CHAPTER 19

788 303 107
                                    

Aku saranin bacanya sambil dengerin lagu ini ^^

Happy Reading Guys!



Aku tahu sangat sulit untuk kembali padaku. . . .

Aku tahu kau takut dan tidak ingin terluka lagi. . . .

Bahkan saat aku pergi aku membuatmu menangis karena kata-kata kasarku itu. . . .

Aku menyesalinya, maafkan aku. . . . .

Taeyeon menatap lurus kedalam kamar rawat ayahnya melalui kaca berbentuk persegi panjang yang ada di pintu berwarna abu-abu itu.Ia menatap lurus kearah pria yang ada diatas kursi roda tepat disebelah ranjang ayahnya . Kedua pria berbeda usia itu sedang berbincang dengan santai terlihat dari ekspresi wajah kedua pria itu yang sesekali tersenyum menanggapi kalimat yang dilontarkan keduanya.

Sudah hampir lima menit Taeyeon berdiri di depan pintu kamar ayahnya. Walaupun dari samping Taeyeon bisa melihat Jiyong yang tersenyum kearah ayahnya, senyum yang tidak pernah Taeyeon lihat saat mereka bersama di masa lalu. Jiyong bahkan tak pernah mau tersenyum kearahnya, hanya tatapan dingin yang selalu pria itu berikan pada Taeyeon.

Taeyeon menunduk, menarik nafasnya kasar saat merasakan sebuah jarum kecil yang menusuk semu hatinya. Rasa sakit yang Taeyeon rasakan saat ini memang tidak sesakit saat pria itu meninggalkannya tetapi rasa sakit itu masih membekas didalam hatinya.

Taeyeon kembai memandang Jiyong.

Mengingat kejadian dikantor polisi kemarin sore, hati Taeyeon sedikit melunak tak kala sekertaris Jiyong datang saat dia sedang memberikan laporan disana. Pria yang bernama Hanbin itu datang dan memberikan bukti-bukti yang Jiyog dapatkan mengenai Junsu padanya. Mengingat itu Taeyeon berusaha pada dirinya sendiri untuk berdamai dengan hatinya dan sedikit melunak pada Jiyong mengingat bagaimana Jiyong sudah membantunya selama ini. Bahkan tanpa memintanya, Jiyong sudah memberikan bukti itu padanya.

Ia akan mencoba memaafkan apa yang Jiyong sudah lakukan padanya di masa lalu, mengingat bagaimana pria itu yang terus membantunya menyelesaikan masalah yang akhir-akhir ini menimpanya. Mungkin itu lebih dari cukup untuk menebus rasa terima kasih Taeyeon atas semua bantuan yang Jiyong lakukan padanya.

Taeyeon mendorong pelan pintu bercat abu-abu itu, kemudian melangkah masuk kedalamnya. Taeyeon bisa melihat kedua pria yang tadi sedang berbincang kini mengalihkan perhatian mereka kearah Taeyeon.

"Kau datang?"

Taeyeon hanya mengangguk menanggapi sapaan ayahnya. Ia mengalihkan tatapan kearah wajah Jiyong yang kini sedang menatapnya juga, mereka sama-sama terdiam dengan mata yang saling menatap satu sama lain. Sampai Taeyeon memutuskan kontak mata mereka kemudian berjalan kearah sofa dan duduk diatasnya.

"Kau membawa pesanan appa?", tanya tuan Kim saat melihat Taeyeon mengeluarkan kotak manakanan diatas meja.

"Ya, aku akan menyiapkannya selagi hangat", ujar Taeyeon sembari membuka empat kotak makanan yang berisi bubur abalone yang dia bawa dibantu oleh nyonya Kim yang duduk disebelah tubuh Taeyeon.

Ketika dirinya sedang menyelesaikan urusannya dikantor, tuan Kim memintanya untuk membawa bubur kesukaannya saat Taeyeon ke rumah sakit. Mendapati pesanan itu membuat Taeyeon memutuskan untuk pulang lebih awal dan membuatkan pesanan ayahnya itu.

"Siapkan untuk Jiyong juga sayang", sahut tuan Kim lagi yang membuat pergerakan Taeyeon terhenti sesaat kemudian mengangguk.

"Ya", jawabnya singkat dengan tatapan yang masih fokus pada kotak manakannya.

'Apa ini alasan appa memintaku membawa empat porsi bubur?', gumam Taeyeon dalam hati.

Awalnya Taeyeon pikir ayahnya akan memakan dua porsi bubur tetapi ternyata ayahnya memang ingin memberikan satu porsi bubur lain kepada Jiyong. Sebelumnya Taeyeon tidak tahu jika Jiyong ada didalam kamar ayahnya.

[GTAE] IFWhere stories live. Discover now