15. Tolong (REVISI ❤️)

3.9K 271 0
                                    

Udara berhembus dengan suhu rendah. Air berupa titik-titik turun dari langit gelap membasahi permukaan tanah hingga menjadi lembab. Angin berubah arah tiap langkahnya menjadi cepat seolah mendorongnya yang sedang melarikan diri. Tapi itu sekarang tidak menjadi masalah. Karena yang harus Calista lakukan hanya perlu berlari sejauh mungkin.

Ceritanya panjang. Calista hanya mencoba kabur dari istana, mencoba memaksa tubuhnya agar tidak berkhianat lagi. Saat dirinya ketahuan oleh orang yang sangat ingin ia hindari, Keane mendapatinya saat Calista mencoba kabur dari benteng timur setelah ia mengecohkan beberapa pengawal. Niko, pegawalnya bahkan tidak tahu hal ini.

Hal yang ingin Calista lakukan adalah berlari ke mana pun, asal jangan sampai tertangkap oleh Keane, jika bisa ia menghilang dari bumi ini. Karena Keane dan Calista sepertinya tidak akan cocok menjadi pasangan. Jika ia ditangkap, kemungkinan besar dirinya akan disidang oleh ayahnya.

"Calista! Berhenti!"

Calista berhasil menuruni benteng istana dari tangga yang sengaja, secara diam-diam ia meminta Niko untuk menaruhnya di sana. Dan Niko tidak bertanya apa pun kegunaan tangga itu.

"Calista, jangan lari!" Keane berujar saat ia juga ikut menuruni tangga.

Calista tidak peduli, yang jelas ia hanya pergi ke mana pun sekarang. Ia menarik tudungnya berlari memasuki kota yang tak terlalu jauh dari jaraknya sekarang. Ia berlari ke alun-alun kota. Tapi ia juga melihat Keane tetap mengejarnya. Calista berlari ke arah pasar yang dipadati penduduk, ia lalu mengambil tudung dari toko jalanan saat si penjual sibuk dengan pembelinya. Mengantikan tudung merah sutranya dengan tudung murahan berwarna abu-abu. Lalu Calista berjalan pelan-pelan saat arus pasar di malam hari memadat, berjalan sepelan mungkin, berbaur bersama rakyat yang tidak tahu jika ia adalah seorang putri.

Jelas, Keane kehilangan jejak Calista, lelaki itu memakai tudung berwarna hijau lumut, menutup kemungkinan, jika orang tahu ia adalah seorang Pangeran yang mencari Putri kerajaan yang kabur. Mata Keane menyapu setiap sudut pasar, saat melihat ada pergerakan dari seseorang bertudung abu-abu tak jauh di depan sana. Seolah mengenali postur tubuhnya yang familiar, Keane memutuskan untuk mengikuti seseorang itu. Perlahan langkahnya menyelinap di antara banyaknya penduduk. Rasanya ia yakin dengan intuisinya jika orang yang ia memang Calista. Sepatu bot hitam kasar terbuat dari kulit, jelas terlihat milik Calista dan Keane yakin ia tidak akan pernah salah.

Calista menghela napas lega. Ia yakin Keane tidak akan mengikutinya sampai di sini. Ia melepaskan tudungnya. Suasana malam yang lembab yang tidak berhenti menurunkan rintik-rintik kecil membuat Calista berjalan masuk ke dalam gang sempit, yang akan membawanya sebuah danau dekat hutan.

Lentera yang baru saja dibelinya, menuntun gadis itu memberi cahaya terang pada suasana gelap gulita pada gang itu. Sebenarnya Calista ingin masuk ke hutan, tapi hutan saat malam cukup berbahaya. Calista memutuskan pergi di pembatasan hutan yang terdapat sebuah danau dikenal dengan nama 'Wilgsty'. Air danau itu pasti terasa sangat dingin  jika menyentuh tubuh Calista. Calista berhenti tepat di bangku yang terbuat batu yang hampir melapuk dan kasar, menghadap langsung ke danau. Gadis itu mengabaikan rintik hujan yang terus membasahinya.

Calista menghela napas. Ia lega sekali karena Keane tidak mengejarnya lagi pasti lelaki itu kehilangan dirinya saat ia menukar tudung tadi.

Angin berhembus nakal membuat anak rambut Calista yang dibiarkan tergerai terayun-ayun ke sana kemari. Sementara dingin membelai pipinya yang terbuka, juga rintik hujan yang hampir mereda.

Calista baru saja akan menutup mata. Sesaat kemudian mendengar suara siulan dari arah belakangnya, disusul dengan suara yang menjijikan.

"Wahh..., ada gadis cantik di sini," kata salah satu dari lima orang itu. Lelaki tua yang berbadan paling besar di antara semuanya.

Destiny of the Flora [REVISI❤️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang