3. Ingatan (REVISI❤️)

6.2K 393 4
                                    

9 tahun yang lalu.

Seorang gadis kecil, berlari menghampiri ibunya yang sedang duduk di gazebo istana. Gadis kecil itu adalah Calista.

Calista kecil sampai di depan ibunya-Bellva. Tangan mungilnya tersembunyi di belakang tubuh.

"Ibu, coba tebak apa yang Calie sembunyikan di belakang Calie?" Calista tersenyum pada ibunya, yang baru saja meminum teh.

Bellva berpura-pura berpikir.
"Emm, apa ya? Pasti tidak ada apa-apa?"

Calista terkekeh geli. "Salah."

"Emm, hadiah untuk ibu?"

"Salah."

"Mungkin, cincin permata?"

"Salah juga."

Bellva terus menebak, tetapi tebakan selalu salah. Hal itu membuat Calista kecil mulai cemberut.

"Tidak seru bermain dengan ibu, ibu tidak pintar." Bibir Calista terus manyun.

Bellva menangkup kedua pipi putrinya. Suaranya melembut. "Kalau ibu tidak pintar, berarti Calie harus memberitahunya pada ibu."

"Tidak. Calie lebih suka bermain dengan kakak Ash juga adik kembar. Mereka pintar menebak, tapi ibu tidak." Calista menggoyangkan kepalanya dengan berlebihan. Ekpsresi kesal terpatri jelas di wajahnya.

Bellva membelai rambut pirang Calista. Ia menghela napas, mencoba bersabar menghadapi tingkah putrinya.

"Itu tandanya Calie tidak perlu bermain bersama ibu, ibu rasa Calie juga tidak punya teman karena kakak Ash dan adik kembar, juga ayah dan ibu Titania sedang berlibur."

Calista cemberut lucu, wajahnya yang bulat membuatnya semakin imut. Perlahan ia mulai mengeluarkan tangannya di belakang punggung, dengan ragu Calista mengulurkan tangan ke arah ibunya, membukanya. Mata Calista terbelalak begitu melihat tidak ada apa-apa di genggamannya.

"Well, seperti yang ibu bilang, Calie tidak menyembunyikan apa-apa." Bellva berujar santai lalu kembali menyesap teh yang mulai dingin.

Mata Calista berkaca-kaca.

"Calie tidak berbohong, tadi Calie mengenggamnya dengan erat supaya tidak kabur," lirihnya.

"Dan apa yang sedang Calie sembunyikan?" Bellva menatap putrinya.

Terdengar isakan dari bibir mungil Calista. "Tadi ada, sekarang tidak ada."


"Apa yang tidak ada, sayang?" Bellva meraih putrinya ke dalam pelukan.

Calista menangis dalam pelukan ibunya, tangannya menggosok mata sembari menghapus air mata. "Tadi Calie menangkap kunang-kunang. Calie memukulnya agar dia mati dan tidak bisa kabur," Calista terisak lagi, "Tapi mungkin dia hidup lagi, dan akan membalas dendam kepada Calie, lalu Calie yang akan mati."

Bellva berusaha keras menahan senyuman di sudut bibirnya. Tangannya terus mengelus kepala putrinya, berusaha menenangkannya. "Siapa yang mengatakan hal itu padamu, sayang?"

Destiny of the Flora [REVISI❤️] Where stories live. Discover now