CHAPTER 18

745 292 70
                                    

Happy Reading ^^

Jiyong membuka lembar demi lembar kertas yang beberapa menit lalu Hanbin berikan padanya. Membaca dengan teliti kata demi kata yang berbaris dengan rapih diatas kertas putih itu Setelah selesai membaca dan memahaminya, Jiyong kemudian menandatanganinya. Ini hari libur tetapi tidak ada kata libur bagi seorang pengusaha begitupun jika dirinya sakit seperti sekarang. Jiyong harus bermalam di rumah sakit setelah kejadian kemarin sore yang membuatnya mendapatkan retakkan pada tulang punggungnya. Ia harus dirawat untuk memulihkan kondisinya. Jiyong sangat bersyukur bahwa dirinya bisa terhindar dari kelumpuhan pada kakinya.

"Selama aku disini, kau yang akan memegang perusahaan. Laporkan apapun yang terjadi padaku.", ujar Jiyong kemudian menyerahkan kembali dokumen itu pada Hanbin.

Hanbin meraih map itu sembari membungkuk paham. "Bagaimana dengan anda sir? Maksudku selama aku berada di perusahaan, siapa yang akan menjaga anda di sini?", tanya Hanbin pada Jiyong.

"Kau ditugaskan untuk membantuku diperusahaan bukan untuk menjagaku"

"Tetapi tetap saja itu tanggung jawab saya sebagai sekertaris anda", elak hanbin. Ia hanya khawatir jika pemipinnya itu mengalami kejadian yang buruk lagi bahkan kemarin dirinya hanya meninggalkan Jiyong selama kurang dari sepuluh menit tetapi hal buruk terjadi pada Jiyong. Ia tidak akan kecolongan lagi kali ini.

"Aku baik-baik saja, Yura akan menjagaku dua malam ini jadi kau bisa beristirahat", jawab Jiyong santai.

"Selama saya di perusahaan, saya akan mengirimkan penjaga untuk anda sir", ujar Hanbin lagi dan kini memdapat tatapan tak setuju pada Hanbin.

Jiyong mendesis kesal, dirinya tidak tahu apakah harus bersyukur memiliki sekertaris seperti Hanbin atau malah menyesal, Hanbin terlalu berlebihan padanya. Dirinya merasa seperti anak kecil yang harus di jaga setiap hari oleh pengasuhnya.

"Apa kau bos-nya disini? Ck!", ujar Jiyong dengan decakan diakhir kalimatnya.

Hanbin membungkukkan badannya. "Joseonghamida sir", ujarnya.

Jiyong berpikir sejenak sebelum kembali mengeluarkan suaranya. "Lakukan apapun yang ingin kau lakukan, aku percaya padamu", ujar Jiyong yag akhirnya mengalah karena apa yang dilakukan Hanbin memanglah suatu kebutuhan baginya.

Hanbin tersenyum tipis kemudian mengangguk pelan.

"Ah ya, apa Mino sudah mendapatkan apa yang aku perintahkan?", tanya Jiyong pada Hanbin.

"Ya, dia berhasil meretas keamanan rumah sakit dan mendapatkan rekaman CCTV saat anda mengalami kejadian itu", jawab Hanbin kemudian menyerahkan sebuah IPad pada Jiyong kemudian memutarkan sebuah rekaman video yang beberapa jam lalu dikirimkan oleh Mino,

"Apa plat nomor mobilnya terlihat?", tanya jiyong lagi dengan tatapan kearah layar IPad memperhatikan saat sebuah mobil yang akan menabrak Yejoon.

"Ya kami memang mendapatkatnya tetapi nomor itu tidak tercantum dan menurut Mino itu nomor palsu sir"

Mendengar penuturan hanbin, Jiyong yakin bahwa mobil itu memang sengaja ingin melukai seseorang. Satu nama yang selalu Jiyong curigai dan siapa lagi kalau bukan Junsu tetapi Jiyong masih heran mengapa Junsu ingin mencelakai Yejoon yang Jiyong tahu bahwa Yejoon sangatlah dekat dengan Taeyeon.

"Tapi Mino-ssi juga menekuman Kim Junsu ada di rumah sakit saat kejadian itu terjadi", ujar hanbin kemudian mengganti video dengan rekaman lain.

Jiyong menggertakkan giginya saat melihat Junsu keluar dari pintu lain rumah sakit dengan pakaian serba hitamnya.

"Saya rasa dia saat itu baru saja turun dari atap gedung karena saya melhat rekaman yang ada di lift sir"

"Terus selidiki semua ini, suruh Mino menemukan mobil itu dan cari tahu siapa yang mengemudikkan mobil itu", perintah Jiyong.

[GTAE] IFDove le storie prendono vita. Scoprilo ora