Perbedaan Keadaan.

1.8K 120 2
                                    

Berjam-jam mereka telah menghabiskan waktu mereka bersama dan hingga akhirnya mereka kini tengah melaksanakan shalat Zuhur bersama disebuah masjid di dekat panti asuhan tersebut.

Setelah selesai mereka melaksanakan sholat Zuhur, mereka pun keluar dari masjid yang cukup besar tersebut dan tersenyum satu sama lain, ketika sudah beberapa langkah kedua gadis ini melangkahkan kaki namun tiba-tiba salah satu diantara mereka berdua menghentikan langkah tepat di depan masjid tersebut.

Ya, orang tersebut adalah Zulaikha. Ia menundukkan kepalanya dan tersenyum namun meneteskan airmatanya, Azkayra yang khawatir bercampur bingung pun mendekati sang sahabat lalu bertanya padanya.

"Zulaikha? Ada apa? Kamu menangis?" Zulaikha menggelengkan kepalanya.

"Zulaikha, kenapa?"

"Maafkan aku, Kayra." Azkayra mengernyit lalu memeluk sang sahabat.

"Kenapa kamu meminta maaf? Ada apa Zulaikha?" Zulaikha mulai membalas pelukan Azkayra dengan erat.

Ia terlihat sulit untuk mengungkapkan kejujuran dan penyesalannya pada sang sahabat, ia merasa telah berdosa pada sahabatnya namun sahabatnya masih menyayanginya seperti ini setelah apa yang telah ia lakukan.

"Aku akan berusaha menjadi sahabat yang baik untukmu Kayra, aku berjanji." Azkayra lagi-lagi mengernyit tak faham akan ucapan Zulaikha.

"Aku baru sadar Kayra, aku sudah terlalu banyak menyakiti hatimu. Aku egois, aku hanya memikirkan kesenangan diriku, aku selalu merebut hal yang kusukai darimu tanpa aku sadari. Aku bodoh, Kayra." ucapnya terisak dan semakin mempererat pelukan tersebut.

"Ya Allah, Zulaikha. Kamu ini bicara apa? Kamu tidak boleh merendahkan dirimu seperti ini." balasnya khawatir dan mengusap punggung Zulaikha.

"Maafkan aku Kayra. Aku selalu menyakiti perasaanmu dengan ucapanku bahkan aku tidak pernah merasa bersalah tatkala melakukannya, lalu aku memaksamu untuk merelakan Dzakir padaku, padahal aku tau bahwa kamu yang menyukai Dzakir terlebih dahulu kemudian aku mengambil tempatmu dipengajian agar aku bisa dekat dengan Dzakir. Dan bodohnya aku selalu bertingkah seolah-olah Dzakir memang jodohku padahal aku tau... Bahwa sahabatku dan orang yang kusukai itu adalah kedua insan yang saling mencintai satu sama lain." tuturnya dengan jelas tepat ditelinga Azkayra dan membuat Azkayra akhirnya meneteskan aimatanya.

A Religious BoyWhere stories live. Discover now