Kavin Gerero || Kau Milikku

7K 126 2
                                    

SIAP BAPER?
SIAP GIGIT BANTAL?
SIAP SENYUM SENDIRI?
TARIK NAPAS..... BUANG!
SIAPKAN HATI YANG KUAT WAHAI PARA JOMLO:(

[ps: Jadi cerita ini dibuat dimana pembaca yang akan menjadi tokoh utama. Ketika menemui kata (Namakamu) maka disitu nama kamulah yang disebut.
Begitupula dengan kata (Nam) maka nama kamu dipanggil setengah.
Ex: (Namakamu)    > Soya
       (Nam)                  > Soy

HAPPY READING!

✨❇✨

Mungkin banyak orang berpikir jika mempunyai pacar yang tampan adalah impian, idaman dan dambaan seluruh gadis. Ku akui itu memang benar. Tapi bagiku, mempunyai pacar yang selalu dilirik oleh segerombolan gadis-gadis cantik saat berpapasan dengan mereka dan aku harus rela menambah ekstra kesabaran dalam diriku. Itu... luar biasa sulit.

"Ger, kamu kok malah senyum balik kemereka sih?" tanyaku dengan raut wajah sebal sembari mendongak menatap Gere dari samping.

Sedangkan Gere, cowok yang sudah menjadi pacarku selama hampir satu tahun itu kini malah terkekeh tanpa menoleh kearahku. Sebal? tentu saja.
"Kok malah ketawa sih? aku serius loh ini!" ujarku tak sabaran dengan bibir semakin dimajukan sebab kesal.

Hari ini malam minggu, Gere sengaja mengajakku ke sebuah pasar malam tanpa perjanjian terlebih dulu. Karena kesengajaannya tersebut, aku hanya memakai celana jeans hitam serta kaos putih yang kulapisi dengan cardigan berwarna merah maroon. Rambutku kuikat cepol keatas dengan menyisakan beberapa anak rambut disetiap sisi wajah. Bodo amat kalau-kalau wujudku nampak terlihat seperti gembel, nyatanya aku nyaman begini.

"Senyum kan ibadah bee," jawab Gere yang kini berhenti di depan penjual permen kapas.

Bee adalah panggilan sayangnya kepadaku. Sedangkan aku tidak punya panggilan sayang kepadanya. Serius!
Aku lebih suka memanggilnya dengan nama langsung. Jika sedang manja saja aku akan memanggilnya dengan kata 'Sayang' itupun mati-matian aku menahan geli terhadap panggilanku sendiri kepadanya.
Anggap saja aku jijik dengan hal yang berbau 'alay' nan berlebihan.

"Mau beli?" tanya Gere menatapku  sembari menunjuk salah satu permen kapas berwarna pink yang sudah dibungkus plastik memanjang.

Sontak aku mengangguk antusias. Siapa yang bisa menolak jajanan sederhana namun bisa membuat hati bahagia.

"Bang, beli satu yang ini ya."
Gere menunjuk satu permen kapas dan langsung diambilkan oleh sang penjual. Setelahnya ia membayarnya dengan uang sepuluh ribuan.

Aku tersenyum senang menatap Gere sembari menggenggam permen kapas yang sudah dibuka bungkusnya.

Manis, itulah yang aku rasakan saat ujung lidahku mencicipinya.

"Suka?" tanyanya membuatku mengangguk antusias.

Gere kembali mengajakku berjalan berkeliling lagi. Rasa-rasanya aku malas jika nanti harus pulang dan besok kembali ke sekolah. Tugasku menumpuk, dan aku malas mengerjakannya. Ditambah saat melihat Gere sedang berlatih basket bersama teamnya, disana akan banyak para murid perempuan berteriak memanggil nama Gere dengan wajah sok imut. Seperti; "Gere! semangat sayang!" hell, bahkan aku jarang memanggilnya dengan kata 'sayang' saat bersamanya. Lagi;  "Gere tampan aku padamu!" what the fuck, demi apa pun aku benci dengan perempuan itu. Dan lagi; "Gere i love you so much babe!!" mati saja itu yang berteriak kencang tanpa tahu malu. Mereka semua amnesia apa gimana sih? sudah tahu Gere pacarku, masih saja menggoda. Idiot!

IMAGINE BOYFRIENDWhere stories live. Discover now