Allahummaghfirli Waliwaalidayya Warhamhumaa Kama Rabbayanii Shagiraa

8.6K 521 54
                                    

Sesampainya aku, abi dan umi di ruang makan kemudian umi menyendokkan nasi beserta lauknya pada piring makan ku, terlihat umi begitu memperhatikanku layaknya seorang Ibu yang benar benar merindukan anaknya.

"Tak perlu bersusah payah Umi, Dzakir bisa mengambil nasi dan lauknya sendiri.. Umi duduk saja, biar Dzakir yang mengambilkan nasi beserta lauk nya pada piring Umi,"

Ucapku saat melihat Umi memegang sendok dan menyendokkan nasi pada piringku.

"Tidak, anakku... Biarkan Umi melayani mu sekarang, Hm?"

Umi menatapku lalu tersenyum dan melanjutkan kegiatannya memilah lauk yang akan ia letakkan diatas piring makanku.

"Umi... Umi tidak perlu seperti ini, lebih baik kita makan bersama,
Dzakir juga bukan anak kecil lagi Umi... Dzakir bisa mengambil makanan sendiri.
Umi sedang kurang sehat bukan? Biar aku yang menyendokkan makanan pada piring Umi ya?"

Ucapku dengan tenang seraya menatap Umi yang daritadi masih sibuk melayani ku, lalu ku lihat Umi menuangkan air pada gelasku.

"Uhukㅡehem..Uhuk..Uhuk!"

Aku mendengar dengan jelas suara batuk dari mulut Umi, lalu ia tertunduk dan masih menuangkan air minum pada gelasku.

"Tidak.. hentikan Umi, Umi harus duduk sekarang ya? Atau Umi ingin Dzakir antar ke kamar dan Dzakir suapi makan, hm?"

Aku mulai beranjak dari kursi makan ku dan berdiri dihadapan Umi seraya menahan tubuh Umi yang begitu lemas karena kondisinya.

Tak lama kemudian Abi pun beranjak dari kursi makannya dan berdiri disebelah Umi.

"Dzakir, anakku... Biarkan Umi melayanimu layaknya seorang Ibu yang melayani anak kecil nya... Karena sejak kamu kecil Umi mu ini tidak pernah mendapat kesempatan untuk memberikan mu makan, menyuapimu, melayani mu, menemani mu tidur dan kegiatan lain yang biasa seorang Ibu lakukan pada anak tercinta nya...."

Ucap Abi kepadaku seraya ia memegang bahu ku dan memberikan senyuman tulusnya dihadapanku.

Aku pun tertunduk dan membayangkan masa kecil ku dulu yang sejak memasuki SD/MI sudah dihantarkan ke Negeri Timur Tengah, Mesir dan tidak merasakan kasih sayang cukup lama dan secara langsung dari seorang Abi dan Umi.

A Religious BoyWhere stories live. Discover now