CHAPTER 10

1.9K 362 29
                                    

Happy reading and sorry for typo! ^^

....

Taeyeon tersenyum kecil saat melihat Yejoon yang sedang memberikan hadiah yang sudah mereka bawa kepada seorang aak laki-laki yang baru saja berusia satu tahun itu. Setelah mengucapkan selamat ulang tahum, Taeyeon, Yejoon dan kedua orangtuanya berjalan kearah sebuah meja kosong disisi ruangan.

"Yejoon, apa kau ingin pulang?", tanya Taeyeon pada Yejoon yang kini sedang berada diatas pangkuan Ayahnya. Tuan Kim.

Tuan Kim yang mendengar itu langsung mengalihkan wajahnya kearah Taeyeon dan menatap kesal kearah anak semata wayangnya itu. "Ya! kita baru saja sampai setengah jam yang lalu dan kau sudah ingin pulang?", kesal Tuan Kim.

"Tunggulah sebentar, mereka bahkan belum melakukan ritual ulang tahun mereka", ujar nyonya Kim membantu suaminya untuk menahan Taeyeon lebih lama disini.

Medengar kalimat yang kedua orang tuanya katakan membuat Taeyeon menghembuskan nafasnya kesal. Ia sungguh tidak nyaman berada ditempat seramai ini. Taeyeon terlalu takut.

Taeyeon memalingkan wajahnya kearah lain –disaa dia menatap keluarga pemilik pesta dan matanya terfokuskan pada bayi yang menjadi pusat perhatian pada pesta ini. Taeyeon melihat bayi itu menguap lebar dengan gaya lucuny.

"Aku heran mengapa mereka melakukan pesta untun bayi seperti itu dimalam hari. Itu sungguh memgangguk waktu tidurnya", ujar Taeyeon dengan nada perihatinnya.

Taeyeon rasa kedua orang tuanya terlalu nekat. Apa mereka tidak memikirkan kenyamanan anaknya sendiri. Pikirnya.

Ucapan Taeyeon membuat tuan Kim dan nyonya Kim saling melemparkan pandangan dan detik berikutnya mereka hanya saling tersenyum kecil. Taeyeo adalah penyuka anak-anak, dan Taeyeon akan sangat cerewet jika sudah berhubungan dengan anak-anak. Seperti halnya saat Yejoon yang terjatuh, Taeyeon akan langsung berlari kearah Yejoon degan cepat, bahkan Tiffany-pun kalah cepat dari Taeyeon.

"Mereka melakukan itu karena ingin mengenalkan pewaris selanjutnya"

"Dia bahkan masih terlalu dini untuk masuk dalam dunia bisnis seperti itu"

"Mereka hanya mengenalkan bukan langsung menjadikan bayi itu menjadi pemimpin, sayang", ucap nyonya Kim cepat.

"Aku juga akan melakukan hal yang sama seperti Jungwan, jika saja aku memiliki cucu. Aku akan mengenalkan cucuku dengan bangga kepada semua orang. Dia akan jadi pewaris satu-satunya di keluarga kita", ujar tuan Kim dengan memandangi Taeyeon penuh harap dan Taeyeon langsung mengalihkan wajahnya. Pembahasan ini cukup membuat Taeyeon mendecak tidak suka.

"Yejoon apa kau ingin minum?", tanya Taeyeon mencoba mengbaikan perkataan tuan Kim tadi.

"Nde eomma", jawab Yejoon yang sedari tadi diam karena dia memang tidak mengerti dengan ucapan orang dewasa yang ada di depannya itu.

"Eomma akan mengambilkan untukmu", ujar Taeyeon lalu berjalan kearah salah satu meja yang tersedia berbagai minuman yang tentu saja tanpa ada alkohol diatasnya.

Setelah cukup jauh dari tempat kedua orangtuanya berada, Taeyeon mendecak kesal mengingat perkataan tuan Kim yang menyinggung soal cucu dan pewaris. Jika saja Taeyeon bisa mendapatkan seorang anak tanpa adanya pria mungkin Taeyeon bisa memberikan cucu pada ayahnya tetapi Taeyeo jelas tahu itu tidak akan mungkin bisa terjadi.

Taeyeon tidak ingin memiliki sebuah hubungan khusus dengan manusia berjenis kelamin laki-laki lagi. Taeyeon bahkan tidak memiliki niatan untuk menikah. Jadi Taeyeon rasa dirinya tidak mungkin bisa mewujudkan harapan kedua orang tuanya itu.

[GTAE] IFWhere stories live. Discover now