52. Pilihan yang Sulit

Start from the beginning
                                    

"Aku tidak menginginkan hal yang lain. Tolong, jauhi putraku," Titania menghapus air matanya dengan cepat. Lalu keluar dari ruangan itu. Berusaha menjaga ekspresinya agar terlihat semuanya tidak terjadi apa-apa.

Ratu Titania juga baru saja merendahkan dirinya dengan memohon pada Calista, yang hanya berstatus sebagai putri di Gardenia. Ratu Titania berharap, agar Tuhan mau membuka hati gadis itu. Karena Ash terlalu berarti baginya.

Sementara itu, Calista terdiam dengan ekspresi yang sama, tetap dingin. Semua yang Titania katakan adalah omong kosong! Karena Calista tidak akan pernah menjauhi Ash.

*****

Seharusnya semua berjalan lancar, seharusnya tidak ada yang menghalangi kebahagiaan Calista. Kebahagiaan yang begitu sangat singkat. Dan itu semua tidak adil. Apa kali ini takdir harus kembali disalahkan? Apa kali ini Calista yang harus disalahkan? Karena ia terlambat menyadari jika kebahagiaannya tak perlu dicari jauh-jauh, Ash berada di sampingnya yang dulu begitu ia abaikan.

Semuanya terasa hampa. Tawa yang baru saja terjadi, menghilang tak tersisa. Kebahagiaan yang sangat sedikit menciptakan kenangan singkat. Kini, Calista berada di ruang Ash. Iya, ruangan yang melarang dirinya masuk ke dalam.

Calista sebenarnya lupa jika ia bisa masuk dengan sihirnya bukan menerobos seperti yang ia lakukan pagi tadi. Uhh, bodohnya Calista yang tidak ingat jika ia punya sihir. Padahal ia bisa melakukan apa saja yang ia mau, termasuk menghilangkan dirinya dan berpindah ke tempat lain. Karena itu sihir yang paling mudah. Selebihnya ia masih amatir. Namun, kadang Calista melupakan jika dirinya bukan lagi manusia. Maksudnya Calista terlalu lupa menganggap dirinya memiliki darah penyihir hitam dalam tubuhnya.

Dan sekarang ketika ia melihat Ash, terbaring tak berdaya di atas ranjang. Dengan selimut yang menutupi sebahagian tubuhnya, wajahnya yang pucat pasi, apalagi suhu ruangan jauh lebih hangat dari biasanya. Melihat kondisi Ash, Calista tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya. Ia merasa kehilangan yang begitu besar, hampir sama seperti Niko meninggalkannya. Lalu mengapa ia merasa seperti itu? Bukankah waktu yang begitu singkat tidak bisa mengubah rasa benci menjadi kasih sayang dengan begitu cepat?

Calista menghela napas, ia tidak ingin lagi berpikir dan mengelak dari kenyataan bahwa yang sebenarnya ia masih peduli pada Ash. Jauh dari sebelumnya, ketika benci itu masih ada, ia juga peduli pada Ash. Ash yang terlalu sempurna untuk menjadi seorang kakak untuk seorang adik yang tak tahu diri seperti Calista. Calista bahkan tidak tahu kapan matanya mengeluarkan sesuatu yang akhir-akhir ini ia rasakan. Iya ... air mata. Dan ia menangis untuk ke sekian kalinya.

Kehilangan yang bahkan rasanya meremukkan semua organ yang berfungsi dalam tubuh Calista. Menghancurkannya begitu mendadak, dan terasa sangat sakit. Untuk ke sekian kalinya Calista merasa ia tak pantas hidup di dunia ini. Karena takdir, tidak mengizinkan jika sesuatu yang selalu berada di samping Calista, pada akhirnya akan selalu meninggalkannya. Semuanya pergi.

Langkah kaki Calista mendekati ranjang Ash semakin dekat, gadis itu memilih duduk diam di samping Ash dan mengenggam tangan kakaknya di pangkuan. Calista selalu ingat, pertama kalinya di usia yang belum dewasa, yang belum begitu mengerti situasi. Untuk pertama kalinya, ibunya meninggal karena menyelamatkannya. Kedua, Martha yang tidak bisa bertahan hidup sendirian dengan ejekan para bangsawan yang mencemoohnya. Ketiga, Niko yang terlalu bodoh menyelamatkan ayahnya, bahkan Calista pikir jika Aaron yang meninggalkannya ia tidak akan sesakit ini.

Malam masih sangat sunyi, tak ada yang bisa didengar kecuali bunyi binatang malam yang berisik, juga desiran angin malam yang berhembus dingin. Calista menghapus air mata di kedua pipinya. Mengelus tangan Ash yang begitu dingin digenggamannya. Lalu keempat, Calista yang terlalu bodoh percaya pada Keane yang mengkhianatinya. Dan sekarang Ash yang sakit, bahkan ia saja tidak tahu jika kakaknya sakit apa.

Destiny of the Flora [REVISI❤️] Where stories live. Discover now