46. Perang

2.8K 213 0
                                    

Detik di mana perang bermula. Mereka berlari, menerjang ke arah musuh mereka. Saling menyerang, menghindar dari lawannya. Saat itu kekacauan tak dapat dihindari lagi. Tujuan perang ini adalah menang, yang kalah akan menjadi pengecut yang akan dipermalukan.

Puluhan panah melayang ke udara, menancap pada dada musuh, tombak juga ikut melayang mendarat pada tubuh dan tanah. Kerajaan Gardenia tidak berhenti sampai di situ. Mereka menyerang dengan pedang satu tembasan yang membuat lawan rubuh di tanah. Raja Aaron yang masih berada di atas bukit belum turun tangan, karena ia menanti Raja Renan agar mereka berduet satu sama lain dengan adil. Raja Renan yang berada di seberang sana tengah menyeringai jahat. Memang pasukan Gardenia kalah jumlah dari pasukan Swqeuin yang meminta dua kerajaan lainnya untuk terlibat, Kerajaan Ansorena dan Kerajaan Tourmaline. Mereka tidak tanggung-tanggung dengan persedian senjata mereka. Mereka melepaskan meriam secara bersamaan dan membuat para prajurit Gardenia kewalahan. Menyerang dengan babibuta. Tanpa belah kasihan.

Calista yang melihat semua kejadian itu langsung turun dari atas bukit, bersama Mitzi. Ia memang pergi dengan serigala itu, Maurietta yang mengizinkannya membawanya. Maurietta juga mengirimkan beberapa pasukan yang akan membantu kerajaannya. Saat ia memberi perintah untuk menyerang, pasukan berkuda putih itu-pasukan utusan Maurietta - turun dan langsung menyerang musuh. Sebelumnya Calista sudah mengatakan harus bertarunng selayaknya manusia, tanpa sihir atau kekuatan.

Calista menghela napas, menatap kekacauan yang tak ada habisnya. "Ayo Mitzi, kita habisi mereka semua."

Selanjutnya Calista ikut turun ke medan perang.

Di berbagai sisi, Keane menyadari ada pasukan lain yang masuk ke pertempuran, ia juga tidak bisa menebak apa itu teman atau lawan. Begitu juga dengan Raja Aaron, Raja Renan, Niko, Ethan dan Nathan yang menyadari hal itu.

Namun, saat pasukan serba putih itu, membunuh pasukan kerajaan Swqeuin dan kerajaan sekutunya. Hal itu membuat pasukan kerajaan Gardenia mengerti siapa musuh ataupun teman.

Keane adalah orang pertama yang menyadari ada seorang dari pasukan putih itu yang mengenakan pakaian serba hitam, seseorang yang menunggangi jenis serigala yang langka. Matanya terus saja terfokus pada wajah orang itu, hingga tudung orang itu tersibak oleh angin. Ternyata seorang wanita yang dengan gagahnya menyayat leher lawan begitu cepatnya hingga meninggalkan di detik selanjutnya. Seakan ada firasat ada yang memandangi wanita itu, wanita itu menoleh dan Keane dapat melihat dengan sangat jelas Calista ada di sana. Mengotori tangannya dengan darah, membunuh musuh tanpa gentar dan hal itu membuat Keane juga ikut turun ke medan perang.

Disusul dengan Niko, Ethan dan Nathan yang menghabisi lawan setiap mereka melintasi lawan. Kekacauan itu tidak pernah berhenti. Puluhan panah tak ada habisnya kembali diluncurkan dari sisi Gardenia juga Swqeuin. Pelemparan batu yang sangat panas dari dua kubu lawan secara bersamaan membuat pasukan Gardenia maupun Swqeuin kewalahan dan mati saat itu juga.

Keane beberapa meter lagi hampir tiba ke tempat Calista. Ia berjuang keras untuk mendekati gadis itu, yang berani sekali membuat Keane hilang akal ketika beberapa waktu lalu latihan perang. Dan Keane semakin tidak menyangka Calista juga ikut berperang. Bagaimana jika nanti gadis itu terluka atau pun mati?

Keane sudah tidak peduli lagi jika ada beberapa prajurit musuh menebasnya yang beruntung ia tahan dengan cepat.

Niko yang berada tak jauh dari Keane terlihat sibuk dengan lima orang yang mengepungnya dengan bersamaan, beruntung ia mahir menghindar. Dan dalam sekejap lima orang itu mati tak tersisa.

Ethan dan Nathan, mereka juga sibuk dengan musuh mereka. Melakukan lebih kejam dari kepribadian mereka. Menusuk, menyayat dengan cepat lalu menusuk lagi seakan haus akan darah layaknya psikopat.

Destiny of the Flora [REVISI❤️] Where stories live. Discover now