Persiapan Muharram.2

2.7K 192 0
                                    

Zulaikha?

Sedang apa dia di gudang? Bukankah tadi dia di halaman depan bersama Azkayra? Akupun menghampirinya beberapa jarak.

"Assalamu'alaikum Zulaikha."

"W-wa'alaikumsalam..."

Aku melihat raut wajah Zulaikha yang kaget dan canggung saat melihatku, lalu aku menundukkan pandanganku sesaat dan bertanya kepadanya.

"Apa yang kamu lakukan disini Zulaikha? Bukannya tadi kamu bersama Azkayra?"

"Iya Dzakir, aku lagi cari sesuatu disini hehe."

"Tapi digudang ini tugas pengurus laki laki, wanita cukup dihalaman menata barang barang, di dalam masjid, atau membuat makanan saja Zulaikha.." Ucapku tenang kepadanya.

"Umm iya Dzakir, aku hanya ada perlu sebentar tadi... Ternyata yang kucari tidak ada hehe."

"Hmm, apa ada yang bisa kubantu?" tanyaku.

"E-eh? Tidak usah, kalau gitu aku kembali ke halaman depan saja membantu para pengurus wanita lainnya. Assalamu'alaikum Dzakir"

"Baiklah Zulaikha, Wa'alaikumsalam."

Zulaikha keluar dan meninggalkan beberapa jarak dariku, akupun masih melihatnya dari belakang dan tiba tiba dia menoleh ke belakang dan tersenyum bagai tersipu malu padaku.

Ada apa dengannya?

Aku hanya melihatnya dan tak membalas senyumannya karena bergegas kembali mencari alat-alat di gudang.

Zulaikha ㅡ

Senang rasanya bisa melihatmu sedekat itu walaupun hanya sebentar.
Bagiku, cukup berhadapan denganmu dalam waktu sedetik saja sudah membuatku bahagia...
Dzakir.

Aku kembali ke halaman depan masjid dan menemui Azkayra kembali serta membantunya membersihkan alat alat layak pakai dari gudang.
Dengan wajah merah merona, aku mengelap alat alat penuh debu itu dan masih membayangkan perkataan Dzakir padaku.

"Zulaikha?"

Aku mendengar panggilan Azkayra yang membangunkanku dari lamunanku.

"I-iya?"

"Kamu kok melamun terus senyum senyum sendiri gitu? Kenapa?"

Azkayra menggelengkan kepalanya mengisyaratkan dia bingung akan sikapku.

"Ah engga~ hehe."

"Oh iya, kamu dari gudang? Ngapain? Bukannya disana tugas pengurus laki laki?"

Tanya Azkayra yang membuatku diam lalu menoleh kearahnya.

"Aku?"

Sebenarnya aku hanya ingin melihat Dzakir dari dekat dan berbicara sepatah dua patah kata padanya.
Dan akhirnya, niatku kesampaian.

Aku masih diam dan tersenyum serta berkata dalam batinku.

"Hmm.. Zulaikhaaa"

"E-h? Iya? Gak kok, cuma iseng aja nyari sesuatu hehe."

Jawabku asal dan tercengir sendiri.

"Iyadeh, yaudah yuk ke rumahku saja... kita masak."  ucap Azkayra yang diserayakan dengan menggandeng tanganku.

"Hmm..iya"

Akupun pergi kerumah Azkayra untuk membuat makanan yang akan disajikan esok hari pada peringatan Muharram.
Dan saat aku melangkahkan beberapa langkahku, aku melihat Dzakir sedang mengotak ngatik barang yang terlihat rusak dibawah pancaran panasnya sinar matahari siang ini.

Aku memperhatikan wajah tampan nya yang terlihat cerah dan semakin cerah karena terpapar terik matahari.

فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan"

Begitulah batinku terucap saat melihat ketampanan Dzakir.
Subhanallah, aku rasa dia merupakan keturunan dari nabi Yusuf.

Dan saat itu juga aku melihat Dzakir mengangkat pandangannya kearahku, dia tersenyum
Iya.
Dia tersenyum padaku.

Lalu aku membuat simpul senyuman dibibirku untuk membalas senyuman pertama kalinya padaku.

Tapi saat aku menoleh ke belakang, Azkayra juga sedang tersenyum.
Akupun mengalihkan pandanganku kembali ke Dzakir, dan iya... Dia juga masih tersenyum.

Jadi? Dzakir bukan tersenyum padaku? Melaikan pada Azkayra?

Aku tertunduk malu saat melihat pemandangan mereka berdua.

Ternyata disisi lain, Azkayra juga memperhatikan Dzakir dan saat Dzakir mengangkat pandangannya, ia tersenyum pada Azkayra.
Bukan aku.
Aku malu.
Kenapa aku tidak sadar dengan arah pandangannya?

Akupun melanjutkan langkahku dan meninggalkan Azkayra begitu saja, karena mungkin perasaanku sedikit tidak enak melihat kejadian yang baru saja kulihat.

Dzakir ㅡ

Setelah aku membalas senyuman dari Azkayra dan Zulaikha, akupun kembali fokus pada pekerjaanku yang sedang ku lakukan saat ini.

Namun aku mengingat kembali pandangan Zulaikha, aku melihat saat dia menoleh kearahku dan Azkayra.

"Ah... Tadi kenapa Zulaikha tiba tiba meninggalkan Azkayra saat lihat kearahku dan Azkayra?"

Aku bertanya tanya pada diriku sendiri karena seperti ada yang aneh pada ekspresi Zulaikha tadi.

"Ah entah, aku kan hanya membalas senyuman mereka berdua.
Hah, Ya Allah...."

Aku mengacuhkan masalah pandangan tadi dan melanjutkan pekerjaanku serta menyebut nama Allah dalam setiap aktifitasku dibawah terik matahari ini lalu menghela nafasku perlahan.

"Jadikanlah lelahku ini menjadi Lillah, Ya Allah... Amin."

Aku mengangkat kedua tanganku dan berdoa pada Allah serta mengusap kedua tangan pada wajahku.

***

Assalamu'alaikum^^
Aku kembali lagi nih, hehe
Jadi Ceritanya Zulaikha ini udah familiar sama Dzakir karena sering dengar nama Dzakir di daerah rumahnya, dan dia pernah ketemu Dzakir juga pas dijalan lagi sama Azkayra dan Azkayra sempat ceritain tentang Dzakir jadi guru ngaji juga sama Azkayra, dll.
Nah pas di masjid inilah Zulaikha kebetulan ada kesempatan jadi pengurus santunan anak yatim bulan Muharram di Masjid ini bersama Azkayra dan Dzakir juga lalu disini juga dia mulai liat jelas siapa itu Dzakir.
Ternyata bagi Zulaikha, Dzakir itu baik seperti yang diceritakan oleh Azkayra, dan akhirnya lama kelamaan selama persiapan Muharram ini, Zulaikha mulai menyukai Dzakir.

Vomment nya ditunggu ya Ukhti Akhi^^

A Religious BoyWhere stories live. Discover now