You're the most...

31.4K 2.5K 44
                                    

Harap dibaca!

Kenapa tadi sempat aku unpub? karena aku sadar dengan kesalahan yg aku buat. Alur cerita yang lambat, berbelit-belit dan hubungan garry- abel yg cenderung stuck. awalnya aku unpub soalnya mau aku benerin. tapi aku pikir nanti aja pas udah masa revisi. sayang mau hapus beribu-ribu word. kalau kalian tidak sabar dengan alur cerita ini, aku tidak memaksa kalian untuk lanjut membaca.... rombak alur butuh waktu dan juga pikiran. sementara kerjaanku yang lain udah numpuk.

Silakan berkomentar, aku akan selalu baca komen kalian dan mempertimbangkannya....

Terima kasih atas perhatian kalian...

Happy Reading!

****

"Jadi kakak tidak mau menceritakannya padaku?"

"Belum saatnya."

"Dugaanku pasti benar. Pacar Kak Risty sekarang adalah duda. Tidak mungkin kakak punya anak. Aku tidak pernah melihat kakak hamil"

Risty tidak menanggapi Abel yang tengah menebak-nebak mengenai anak kecil yang saat itu memanggilnya mama. Dia tidak bisa bercerita yang sebenarnya pada Abel karena ini bukan hanya rahasianya. Yang lebih berhak menceritakan semuanya adalah Garry.

Risty yakin Abel akan menyukai Izzy. Sejak dulu Abel menyukai anak-anak. Dia bahkan pernah meminta kepada orang tua mereka untuk memberinya seorang adik. Risty sudah menyampaikan hal ini pada Garry. Dia berharap Garry akan jujur pada Abel. Tapi Garry yang masih tidak yakin dengan reaksi Abel memintanya untuk merahasiakan ini semua.

"Btw, kemarin kakak ngobrol apa saja dengan Garry?"

Risty melirik adinya yang cerewet itu. "Kamu cemburu kalau kakak ngobrol dengan Garry?"

"Tidak. Aku hanya tanya kakak membicarakan apa."

"Benar tidak cemburu?"

"Tidak. Tidak. Tidak." Abel menjawab dengan tegas. "Ia kemudian menatap kakaknya curiga. "Jangan bilang kakak mau menjodohkanku dengannya lagi. Astaga! Pelet apa yang dia pakai? Awas saja kalau kakak melakukannya. Aku akan tinggal di kontrakan."

"Sana tinggal di kontrakan yang berhantu itu." Padahal Abel sendiri yang tadi cerita kalau kontrakan itu berhantu dan dia tidak berani tinggal sendiri di sana. Risty sudah tidak heran dengan adiknya yang bisa berubah pikiran dalam waktu cepat.

"Aku akan segera mengundang pengusir hantu. Kakak tidak mengumpankanku pada Garry lagi kan?"

"Tidak."

Abel mengembuskan napas lega. Mimpi buruknya bisa datang lagi jika kakaknya mendukung pria itu. Garry sangat leluasa mengganggunya saat Risty memberikan akses untuknya.

"Kakak yang terbaik!" Abel memeluk kakaknya dengan erat.

"Aku menyerahkan semuanya padamu. Kalau nanti kamu berubah pikiran, aku juga tidak keberatan."

Risty tidak mendukung atau pun melarang Garry untuk mendekati Abel. Dia akan hubungan mereka berkembang dengan sendirinya. Mereka berdua sudah sama-sama dewasa dan bisa mengambil keputusan sendiri. Garry seharusnya bisa memperbaiki kesalahannya. Risty benar-benar akan membawa Abel pergi andai Garry membuat kesalahan yang sama. Sementara Abel, dia harus membuka matanya mengenai perhatian yang Garry berikan selama ini. Orang lain saja bisa melihat dengan jelas perasaan Garry pada Abel.

Jika suatu saat nanti, ternyata Abel lebih memilih orang lain daripada Garry, maka Risty tetap akan mendukung adiknya. Itu semua hak Abel untuk memilih dengan siapa dia menjalin hubungan.

(Not) YoursWhere stories live. Discover now