30

5.3K 347 28
                                    

Pagi ini aku berdiri di depan parkiran sekolah dengan wajah menebak-nebak. Siapa ya yang ada di dalam mobil suv hitam yang masih mengkilat dan kelihatan baru itu?

"Ngapain beibh?" Datang-datang Kak Dimas langsung merangkul dan memberikan sebuah ciuman hangat di pipiku. "Keren juga tuh mobil. Jangan bilang kalo itu mobil baru lo beibh?"

Aku refleks menyikut perut Kak Dimas. Kalo bicara kok suka asal aja.

"El...!!" Ika melambai padaku. Dia bergegas menghampiriku dengan beberapa temanku yang lain.

"Buruan ganti baju, udah giliran kelas kita praktek nih!" Tukas Heri.

"Aku kok penasaran sama pemilik mobil ini ya?" Kataku pelan.

"Itu mobilku, El.."

Sebelum aku menoleh, Utie udah berdiri di hadapanku. Dengan senyumnya yang sangat mempesona.

"Utie..."

Utie mengulas senyum. Lalu ia mengetuk-ngetuk kaca mobilnya itu. Dan tak berselang lama, pintu itupun terbuka. Dua anak cewek yang sama gendutnya seperti Utie, turun dari dalamnya.

"El, mereka ini adik-adiku."

"Ohh -- haii..." Aku menyapa agak kaku.

"Terima kasih untuk semua bantuannya, Kak El." Kedua anak perempuan itu setengah membungkuk padaku. Kulihat mata keduanya juga agak berkilauan.

"El, aku ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya padamu.." Utie menitikkan air matanya.

Tapi aku rasa, kali ini bukan air mata kesedihan yang sedang diperlihatkannya itu.

"Maaf,  kalau aku belum bisa membalas semua kebaikanmu, El.."

Sedetik kemudian, Utie dan kedua adiknya memelukku erat sekali. Kurasakan tubuh mereka bergetar, dan juga kudengar suara isak tangis dari ketiganya.

"Aku harus pergi, El.."

"Pergi kemana, Utie?"

"Aku mendapat undangan magang di youtube, El.."

Mataku membelalak. "Di San Bruno? Seriusan, Tie?"

Utie mengangguk dengan air matanya yang masih mengalir.

"Tapi, Tie. Bukannya sekarang ini kamu udah dikenal banyak orang di negara ini?"

"Aku memang suka menyanyi, El. Tapi bisa bergabung dengan keluarga besar youtube, adalah impianku dari kecil."

Aku gak bisa memaksa Utie juga. Soalnya waktu kecil pun aku membayangkan kalau impianku adalah bisa bersekolah di Hogwarts. Dan berteman dengan harry potter. Tapi ternyata, aku lebih suka merawat ternak dan mengurus perkebunan anggur milik grandma. Dan sekarang, aku malah menjadi siswa sekolah kejuruan di Indonesia.

Sungguh aneh kan dengan cita-cita dan impian itu?

"Sudahlah, jangan hiraukan dia lagi, Utie! Bikin lama aja..!"

Sebuah suara terdengar dari dalam mobil suv hitam itu.

Aku memiringkan kepalaku.

Dan wajahku berubah masam ketika aku tahu siapa orang yang barusan bicara dengan sangat kurang ajar itu.

"Apa-apaan ini?!!"

Dia -- maksudku Kak Elmo dengan gayanya yang sok-sok'an malah ngerangkul Utie. Mana pake kaca mata hitam gede banget lagi! Gayanya bikin aku mau muntah aja!

"Liat cincin ini lilbro.." Kak Elmo memperlihatkan cincin perak yang melingkar di jari manisnya dan juga jari manis Utie. "Kita udah tunangan loh."

Ayah&Papa [Finale]Where stories live. Discover now