1

18.5K 511 15
                                    

Oke. Sekarang aku akan bersikap senormal dan sebiasa mungkin. Aku  anggep aja orang itu -- maksudnya Mas Vino -- gak ada di rumah ini.

Dan seperti biasanya --- cuma ada aku dan para pelayannya papi, di rumah ini.

"Baru mau berangkat nih.."

Jantungku hampir aja mau copot saat orang itu keluar dari lounge dengan celana pendek dan kaos tanpa lengannya.

"Selamat pagi, Den El."

"Selamat pagi juga..!" Jawabku riang. Oke. Aku gak boleh liat matanya. Aku anggep aja dia itu transparan. Gak terlihat.

"El..."

Deg..!!

Aku gak tahu maksudnya apa dengan mengangkat kedua tangannya itu ke belakang kepalanya. Mau gak mau akupun menoleh kepadanya.

"Hhahaa, udah bisa Mas tebak. Pasti kamu kangen ndusel-ndusel di ketiak Mas yang seksi dan harum ini kan?"

Emang! Tapi aku kan gak mungkin ngomong blak-blakan langsung sama dia.

"Pak Kepala, roti yang biasanya udah disiapin?"

"Hheee..." Mas Vino meraih lenganku. "Beneran gak kangen nih?"

"Iya-iya aku kangen sama Mas Vino! Puas?!!"

Mas Vino tersenyum lebar. "Gitu dong, adekku yang manis."

Beberapa pelayan yang melihat tingkah kami berdua, sampai senyum-senyum sendiri.

"Gue sama El ini udah lama kenal. Dan dia udah gue anggep kayak adek gue sendiri."

"Wahh, kalo diliat-liat emang Tuan Muda sama Den El agak mirip ya.."

Pipiku menggelembung. "Enak aja! Masa aku disamain sama orang gak jelas ini?!"

"Hei-hei!" Mas Vino mengapit leherku diketiaknya. "Kata daddy, mulai pagi ini gue yang akan anter jemput lo ke sekolah."

"Enggak mau ahh..!!"

"Terserah aja. Pokoknya daddy udah setuju kok. Yuk..."

"Den El ini rotinya..." Pak Kepala Koki sampai harus menyusulku yang udah diculik paksa sama Mas Vino.

"Makasih ya, Pak!"

"Sama-sama, Den."

Mas Vino itu bener-bener kasar! Dia terus membawa aku sampai ke teras depan dengan cara yang enggak wajar!

"Hehe..." Mas Vino cengengesan. Akhirnya dia melepaskanku juga.

Dia menatapku dengan satu alis terangkat. "Kenapa diciumin gitu, huh?"

Aku membuang muka. Kalau sampai seragam aku bau keteknya dia, bisa malu nanti aku di sekolah.

"Yeeeuu, dasar!" Mas Vino menarikku ke dalam rangkulannya. "Padahal dulu kan kamu yang paling suka sama ketek aku ini.."

"Huh, itu kan dulu!Sekarang udah enggak! Soalnya Mas Vino udah jelek!"

"Apa kamu bilang?!! Awas ya!! Mas perkosa kamu sampai babak belur!!"

Mas Vino menggelitiku sampai mataku berair. Lalu dia menggendongku hingga ke dalam mobilnya.

"Gak mau naik mobil! Bisa telat nanti aku!"

"Gak usah berisik anak kecil!"

Aku pun duduk dengan perasaan jengkel. Terserah aja deh dia mau ngapain juga. Yang penting aku bisa sampai di sekolah dengan selamat dan tepat waktu.

Tuk.. Tuk..

Mas Vino yang udah duduk nyaman di balik kemudinya, lantas membuka kaca jendelanya.

Ayah&Papa [Finale]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin