Pertemuan

26.1K 2.5K 83
                                    

sebenarnya mau apdet nanti malam tp hujan ama angin bikin galau. Lampunya udah disko idup mati idup mati. sebelum wifi ikutan meninggal dunia. mending saya apdet. #Kaumfakirkuota

Happy Reading!

****

"Zee suka sama bajunya?"

"Suka ini." Zee memegang baju berwarna pink itu dengan erat. Kebahagiaan tampak di kedua matanya. Senyumnya pun terbentuk di bibirnya yang berwarna merah muda.

"Izzy, mau pakai sekarang."

"Nanti kalau di rumah saja ya?" bujuk Abel. "Kalau yang hijau ini suka tidak?"

"Tidak suka."

Abel mengembuskan napas kasar. Bagaimana pun ia tidak mau mengakui kalau Garry lebih memahami Izzy daripada dirinya. Sekarang ia jadi penasaran sedekat apa hubungan Izzy dan Garry hingga pria itu tahu warna kesukaan Izzy.

"Ya sudah yang ini kakak simpan saja. Ngomong-ngomong, Zee kenal dengan Om Garry?"

Izzy sedikit memiringkan kepalanya. "Papa Izzy?"

"Huh? Papa Zee namanya Garry juga?" Abel menggaruk kepalanya. Ternyata nama Garry pasaran. Ia jadi membayangkan kalau 2 Garry sedang mengobrol. Bagaimana mereka memanggil satu sama lain.

Izzy menganggukkan kepalanya. Ia lalu menarik tangan Abel.

"Mau ini sekarang."

"Nanti, Sayang. Bajunya belum dicuci."

"Sekarang!" Tanpa diduga, Izzy menggigit tangan Abel.

"Iya, iya, sekarang."

Abel menghela napas. Lama-lama anak ini mirip Garry yang dikenalnya. Pemaksa. Abel menuruti permintaan Izzy. Ia membantu Izzy berganti pakaian dan menata rambutnya seperti kemauan Izzy.

Tante Nia yang biasanya menjaga Izzy sedang ada keperluan sehingga setelah mengantar Izzy ke kontrakan Abel, ia langsung pergi. Sementara Ririn dan Tika juga sedang sibuk. Ia tidak mungkin membiarkan Izzy bermain bersama mereka. Bisa-bisa rusuh semuanya.

"Zee, kakak mau kerja. Kamu duduk manis di samping kakak ya? Jangan nakal. Kalau nakal, nanti kakak tidak akan memberikanmu gula lagi."

"Izzy akan minta gula ke papa."

'Anak siapa sih ini? Kenapa pintar ngeles? Semakin mirip dengan Garry yang itu.'

"Terserah, Zee. Yang penting jangan nakal oke? Janji!"

Abel mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Zee.

Kebetulan sekali, saat itu ponsel Abel berbunyi. Abel langsung mengangkatnya begitu melihat nama Garry.

"Sedang apa?"

"Sedang bekerja dan menjaga Zee. Oh iya, bagaimana ceritanya nama papa Zee dan namamu sama? Apa jangan-jangan kamu—"

Hanya terdengar gumaman di ujung sana. "Oh iya, Izzy pilih baju pilihanku apa pilihanmu?"

"Pilihanku lah!"

Jawaban cepat Abel membuat Garry tertawa.

"Kenapa tertawa? Tidak percaya?!"

"Percaya, Sayang."

"A-apa kamu bilang?" Abel tergagap. Ia tak salah dengar bukan? Atau telinganya sedang bermasalah?

"Aduh Zee!" Abel memegangi rambutnya yang baru saja ditarik oleh Izzy. Ia segera memindahkan Izzy ke pangkuannya dan mengelus kepalanya pelan. Izzy terbiasa dengan perhatian Abel yang selalu tertuju padanya dan sepertinya anak itu merasa terabaikan sejak tadi.

(Not) YoursWhere stories live. Discover now