Gelar Syekh.

Dan akhir kata aku menjawab salam dari Syekh Abu Ghani yang sebelumnya aku ucapkan akan memikirkan hal itu terlebih dahulu dalam bahasa arab.

"Na'am Syekh, Wa'alaikumsalam warahmatullah."

Aku menutup telfon dengan wajah bimbang dan menghampiri abi yang kini menatapku heran.

"Siapa nak? Kerabat dari Mesir?" tanya abi.

"Syekh Abu Ghani, bi." jawabku.

"Syekh yang mengajarmu itu nak? Ah abi tidak sempat berbicara padanya."

"Syekh Abu Ghani menitipkan salam untuk abi, dan_"

"Iya wa'alaikumsalam. Dan apa nak?"

Aku tersenyum tipis sebelum melanjutkan ucapan ku, "Syekh ingin Dzakir kembali ke Mesir bi, memperdalam ilmu agama Dzakir dan mengajar disana hingga mendapat Gelar Syekh seperti beliau."

Aku melihat abi sedikit tersedak dan meminum air di gelasnya lalu menatapku.

"Kamu akan meninggalkan abi kembali?" tanya nya.

Lalu abi melanjutkan ucapan nya, "Nak, abi senang karena itu hal yang sangat kamu inginkan. Dan apapun yang terbaik untukmu itupun yang terbaik juga untuk abi."

"Tapi... Abi masih merindukan mu nak. Kamu baru beberapa bulan disini bahkan belum setahun." sambung nya kembali.

"Dzakir tau bi, Dzakir juga berat untuk meninggalkan abi apalagi dengan keadaan umi sudah tiada. Itu kenapa Dzakir meminta waktu untuk memikirkan nya terlebih dahulu kepada Syekh."

A Religious BoyWo Geschichten leben. Entdecke jetzt