Miss him

28.4K 2.6K 56
                                    

Happy Reading!

****

"Ada yang aku tidak tahu? Istri mungkin?"

Kedua tangan Abel bertaut di atas pahanya. Tatapan matanya tertuju pada hujan yang tak hentinya turun. Membasahi tanah dan juga tumbuhan yang ada di halaman belakang rumah orang tua Garry.

"Istriku sudah meninggal saat melahirkan Izzy."

Abel mendongak melihat langit yang mendung.

"Dia pasti sedih suaminya tidak mengakui anaknya."

"Aku bukannya tidak mengakui Izzy. Aku  takut dengan reaksimu jika tahu mengenai Izzy dan statusku. Itulah kenapa aku tidak mengatakan semuanya padamu dari awal. Tapi aku  sadar, ada waktunya kamu harus tahu semuanya. Aku mencari waktu yang tepat untuk mengenalkan kalian dan menceritakan mengenai masa laluku."

Garry berdiri dari duduknya dan berjongkok di depan Abel yang tengah duduk. Ia ingin meraih tangan Abel tapi wanita itu bergerak cepat untuk menarik tangannya.

"Jangan pegang-pegang. Sudah bohong juga. Umpankan saja dirimu ke mulut buaya."

Diam-diam Garry mengembuskan napas lega. Abel masih bisa bercanda. Itu tandanya dia tidak semarah dulu saat Garry masuk ke kamarnya.

"Aku minta maaf ya? Mulai sekarang aku tidak akan menyembunyikan apa pun darimu. Aku akan menceritakan semuanya dan kamu boleh bertanya apa pun padaku. Aku pasti akan menjawabnya. Dengan jujur."

"Telat. Minggir. Aku mau pulang."

"Aku antar ya?"

"Tidak usah."

Garry berdiri dan memberikan jalan untuk Abel. Ia tahu, Abel masih perlu waktu untuk memaafkannya. Ia tidak bisa memaksa Abel seperti dulu, hal itu hanya akan membuatnya semakin menjauh.

Abel segera pamit pada orang tua Garry. Untungnya Tante Nia sudah berhasil menidurkan Izzy sehingga Abel tak perlu pamit pada anak itu.

****

"Kakak! Kenapa kakak tidak cerita kalau Zee anaknya Garry?!"

Risty memegang kepalanya yang semakin pusing karena mendengar teriakan Abel. Ia baru mau tidur, tapi adiknya itu datang dan berteriak kepadanya.

"Dia sudah cerita padamu?"

"Aku bertemu dengannya di rumah Tante Nia. Kakak tega sekali membohongiku. Kalian berdua sama saja."

"Aku tidak berniat membohongimu, Abel. Garry yang memintaku untuk merahasiakan hal ini. Dia takut kamu menjauh saat tahu kalau dia seorang duda dan sudah punya anak. Dia mencintaimu dan tidak ingin kamu menghindarinya karena statusnya. Dia bilang akan memberitahumu kalau hubungan kalian sudah stabil. Sekarang sudah paham kan? Aku mau tidur. Sana kembali ke kamarmu."

Abel seolah tidak mendengar pengusiran Risty. Ia tetap duduk di samping Risty dan menumpahkan kekesalannya.

"Untuk apa aku menjauhinya hanya karena Zee? Aku tidak terima! Aku merasa dibohongi oleh kalian."

"Iya aku minta maaf sudah membohongimu. Sekarang pergilah!"

Risty melemparkan bantal pada Abel.

"Yang salah siapa, yang marah siapa?!" ucap Abel sebelum pergi meninggalkan kamar kakaknya.

Di dalam kamarnya, Abel terdiam sambil memikirkan Garry. Jujur saja, ia kecewa dengan ketidak jujuran pria itu. Ia sudah menaruh kepercayaan padanya. Ia pikir ia sudah mengenal Garry selama ini. Tapi ternyata, banyak yang pria itu sembunyikan darinya.

(Not) YoursWhere stories live. Discover now